Setyaningrum, Titis
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Pada Pembelajaran PAI Ilmiasari, Farida; Nasikin, Moch; Setyaningrum, Titis
ILJ: Islamic Learning Journal Vol. 3 No. 2 (2025): April
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam STIT al Urwatul Wutsqo Bulurejo Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran efektif dengan cara membentuk kelompok-kelompok kecil untuk saling bekerja sama, berinteraksi, dan bertukar pikiran dalam proses belajar. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Unsur-unsur pembelajaran kooperatif yaitu saling ketergantungan positif, interaksi tatap muka, tanggung jawab perseorangan, komunikasi antar anggota kelompok, evaluasi proses kelompok. Karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu siswa harus memiliki tujuan yang sama, rasa saling menolong, saling bertukar pikiran, saling menghargai, saling membagi tugas, dan dapat dipertanggungjawabkan secara kolompok. Tipe-tipe pembelajaran kooperatif yaitu tipe STAD (Student Team Achievement Division) yang dikembangkan oleh Slavin tahun 1978, tipe Jigsaw yang dikembangkan oleh Elliot Arronson dan temannya tahun 1978, tipe GI (Group Investigation) oleh Sholomo Sharan dan temannya tahun 1984, tipe TSP (Think Pair Share), tipe NHT (Numbered Heads Together), Keunggulan model pembelajaran kooperatif yaitu: siswa tidak ber- gantung kepada guru, mampu mengekplorasikan ide dan gagasannya, saling menerima perbedaan, saling bertukar pendapat, meningkatkan semangat belajar, siswa menjadi aktif. Kelemahan model pembela- jaran kooperatif yaitu: dibutuhkan tenaga yang lebih dari guru untuk mengatur siswadan menyiapkan materi, dapat terjadi perdebatan kecil, siswa lebih cenderung bergurau dengan temannya, membutuhkan fasili- tas yang memadai, terjadi perluasan masalah sehingga waktu terbuang sia-sia, terkadang diskusi didominasi seseorang saja sehingga siswa lain menjadi pasif.
Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Pada Pembelajaran PAI Ilmiasari, Farida; Nasikin, Moch; Setyaningrum, Titis
ILJ: Islamic Learning Journal Vol. 3 No. 2 (2025): April
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam STIT al Urwatul Wutsqo Bulurejo Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran efektif dengan cara membentuk kelompok-kelompok kecil untuk saling bekerja sama, berinteraksi, dan bertukar pikiran dalam proses belajar. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Unsur-unsur pembelajaran kooperatif yaitu saling ketergantungan positif, interaksi tatap muka, tanggung jawab perseorangan, komunikasi antar anggota kelompok, evaluasi proses kelompok. Karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu siswa harus memiliki tujuan yang sama, rasa saling menolong, saling bertukar pikiran, saling menghargai, saling membagi tugas, dan dapat dipertanggungjawabkan secara kolompok. Tipe-tipe pembelajaran kooperatif yaitu tipe STAD (Student Team Achievement Division) yang dikembangkan oleh Slavin tahun 1978, tipe Jigsaw yang dikembangkan oleh Elliot Arronson dan temannya tahun 1978, tipe GI (Group Investigation) oleh Sholomo Sharan dan temannya tahun 1984, tipe TSP (Think Pair Share), tipe NHT (Numbered Heads Together), Keunggulan model pembelajaran kooperatif yaitu: siswa tidak ber- gantung kepada guru, mampu mengekplorasikan ide dan gagasannya, saling menerima perbedaan, saling bertukar pendapat, meningkatkan semangat belajar, siswa menjadi aktif. Kelemahan model pembela- jaran kooperatif yaitu: dibutuhkan tenaga yang lebih dari guru untuk mengatur siswadan menyiapkan materi, dapat terjadi perdebatan kecil, siswa lebih cenderung bergurau dengan temannya, membutuhkan fasili- tas yang memadai, terjadi perluasan masalah sehingga waktu terbuang sia-sia, terkadang diskusi didominasi seseorang saja sehingga siswa lain menjadi pasif.
INTEGRATION OF DEEP LEARNING TECHNOLOGY IN ISLAMIC RELIGIOUS EDUCATION (PAI) Yahriyah, Siti; Rakhmawati, Rakhmawati; Nasikin, Moh.; Setyaningrum, Titis; Ventura, Ragusfi Bhuena; Hadi, Anas
Jurnal Konseling Pendidikan Islam Vol. 6 No. 3 (2025): Jurnal Konseling Pendidikan Islam
Publisher : LP2M IAI Al-Khairat Pamekasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32806/jkpi.v6i3.960

Abstract

This study examines how deep learning is incorporated into the Independent Curriculum for Islamic Religious Education (PAI). Using a qualitative approach based on literature study, this study finds opportunities, problems, and new models to support students' deep understanding and strengthening of Islamic character. Through technology-based approaches such as digital platforms, interactive applications, and project-based learning, deep learning has great potential to improve students' understanding of Islam. Students can not only understand Islamic concepts academically but also apply them in their daily lives with the help of this technology. However, several obstacles hinder the implementation of deep learning, such as limited technological infrastructure, teacher and student readiness, and the challenge of balancing the use of modern technology with the preservation of Islamic values. Therefore, this study proposes a model that combines Islamic values ​​with modern technology, such as AI and adaptive learning systems. This model aims to improve the cognitive, affective, and psychomotor aspects of the overall learning experience. In addition, this study suggests ways to improve teachers' abilities through special training, strengthen government policies on the digitalization of education, and encourage the development of technology based on Islamic principles. The results of this study are expected to encourage the implementation of in-depth learning in the Independent Curriculum, improve Islamic Religious Education learning, and instill Islamic character in students that are in accordance with the needs of the digital age. Therefore, technology integration can help in-depth learning while maintaining the core of Islamic teachings.