Viyo , Kornelius I.
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KESADARAN AKAN IDENTITAS MAKHLUK SOSIAL DALAM DIRI MANUSIA UNTUK MEMBANGUN PERSAUDARAAN DAN DIALOG “TANPA BATAS”: Refleksi Kritis tentang Persaudaraan dan Persahabatan Sosial dalam Ensiklik Fratelli Tutti Viyo , Kornelius I.; Simanullang, Gonti; Septiandry, Robertus
LOGOS Vol. 21 No. 1 (2024): Januari 2024
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/logos.v21i1.3415

Abstract

Kenyataan pada diri manusia sebagai makhluk sosial harus disadari sebagai sebuah identitas yang melekat dalam diri manusia. Melalui kenyataan dan kesadaran ini, manusia dituntut untuk membangun persaudaraan “tanpa batas”. Bukan lagi melihat siapa manusia dalam batas kelompok tertentu, tetapi menyadari bahwa ia manusia yang memiliki hakekat yang sama di hadapan Pencipta. Persaudaran yang terbuka akan sekat-sekat dalam kehidupan manusia, memberi peluang berharga untuk terciptanya perdamaian. Karena persaudaraan tersebut, manusia diberi tanggungjawab untuk berjalan bersama dalam menciptakan perdamaian. Sinodalitas menjadi hal penting dalam diri manusia terlepas dari kesadaran akan identitas diri sebagai makhluk sosial. Inilah sebuah perubahan dari karakter diri manusia yang mementingkan diri sendiri menjadi manusia dalam hakikatnya sebagai makhluk sosial.
KESADARAN AKAN IDENTITAS MAKHLUK SOSIAL DALAM DIRI MANUSIA UNTUK MEMBANGUN PERSAUDARAAN DAN DIALOG “TANPA BATAS”: Refleksi Kritis tentang Persaudaraan dan Persahabatan Sosial dalam Ensiklik Fratelli Tutti Viyo , Kornelius I.; Simanullang, Gonti; Septiandry, Robertus
LOGOS Vol. 21 No. 1 (2024): Januari 2024
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/logos.v21i1.3415

Abstract

Kenyataan pada diri manusia sebagai makhluk sosial harus disadari sebagai sebuah identitas yang melekat dalam diri manusia. Melalui kenyataan dan kesadaran ini, manusia dituntut untuk membangun persaudaraan “tanpa batas”. Bukan lagi melihat siapa manusia dalam batas kelompok tertentu, tetapi menyadari bahwa ia manusia yang memiliki hakekat yang sama di hadapan Pencipta. Persaudaran yang terbuka akan sekat-sekat dalam kehidupan manusia, memberi peluang berharga untuk terciptanya perdamaian. Karena persaudaraan tersebut, manusia diberi tanggungjawab untuk berjalan bersama dalam menciptakan perdamaian. Sinodalitas menjadi hal penting dalam diri manusia terlepas dari kesadaran akan identitas diri sebagai makhluk sosial. Inilah sebuah perubahan dari karakter diri manusia yang mementingkan diri sendiri menjadi manusia dalam hakikatnya sebagai makhluk sosial.