Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Jual Beli Arisan Akibat Jual Beli Arisan Uang Dalam Tinjauan Fiqih Muamalah Muhammad Syauqi Almubarok; Deni Setiawan; Pandu Irawan; Muhammad Jafar Sidiq; Ani Mardiantari
Jurnal Hukum Ekonomi Islam Vol. 7 No. 1 (2023): Jurnal Hukum Ekonomi Islam (JHEI)
Publisher : Asosiasi Pengajar dan Peneliti Hukum Ekonomi Islam Indonesia (APPHEISI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55577/jhei.v7i1.124

Abstract

Due to this buying and selling of reserve money it is a form of high lottery money that is resold to make money. In practice, buyers feel disadvantaged because they are the losers. The buyer loses out by receiving only part of the reserve fund rather than the whole amount. It is hoped that this study will identify training and trading room reserve components. Besides knowing how to buy and sell assets in accordance with the standards of the Islamic fiqh stock exchange. This examination is based on subjective field research. Research data comes from primary and secondary data. This study collected information through observation and interviews. Abstrak Akibat jual beli uang cadangan ini merupakan bentuk uang lotere tinggi yang dijual kembali untuk menghasilkan uang. Dalam praktiknya, pembeli merasa dirugikan karena merekalah yang dirugikan. Pembeli mengalami kerugian karena hanya menerima sebagian dari dana cadangan daripada seluruh jumlah. Studi ini diharapkan dapat mengenali pelatihan dan komponen cadangan ruang perdagangan. selain mengetahui cara jual beli aset yang sesuai dengan standar bursa efek fiqh islam. Pemeriksaan ini didasarkan pada penelitian lapangan subjektif. Data penelitian ini berasal dari data primer dan sekunder. Penelitian ini mengumpulkan informasi melalui observasi dan wawancara.
Hubungan Persepsi Remaja Mengenai Peran Orang Tua Dengan Kesiapan Remaja Putri Menghadapi Menachere Di SDN Bojong Herang Papat Patimah; Dhinny Novryhanti; Muhammad Jafar Sidiq
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 3 No. 1 (2024)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saat menginjak remaja setiap individu akan melewati transisi pertumbuhan yang sangat pesat, manusia sebagai individu akan melewati suatu tahap yang disebut masa pubertas, pada seorang remaja putri pubertas ditandai dengan datangnya menarche, Menarhce dikatakan sebagai menstruasi yang pertama dialami remaja perempuan, kebanyakan usia menstruasi pertama diindonesia berada di 12,5 tahun, perubahan pada masa remaja menjadi salah satu keadaan dimana setiap remaja dituntut untuk siap menerima, dan faktor yang menjadi salah satu pembentuk kesiapan seorang remaja mengalami pubertas adalah peran atau dukungan orang tua serta pengetahuan yang di dapatkan. Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Persepsi remaja mengenai peran dan dukunan orang tua Metode penelitian: jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian Cross sectional. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik Purvose sampling, dengan sasaran anak usia Sekolah Dasar , dengan jumlah responden 30 responden, instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuisioner. Hasil : Hasil penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi remaja mengenai peran dan dukungan orang tua menunjukan Sebagian besar responden berada pada kategori Baik sebanyak 18 (60%) dan sebagian besar dari responden juga memiliki kesiapan menghadapi menarche yang Baik sebanyak 16 (53,3%). Sehingga hasil yang didapatkan bahwa persepsi remaja mengenai peran (dukungan) orang tua memiliki hubungan yang segnifikan dengan kesiapan remaja menghadapi menarche dengan nilai p-value = 0,001 < 0,05. Kesimpulan : Persepsi remaja mengenai peran (Dukungan) orang tua sangat berpengaruh terhadap kesiapan remaja menghadapi menarche tetapi jika di lihat peran orang tua bukan satu-satu nya hal yang dapat mempengaruhi kesiapan menghadapi menarche, salah satunya adalah media masa dan lingkungan sekolah. Saran : Diharapkan untuk setiap remaja putri agar dapat menggali informasi terkait system reproduksi, dan orangtua sebagai factor pendukung utama juga diharkan memberikan pemahaman kepada remaja yang akan menghadapi pubertas sehingga anak memiliki banyak informasi yang dapat digunakan sebagai bekal menghadapi menarche.
Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Peningkatan Motivasi dan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI (Studi Deskriptif Kualitatif di SDN 090 Cibiru Kota Bandung) Lusepi, Lusepi; Muhammad Jafar Sidiq; Ifah Hadijah; Wiwik Dyah Aryani
Edukasiana: Jurnal Inovasi Pendidikan Vol. 4 No. 4 (2025)
Publisher : Papanda Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56916/ejip.v4i4.1649

Abstract

Peniltian ini adalah untuk menganalisis implementasi model pembelajaran kooperatif terhadap peningkatan motivasi dan minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI. Latar belakang penelitian ini adalah masih rendahnya motivasi dan minat belajar siswa dalam proses pembelajaran PAI, dimana Pendidikan Agama Islam (PAI) menjadi mata pelajaran yang esensial, yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, serta pemahaman ajaran Islam secara komprehensif. Model Kooperatif dipilih karena dapat memunculkan inovasi dalam pendekatan pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa, membangkitkan semangat, dan menumbuhkan rasa ingin tahu mereka terhadap PAI. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas 3 di SDN 090 Cibiru yang menjadi objek Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Peningkatan Motivasi dan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI. Data dikumpulkan melalui observasi langsung di kelas, wawancara dengan guru PAI, serta analisis dokumen terkait proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi model pembelajaran Kooperatif dapat secara signifikan meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam mata pelajaran PAI. Siswa terlihat lebih antusias, berani bertanya, berdiskusi, dan mencari informasi sendiri untuk memecahkan masalah atau memahami materi. Hal ini terlihat dari peningkatan interaksi siswa dengan guru dan sesama siswa, serta motivasi internal untuk belajar. Hambatan yang ditemukan antara lain adalah adaptasi awal siswa terhadap model pembelajaran baru dan kebutuhan akan persiapan guru yang lebih matang dalam merancang skenario pembelajaran. Kesimpulan dari penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif terhadap peningkatan motivasi dan minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris mengenai efektivitas model kooperatif sebagai solusi inovatif untuk mengatasi permasalahan rendahnya motivasi dan minat, sehingga pada akhirnya dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas pembelajaran PAI dan pembentukan karakter peserta didik yang utuh.