Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

EDUKASI DAN PEMANFAATAN JUS MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L.) SEBAGAI SUPORTIF ANTIHIPERTENSI Abdissalam, Erfan; Ananda, Tiara Sophia; Prasetio, Gesit; Octariani, Salwa
RESONA : Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat Vol 9, No 1 (2025): Inpress
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Muhammadiyah Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35906/resona.v9i1.2334

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit utama yang sering terjadi pada masyarakat, ditandai dengan meningkatnya tekanan darah sistolik >140 mmHg dan/atau peningkatan tekanan diastolik >90 mmHg. WHO menyatakan bahwa pada tahun 2020 terdapat sekitar 1,56 milyar orang dewasa yang akan hidup dengan hipertensi. Salah satu terapi yang dapat diberikan pada penderita hipertensi ialah terapi alternatif berupa pemberian jus timun dalam menurunkan tekanan darah. Buah timun memiliki kandungan kalium, magnesium, dan fosfor yang diketahui dapat menghambat sistem renin angiotensin sehingga menyebabkan terjadinya pelebaran pada pembuluh darah perifer. Selain itu, buah mentimun juga mengandung air sebanyak 90% sehingga bermanfaat sebagai detoksifikasi dengan memberikan efek diuretik. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan diantaranya adalah demonstrasi pembuatan jus mentimun, pengukuran tekanan darah, dan pendidikan kesehatan tentang hipertensi. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat Desa Tanjung Batu tentang hipertensi serta dapat membantu dan melatih masyarakat dalam menurunkan tekanan darah dengan memanfaatkan bahan alam yang ada di sekitar. Abstract. Hypertension is a significant health issue prevalent in the community, defined by a systolic blood pressure exceeding 140 mmHg and/or a diastolic pressure exceeding 90 mmHg. According to the World Health Organization (WHO), it is projected that by 2020, approximately 1.56 billion adults will be living with hypertension. One potential alternative therapy for hypertensive patients is the consumption of cucumber juice, which may help lower blood pressure. Cucumbers are rich in potassium, magnesium, and phosphorus, which are known to inhibit the renin-angiotensin system, resulting in the dilation of peripheral blood vessels. Additionally, cucumbers are composed of about 90% water, making them beneficial for detoxification and providing a diuretic effect. Community service activities conducted include demonstrations on how to make cucumber juice, measuring blood pressure, and providing health education about hypertension. The aim of these activities is to enhance the knowledge of the residents of Tanjung Batu Village regarding hypertension and to assist and train the community in lowering blood pressure by utilizing natural remedies.
Hubungan Tingkat Kepatuhan Meminum Obat Dengan Nilai Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Geriatri Di Puskesmas Segiri Kota Samarinda Fathimah, Umi; Azmi, Rizki Nur; Abdissalam, Erfan
Jurnal Farmasi SYIFA Vol 3 No 2 (2025): Jurnal Farmasi SYIFA
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/jfs.v3i2.776

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang paling sering muncul di negara berkembang seperti Indonesia. Penyakit hipertensi pada geriatri diindikasikan ketika hasil pengukuran tekanan darah sistolik ≥ 150 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg. Prevalensi hipertensi di Kalimantan Timur berdasarkan diagnosis dokter sebanyak 39,30% dari jumlah total penduduk usia ≥18 tahun. Sedangkan angka kasus hipertensi berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Samarinda  tahun 2024 sebanyak 69.156 kejadian. Penyebab ketidakpatuhan lansia dalam meminum obat antihipertensi diantaranya disebabkan oleh kesibukan dalam bekerja, penurunan daya ingat terkait waktu pemberian obat, efek samping dari pengobatan seperti mengantuk, pusing, rasa mual selama mengonsumsi obat antihipertensi serta penghentian pengobatan saat keadaan membaik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan tingkat kepatuhan meminum obat dengan nilai tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Segiri Kota Samarinda. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang dirancang dengan menggunakan studi cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel minimum 61 responden. Analisis yang digunakan adalah uji Spearman Rank Corellation. Data yang didapatkan dari pengisian kuesioner Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8) dan nilai tekanan darah di analisis univariat dan bivariat. Hasil yang di dapatkan adalah nilai p = 0,000 dengan nilai koefisien korelasi 0,438. Hasil tersebut disimpulkan bahwa terdapat hubungan cukup kuat antara kepatuhan meminum obat terhadap nilai tekanan darah pasien hipertensi geriatri di Puskesmas Segiri Kota Samarinda.
EVALUASI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS WILAYAH PERIFER KOTA SAMARINDA Abdissalam, Erfan; Rahman, Fikri Difa Auliyah; Hanifa, Deasy Nur Chairin; Ghozali, Muhammad Thesa; Susanto, Yugo
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 10 No 2 (2025): Jurnal Ilmiah Ibnu Sina
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36387/jiis.v10i2.2568

Abstract

Pharmaceutical services in Community Health Centers play an essential role in ensuring rational drug use and quality of health services. The government has set standards for pharmaceutical services through Ministerial Regulation No. 74 of 2016 and Ministerial Regulation No. 26 of 2020. However, implementation has not been optimal in several areas, especially with difficult access. The purpose of this study was to observe the implementation of pharmaceutical service standard policies in Community Health Centers in the peripheral area of ​​Samarinda City, East Kalimantan. This study used a mixed method approach with data collection techniques through observation with questionnaire instruments, in-depth interviews, and document reviews. The results of the study showed that pharmaceutical preparation management activities had been carried out very well (94-100%) based on applicable standards. Meanwhile, the implementation of clinical pharmacy services showed variations in achievement among the health centres. Several activities such as prescription assessment and counselling have been optimal, but other indicators such as monitoring of drug side effects, evaluation of drug use, and inpatient visit activities have not been running optimally. In conclusion, the implementation of pharmaceutical services at the Health Centers in the peripheral area of ​​Samarinda City has mostly been following standard policies, especially in the aspect of managing pharmaceutical preparations and disposable medical materials. However, strengthening of clinical pharmacy services is still needed to optimize the role of pharmacists in comprehensive pharmaceutical services.