Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Evaluasi Tingkat Kepatuhan Penggunaan Obat Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Tilango Teti Surriyati Tuloli; Faramita Hiola; Muhammad Taupik; Ariani H. Hutuba; Panu, Karmila; Rasdianah, Nur
Journal of Community and Clinical Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2025): Volume 2, Number 2, 2025
Publisher : Jurnal Literasi Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70075/jccp.v2i2.180

Abstract

Kepatuhan adalah tingkat seseorang dalam melaksanakan suatu aturan yang disarankan. Tingkat seseorang dalam melaksanakan perawatan, pengobatan, dan perilaku yang disarankan oleh perawat, dokter, atau tenaga kesehatan lainnya. Kepatuhan berobat memiliki arti sejauh mana seseorang minum obat, mengikuti diet, dan menjalankan perubahan gaya hidup sesuai dengan rekomendasi dari penyedia layanan kesehatan. Faktor penyebab ketidakpatuhan minum obat yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kepatuhan obat pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Tilango dan menganalisis hubungan antara karakteristik responden dengan kepatuhan minum obat, menggunakan kuesioner MMAS-8 terhadap 97 responden. Jenis penelitian ini adalah deskriptif observasional dan pengambilan data dilakukan dengan teknik purposive sampling. Berdasarkan evaluasi tingkat kepatuhan penggunaan obat pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Tilango dengan metode MMAS-8 termasuk dalam kategori rendah. Berdasarkan karakteristik pasien, ada hubungan antara usia dengan kepatuhan minum obat yaitu dengan nilai p=0,000 (p<0,005) artinya ada hubungan yang signifikan. Sedangkan pada jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan tidak ada hubungan yang signifikan dengan nilai p(>0,005).
Evaluasi Tingkat Kepatuhan Penggunaan Obat Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas Tilango Teti Sutriyati Tuloli; Faramita Hiola; Muhammad Taupik; Ariani H. Hutuba; Panu, Karmila
Journal of Community and Clinical Pharmacy Vol. 2 No. 3 (2025): Volume 2, Number 3, 2025
Publisher : Jurnal Literasi Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70075/jccp.v2i3.197

Abstract

Kepatuhan adalah tingkat seseorang dalam melaksanakan suatu aturan yang disarankan. Tingkat seseorang dalam melaksanakan perawatan, pengobatan, dan perilaku yang disarankan oleh perawat, dokter, atau tenaga kesehatan lainnya. Kepatuhan berobat memiliki arti sejauh mana seseorang minum obat, mengikuti diet, dan menjalankan perubahan gaya hidup sesuai dengan rekomendasi dari penyedia layanan kesehatan. Faktor penyebab ketidakpatuhan minum obat yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kepatuhan obat pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Tilango dan menganalisis hubungan antara karakteristik responden dengan kepatuhan minum obat, menggunakan kuesioner MMAS-8 terhadap 97 responden. Jenis penelitian ini adalah deskriptif observasional dan pengambilan data dilakukan dengan teknik purposive sampling. Berdasarkan evaluasi tingkat kepatuhan penggunaan obat pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Tilango dengan metode MMAS-8 termasuk dalam kategori rendah. Berdasarkan karakteristik pasien, ada hubungan antara usia dengan kepatuhan minum obat yaitu dengan nilai p=0,000 (p<0,005) artinya ada hubungan yang signifikan. Sedangkan pada jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan tidak ada hubungan yang signifikan dengan nilai p(>0,005).
Pencegahan Mata Kering dan Penggunaan Sediaan Tetes Mata Masyarakat Desa Monano: Dry Eye Prevention and Use of Artificial Tears Eye Drops Monano Community Fika Nuzul Ramadhani; Ariani H. Hutuba
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 10: Oktober 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i10.8211

Abstract

Sindrom mata kering atau dry eye syndrome (DES) adalah suatu kondisi penyakit mata yang disebabkan oleh banyak faktor meliputi permukaan okular, ditandai dengan rusaknya homeostasis lapisan air mata dan gejala okular dikarenakan ketidakstabilan lapisan air mata, hiperosmolaritas dan inflamasi permukaan okular, berserta adanya abnormalitas dari neurosensoris. Sosialisasi yang dilakukan dengan tujuan menambah pengetahuan masayarakat agar dapat mengerti pencegahan DES dan tahap-tahap menggunakan obat tetes mata yang baik dan benar, terbukti efektif mencegah terjadinya DES. Hasil studi menunjukkan pemberian edukasi berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pengetahuan. Berdasarkan observasi yang dilakukan, pengetahuan akan DES serta penggunaan obat tetes pada kelompok masyarakat di Desa Monano masih rendah. Masyarakat Desa Monano juga masih banyak yang mengacuhkan DES yang mengakibatkan komplikasi seperti infeksi mata, kerusakan korena dan gangguan pengelihatan. Program penyuluhan pencegahan DES ini bertujuan untuk mencegah komplikasi DES pada masyarakat dengan membagikan leaflet mengenai pengetahuan untuk pencegahan DES beserta edukasi mengenai cara penggunaan tetes mata. Edukasi dilakukan menggunakan media leaflet dengan menerangkan materi DES, penyebab serta pencegahannya dan cara penggunaan tetes mata. Pengenalan dilakukan dengan menyebutkan tahapan penggunaan sediaan tetes mata. Masyarakat diberikan materi mengenai pencegahan DES serta praktik penggunaan sediaan tetes mata agar dapat mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat setelah dilakukan edukasi. Diakhir materi masyarakat quesioner untuk melihat perbedaan sebelum dan setelah pemberian edukasi. Kesimpulan pada kegiatan pengabdian ini adalah program sosialisasi pencegahan mata kering (dry eye) dan penggunaan sediaan tetes mata memberikan gambaran serta informasi mengenai obat-obatan pada masyarakat sehingga masyarakat dapat mencegah DES serta lebih mengetahui cara penggunaan sediaan tetes mata.