Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Upaya Peningkatan Kinerja Usaha Kecil Riana Enny Widayanti; Sambudi Hamali; Salman Maulana
Jurnal Pariwisata Vol 5, No 3 (2018): Jurnal Pariwisata
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.781 KB) | DOI: 10.31294/par.v5i3.4440

Abstract

Penelitian ini dilakukan pada pengrajin gerabah di desa Sitiwinangun. Sitiwinangun merupakan desa penghasil gerabah yang lokasinya terletak di kecamatan Jamblang, di wilayah Kasultanan Cirebon. Pada tahun 1970-an, gerabah desa Sitiwinangun mengalami masa kejayaannya, dimana permintaan datang dari Jepang, Belanda, dan negara maju lainnya. Namun seiring berjalannya waktu, saat ini kerajinan gerabah di desa Sitiwinangun mengalami mati suri, hal ini terjadi pasca peralatan rumah tangga berbahan plastik dan semen menggantikan gerabah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengeksplorasi faktor-faktor penunjang dan penghambat kerajinan gerabah Desa Sitiwinangun serta bagaimana meningkatkan kinerja pengrajin gerabah Desa Sitiwinangun. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, teknik pengumpulan data melalui observasi, dan wawancara. Wawancara dilakukan terhadap tiga nara sumber. Data dianalisis dengan analisis eksploratif deskriptif. Faktor-faktor penunjang kerajinan gerabah desa Sitiwinangun, diantaranya memiliki nilai edukasi, budaya dan sejarah, memiliki motif dan model yang berbeda dari daerah lain dan tidak mudah pecah. Faktor-faktor penghambat diantaranya, kurangnya bahan baku karena keterbatasan lahan, desain monoton dan kurang pemasaran. Upaya untuk meningkatkan kinerja pengrajin gerabah Desa Sitiwinangun dapat dilakukan dengan penerapan pemasaran kewirausahaan dan interfirm linkage.
PERANCANGAN STOOL DENGAN SISTEM KNOCKDOWN BAGI PENGUNJUNG CAFÉ JCO adisti ananda yusuff; Salman Maulana
Gestalt : Jurnal Desain Komunikasi Visual Vol 2 No 2 (2020): Gestalt : Jurnal Desain Komunikasi Visual
Publisher : Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/gestalt.v2i2.64

Abstract

Maraknya café sebagai tempat berkumpul dan bersosialisasi sudah menjadi hal yang lumrah bagimasyarakat kota Jakarta. Salah satu café yang menjadi tempat favorit bagi kaum milenial diantaranya adalahJCo , Fasilitas yang penting yang ada di JCo café adalah fasilitas duduk, karena fasilitas duduk merupakanpoin penting didlam sebuah café. Sebagian besar waktu para pengunjung yang dating dihabiskan untukduduk di fasilitas duduk / stool yang disediakan. Namun keterbatasan ruang dan tempat yang ada pada saatini biasanya tidak terlalu besar, sehingga dibutuhkan stool yang memiliki system knockdworn agara apabilastool sudah tidak diperlukan dapat dengan mudah dilepas dan disimpan dengan rapi dan hemat tempat. Untuk itulah penelitian yang berjudul “Perancangan Stool Dengan Sistem KnockDown Bagi PengunjungCafé JCo” dibuat, dengan tujuan untuk memberikan masukan dan menciptakan sebuah produk alternatifyang mampu menciptakan sebuah peluang usaha nantinya, sehingga para desainer terus ber inovasi untukmengembangkan produk yang inovatif dengan menerapkan material yang tepat sebagai solusi strategidesainer dalam menciptakan sebuah produk. Manfaat penelitian ini untuk menjadi referensi baik bagi parapelaku usahan maupun bagi para desainer sebagai referensi alternativ produk yang ada sesuai dengan targetkonsumennya, pada kasus ini adalah café JCo.
PEMBELAJARAN PENGENALAN RASA PADA FOTOGRAFI Zahar, Iwan; Wahyudi, Tri; Maulana, Salman
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 10, No 02 (2023): Jurnal Pengabdian Masyarakat Abdimas
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/abd.v10i02.7252

Abstract

Pembelajaran pengenalan rasa termasuk jarang dilakukan untuk  fotografer di luar  perguruan tinggi dan diadakan melalui webminar dan ulang tahun Komunitas Lubang Jarum yang ke 20.   Metode yang digunakan berupa survey melalui google form dan grup diskusi.  Hasil dari survey melalui google form secara dominan rasa sedih dan kasihan sekitar 48,6%, rasa takut 14,7%, rasa sunyi 29%. Pengenalan rasa yang berupa rasa yang umum seperti gembira, marah, depresi, feminism, sakit, kedamaian tidak menimbulkan kesulitan selama pelatihan dan peserta dapat memahaminya selama Tanya jawab.  Pelatihan rasa ini perlu ditingkatkan dan dikembangkan dengan pemahaman rasa yang tidak hanya bersifat umum, tetapi lebih mendalam lagi.  Pelatihan ini akan meningkatkan pelatihan rasa dan berfikir kritis dengan pemahaman terhadap foto.  
REFLEKSI MODEL KRITIK FOTO DAN MODEL RESPONSE PADA MODEL PENCIPTAAN Zahar, Iwan; Mustaqim, Karna; Maulana, Salman; Wahyudi, Tri; Damayantie, Irma
specta Vol 9, No 1 (2025): Specta: Journal of Photography, Arts, and Media
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/specta.v9i1.15547

