Nu'im Haiya, Nutrisia
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

DUKUNGAN KELUARGA DAN SELF CARE MENINGKATKAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA HIPERTENSI Alya Arnanda, Fatika; Ardian, Iwan; Nu'im Haiya, Nutrisia; Rismatul Azizah, Intan
Jurnal Keperawatan Karya Bhakti Vol. 11 No. 2 (2025)
Publisher : Akademi Keperawatan Karya Bhakti Nusantara, Magelang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56186/jkkb.207

Abstract

Latar Belakang: Hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah seseorang secara konsisten lebih tinggi dari batas normal. Faktor resiko hipertensi adalah dukungan keluarga dan self care mengenai kepatuhan minum obat. Tujuan: mengetahui hubungan dukungan keluarga dan self care dengan kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, jenis penelitian analisis deskriptif dengan metode cros sectional. Dalam penelitian tentang hubungan dukungan keluarga (independent) dan self-care (independent) dengan kepatuhan minum obat (dependent).  Pengumpulan data menggunakan kuersioner yang digunakan dalam penelitian ini telah diuji validitas dan reliabilitasnya nilai validalitasnya 0,444 didapatkan dari rtabel sig 5%, sedangkan rehabilitas nilai pada Alpha Cronbach Jumlah responden sebanyak 59 dengan menggunakan teknik total keseluruhan responden.  Analisa data yang digunakan adalah  uji gamma. Hasil Analisa data dari 59 responden diperoleh rata-rata usia 60 tahun dan mayoritas Perempuan sebanyak 62,7% Sebagian besar Pendidikan Smp sebanyak 54,2%, dengan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 50,8% dan mayoritas terdapat komplikasi sebanyak 34 (57,6%) responden sedangkan yang tidak ada komplikasi sebanyak 25 (42,4%). Hasil uji gamma menunjukan terdapat hubungan dukungan keluarga dan self care dengan kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi dengan nilai p-value (0,000) dengan (OR=0,720 CI=0,986). Penelitian di Puskesmas Tambak Aji tahun 2024 menunjukkan bahwa dukungan keluarga dan self-care memiliki hubungan signifikan terhadap kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi (p < 0,05). Dukungan keluarga memiliki hubungan yang kuat dengan kepatuhan minum obat (koefisien korelasi 0,720). Self-care memiliki hubungan yang sangat kuat dengan kepatuhan minum obat (koefisien korelasi 0,986). Ada hubungan antara dukungan keluarga dan self care dengan kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi di Puskesmas Tambakaji Semarang p-value<0,05). Implikasi Penelitian ini menekankan pentingnya dukungan keluarga dan self-care bagi kepatuhan minum obat pasien hipertensi. Temuan ini mengimplikasikan perlunya intervensi yang meningkatkan dukungan keluarga dan self-care pasien, seperti edukasi dan pelatihan, yang dapat diintegrasikan dalam pelayanan puskesmas untuk meningkatkan kepatuhan dan hasil pengobatan hipertensi.
KEAKTIFAN BERORGANISASI MENINGKATKAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA A'yun, Lu'lu'ul; Iwan Ardian; Nu'im Haiya, Nutrisia; Rismatul Azizah, Intan
Jurnal Keperawatan Karya Bhakti Vol. 11 No. 2 (2025)
Publisher : Akademi Keperawatan Karya Bhakti Nusantara, Magelang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56186/jkkb.208

Abstract

Latar Belakang: Pendidikan perguruan tinggi memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan dan menyalurkan potensi melalui pengembangan kegiatan kemahasiswaan dan penyeimbangan prestasi akademik mereka di perguruan tinggi. Tujuan: Mengetahui bagaimana prestasi akademik mahasiswa di Fakultas Ilmu Keperawatan berkorelasi dengan keaktifan berorganisasi. Metode: Studi ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross-sectional, total pengambilan sampel 115 responden dan teknik pengambilan purposive sampling. Analisis bivariat penelitian dengan menggunakan uji Spearman Rank dengan variabel independent keaktifan berorganisasi dan variabel dependen prestasi akademik mahasiswa. Hasil: Keaktifan berorganisasi menunjukkan sebagian besar memliki kategori baik 79,1% sedangkan prestasi akademik mahasiswa menunjukkan kategori tinggi 54,8 %. Hasil analisis diperoleh p-value (0,000) dengan nilai korelasi (0,565) sedang. Simpulan: Penelitian ini menemukan bahwa ada hubungan keaktifan berorganisasi dengan prestasi akademik mahasiswa dan nilai keeratan hubungan yang berarah positif. Diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk mahasiswa agar terus berproses melalui akademik dan organisasi sehingga akan seimbang dalam penguasaan ilmu.
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT IBU DAPAT MENURUNKAN ANGKA KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA Dwi Dayanti, Fika Maulina; Ardian, Iwan; Nu'im Haiya, Nutrisia; Rismatul Azizah, Intan
Jurnal Keperawatan Karya Bhakti Vol. 11 No. 2 (2025)
Publisher : Akademi Keperawatan Karya Bhakti Nusantara, Magelang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56186/jkkb.214

