Permasalahan keberagaman kemampuan peserta didik dalam pembelajaran matematika di kelas XI-4 SMA Negeri 1 Samarinda menyebabkan ketimpangan partisipasi siswa selama kegiatan belajar, terutama ketika diterapkan diskusi kelompok heterogen. Siswa berkemampuan tinggi cenderung mendominasi, sementara siswa berkemampuan sedang dan rendah menjadi pasif. Hal ini berdampak pada rendahnya keterlibatan dan pencapaian hasil belajar secara merata. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar matematika melalui implementasi pendekatan Teaching at the Right Level (TaRL) yang dipadukan dengan strategi diferensiasi proses dan konten. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kurt Lewin yang terdiri dari empat tahapan: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah 37 peserta didik kelas XI-4, sedangkan objek penelitian adalah proses pembelajaran matematika pada materi statistika regresi. Instrumen yang digunakan berupa asesmen diagnostik kognitif untuk pemetaan awal kemampuan siswa, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berdiferensiasi, serta asesmen formatif untuk mengukur hasil belajar tiap siklus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan tes, kemudian dianalisis secara deskriptif untuk melihat peningkatan capaian belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan signifikan dalam keterlibatan dan hasil belajar siswa setelah penerapan TaRL. Jumlah siswa dalam kategori “kurang” menurun drastis, sementara kategori “baik” dan “sangat baik” meningkat pada siklus II. Refleksi tindakan menunjukkan bahwa pengelompokan homogen berbasis kemampuan awal, disertai LKPD yang disesuaikan, mampu menciptakan pembelajaran yang inklusif, adaptif, dan responsif terhadap kebutuhan belajar siswa. Implikasi dari penelitian ini menguatkan pentingnya pembelajaran berdiferensiasi sebagai pendekatan yang berkeadilan dan mampu mengoptimalkan potensi peserta didik secara merata.