Abstract

Model kritik Feldman dan Barrett mengulas elemen seni, prinsip seni, gaya fotografi beserta konteks sosial politik, budaya, sedangkan model response untuk menangkap emosi dan pengalaman dari fotografer yang membuat. Apakah penggunaan model kritik dan model response ini akan berpengaruh pada saat penciptaan fotografi? Penulisan ini menggunakan practice-lead research dari Nelson dan wawancara tidak berstruktur dan mendalam dilakukan terhadap Oscar Motuloh dan Kusnadi untuk mengetahui proses penciptaan foto. Penciptaan foto yang dilakukan menggunakan model practice-lead research dari Nelson. Refleksi dengan model kritik Feldman dan Barrett dan response memengaruhi insight dan intuisi saat penciptaan fotografi terutama pada refleksi know what dan know-that dari model Nelson. Pengalaman estetika dan kognitif dalam merespons baik terhadap karya foto sendiri maupun karya fotografer yang menjadi inspirasi merupakan hal penting dalam penciptaan foto. Latar belakang fotografer dan jenis pekerjaan, pemilihan lokasi pemotretan, pengalaman estetika dan kognitif, konsep pendekatan pada tema memengaruhi proses penciptaan. Ulasan kritik foto yang merupakan kegiatan akademis atau know-that dalam model proses penciptaan Nelson merupakan hal yang penting dilakukan saat refleksi. Walaupun demikian, metode response dari Minor White lebih praktis digunakan untuk merefleksi interaksi fotografer dengan objek foto baik karya sendiri maupun karya fotografer lain. Reflection on the Photo Criticism Model and the Response Model in the Creative Practice Model. Feldman’s and Barrett’s models of photographic criticism examine elements and principles of art, photographic style, and sociopolitical and cultural contexts, while the response model seeks to capture the emotional and experiential dimensions of the photographer. This study explores whether the application of both criticism and response models influences the photographic creation process. Employing Nelson’s practice-led research framework, the study incorporates in-depth, unstructured interviews with photographers Oscar Motuloh and Kusnadi to gain insights into their creative processes. The photo creation process follows Nelson’s model, with reflections guided by Feldman’s and Barrett’s criticism frameworks and the response model. These reflections significantly shape insight and intuition during the creative process, particularly concerning Nelson’s "know what" and "know-that" dimensions. Aesthetic and cognitive experiences, both in responding to one's work and inspirational works by others, are essential to photographic creation. Factors such as the photographer’s background and profession, the choice of shooting location, and the thematic approach all influence the creative process. Critical review, which has been understood as a form of academic reflection or "know-that" in Nelson’s framework, plays a vital role in refining photographic practice. Nonetheless, Minor White’s response method proves more practical for reflecting on a photographer’s interaction with subjects, whether in their work or that of others.
Fotografi Kontemplatif Tibet:: Bermeditasi Dengan Fotografi Kehidupan Sehari Hari Zahar, Iwan; Maulana, Salman; Wahyudi, Tri
Retina Jurnal Fotografi Vol 4 No 1 (2024): Retina Jurnal Fotografi
Publisher : Lp2mpp Isi Denpasar - Ps. Fotografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/rjf.v4i1.2842

Abstract

Fotografi kontemplatif Tibet ini relatif baru di Indonesia dengan adanya perkumpulan Miksang di sosial media sekitar tahun 2015. Fotografi ini menarik dipelajari karena cara dan Teknik fotografi yang digunakan berbeda dengan Teknik barat. Foto kontempelatif ini menerima lingkungan apa adanya, tidak merubah, tidak berorientasi target, tidak untuk dipamerkan pada orang lain dalam bentuk pameran foto, tidak untuk dikagumi oleh orang lain, bersifat intuitif, belajar menghargai lingkungan disekitar, subyek bisa suatu hal sehari-hari. Metoda Penelitian berbasis praktik ini mempraktekan filosofi Chögyam Trungpa Ripoche yang dibuat 3 sampai 5 level tingkat pemotretan dari yang paling sederhana dot in space sampai foto yang kompleks. Pemotretan menggunakan dua versi yaitu level 1 sd 3 versi John McQuade dan level 1 sd 5 versi Michael Wood selama 3 bulan di sekitar Tomang, Jakarta. Alat foto yang digunakan Iphone dan Nikon D50 dan tanpa menggunakan Cahaya dari lampu kilat dan menggunakan lensa normal atau sudut pandangan normal. Foto hasil selama 3 bulan ini diupload ke Miksang Indonesia dan Way of Seeing facebook. Sehingga foto dikomentar oleh pendiri Miksang Indonesia Doddy S Mawardi dan Prof John McQuade, penulis Buku Nalanda Miksang contemplative photography.