Stroke iskemik merupakan jenis stroke yang paling banyak terjadi dan seringkali disertai dengan komplikasi atrial fibrilasi, yang meningkatkan risiko stroke berulang. Penggunaan terapi antikoagulan menjadi tatalaksana penting, namun perlu dipertimbangkan tidak hanya dari segi efektivitas klinis tetapi juga efektivitas biayanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas biaya terapi antikoagulan serta menilai cost-effectiveness berdasarkan perhitungan ACER. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan retrospektif dan metode analisis kuantitatif. Data diperoleh dari rekam medis pasien dan data pembayaran pasien selama dirawat di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dalam periode 2025. Analisis data mencakup efektivitas terapi berdasarkan kejadian stroke berulang dengan parameter INR (International Normalized Ratio) dimana dikatakan bebas stroke berulang mendapat angka 2-3, serta analisis biaya medis langsung dari persepektif rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa warfarin merupakan antikoagulan yang paling sering digunakan (77,8%) dengan efektivitas 35%, lebih tinggi dari heparin (18%). Namun hasil uji Chi-Square menunjukkan nilai p= 0,112 (>0,05), yang berarti tidak terdapat perbedaan signifikan secara statistik antara efektivitas kedua terapi. Dari sisi biaya, warfari memiliki total biaya lebih rendah dibandingkan dengan heparin. Analisis ACER menunjukkan bahwa warfarin lebih cost-effective. Uji sensitivitas juga mendukung stabilitas hasil tersebut.