Abstract

Abstrak Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah salah satu penyebab utama tingginya angka morbiditas dan mortalitas pada anak balita. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya ISPA pada balita, sangat penting bagi ibu untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara perilaku ibu dalam menerapkan PHBS dan kejadian ISPA pada balita. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi observasional analitik dengan pendekatan kasus-kontrol. Peneliti melibatkan 42 ibu, dengan 21 ibu dalam kelompok kasus dan 21 ibu dalam kelompok kontrol, yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dengan skala Guttman, yang telah terbukti valid dan reliabel. Untuk menganalisis data, uji chi-square digunakan untuk melihat hubungan antara perilaku PHBS ibu dan kejadian ISPA pada balita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu (90,4%) memiliki perilaku PHBS yang buruk, sedangkan mayoritas ibu di kelompok kontrol (52,4%) memiliki PHBS yang baik. Temuan ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara perilaku PHBS ibu dan kejadian ISPA pada balita. Penting bagi ibu untuk mengikuti edukasi dan menerapkan PHBS guna mencegah ISPA pada balita. Kata Kunci: Balita; Ibu; Infeksi Saluran Pernafasan Akut; Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat. Abstract Acute Respiratory Infection (ARI) is one of the main causes of high morbidity and mortality rates in toddlers. To reduce the possibility of ARI in toddlers, it is very important for mothers to implement a clean and healthy lifestyle (PHBS). This study aims to determine whether there is a relationship between maternal behavior in implementing PHBS and the incidence of ARI in toddlers. The design used in this study was an analytical observational study with a case-control approach. Researchers involved 42 mothers, with 21 mothers in the case group and 21 mothers in the control group, who met the inclusion and exclusion criteria. Data collection was carried out through a questionnaire with the Guttman scale, which has been proven to be valid and reliable. To analyze the data, the chi-square test was used to see the relationship between maternal PHBS behavior and the incidence of ARI in toddlers. The results showed that most mothers (90.4%) had poor PHBS behavior, while the majority of mothers in the control group (52.4%) had good PHBS. These findings indicate a significant relationship between maternal PHBS behavior and the incidence of ARI in toddlers. It is important for mothers to follow education and implement PHBS to prevent ARI in toddlers. Keywords: Toddlers; Mothers; Acute Respiratory Infections (ARI); Clean and Healthy Living Behavior.
ANALISA BEBAN KERJA DALAM MENENTUKAN KEPUASAN KERJA TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS Putri Ardika, Oxcilia; Nu'im Haiya, Nutrisia; Ardian, Iwan; Rismatul Azizah, Intan
Jurnal Keperawatan Sriwijaya Vol. 12 No. 2 (2025): Vol 12, No 2 (2025)
Publisher : Bagian Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/jks.v10i1.307

Abstract

Tujuan: Teridentifikasi beban kerja dalam menentukan kepuasan kerja tenaga kesehatan di Puskesmas. Metode: Penelitian ini menerapkan desain penelitian cross sectional dengan teknik total sampling melibatkan sejumlah 65 responden tenaga kesehatan dan pengambilan data menggunakan kuesioner beban kerja dan kepuasan kerja yang sudah valid dan juga reliabel. Analisis bivariat menggunakan uji Gamma dengan variabel terikat beban kerja dan variabel bebas kepuasan kerja. Hasil: Beban kerja menunjukkan kategori tinggi 70,8%; rendah 9%; sedang 7,7%; sangat rendah 6,2%; dan sangat tinggi 1,5%. Sedangkan kepuasan kerja menunjukkan kategori tidak puas 64,6%; sangat puas 15,4%; sangat tidak puas 10,8%; dan puas 9,2%. Terdapat hubungan yang siginfikan antara beban kerja dan kepuasan kerja tenaga kesehatan, dengan nilai p value 0,048 < 0,05 serta nilai korelasi 0,031. Simpulan: Ada hubungan beban kerja dan kepuasan kerja tenaga kesehatan dengan tingkat keeratan yang lemah, sehingga berpotensi memicu stres, kelelahan, serta kualitas pelayanan menurun.
Hubungan Tingkat Stres dengan Kadar Gula Darah pada Penderita Diabetes Melitus: Relationship Between Stress Levels and Blood Sugar Levels in Diabetes Mellitus Nurhidayati Tarwadi, Anggi; Nu'im Haiya, Nutrisia; Aspihan, Moch
Jurnal Keperawatan Berbudaya Sehat Vol. 3 No. 2 (2025): Juli 2025
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jkbs.v3i2.3877

Abstract

The stimulation of ACTH release due to stress triggers the adrenal glands to release cortisol hormone, which causes an increase in blood glucose levels in patients with diabetes mellitus. This study aims to determine the relationship between stress levels and blood sugar levels in diabetes mellitus patients at RS Bhakti Asih Brebes. This quantitative research uses a descriptive correlational method with a cross-sectional approach. The sample collected consisted of 62 diabetes mellitus patients using purposive sampling technique. The stress level was measured using the valid and reliable Perceived Stress Scale (PSS) questionnaire, while the patients' blood glucose was measured using a calibrated glucometer. The analysis conducted used the Spearman rank test to determine the relationship between stress levels and blood sugar levels. The results found that 28 patients (45.2%) had moderate stress levels and 34 patients (72%) had poor blood sugar levels. There is a significant relationship between stress levels and blood sugar levels with a value of 0.0001 and a correlation strength of 0.740. Conclusion: There is a statistically significant correlation between stress levels and blood glucose levels in diabetes mellitus patients at RS Bhakti Asih Brebes. The lighter the level of stress experienced by the patients, the better the blood sugar levels in diabetes mellitus patients.