Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Modal Sosial Asli vs Modal Sosial Bentukan: Kegagalan Institusi PHBM dalam Menggerakkan Sistem Nafkah Pedesaan Kusuma, Andini; Jazzyra, Xeviola Rhytma; Maulida, Putriani Nuri; Alghifary, Muhammad Rafii Faiz; Wijaya, Angga Sentosa
Karimah Tauhid Vol. 4 No. 7 (2025): Karimah Tauhid
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/karimahtauhid.v4i7.18879

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penyebab kegagalan implementasi program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dalam mendukung sistem penghidupan masyarakat pedesaan, terutama di kawasan yang sangat bergantung pada sumber daya hutan. PHBM sendiri merupakan bentuk konstruksi modal sosial yang dibentuk oleh negara melalui Perum Perhutani yang memiliki tujuan untuk mengelola sumber daya hutan dengan cara bekerja sama dengan Masyarakat. Strategi ini diciptakan karena keterlibatan Masyarakat yang belum jelas dalam proses mengelola hutan. Meski demikian, pelaksanaan program ini menghadapi berbagai kendala karena tidak selaras dengan nilai-nilai lokal, pola hidup, dan kepercayaan masyarakat yang telah terbentuk secara turun-temurun, yang mencerminkan masih sangat eratnya eksistensi modal sosial tradisional. Masyarakat desa cenderung lebih mempercayai sistem yang berbasis pada norma, tradisi, dan solidaritas komunitas ketimbang mekanisme formal yang bersifat struktural dan administratif. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dengan pendekatan deskriptif-kualitatif. Satu studi kasus utama dianalisis dari jurnal Agustina M. Purnomo, dan diperkuat dengan sembilan jurnal ilmiah lain yang relevan. Analisis dilakukan secara kualitatif melalui telaah isi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan modal sosial asli lebih dominan dalam menentukan strategi nafkah masyarakat desa dibandingkan dengan intervensi eksternal seperti PHBM. Ketidaksesuaian antara pendekatan program dan nilai-nilai lokal menjadi faktor utama rendahnya partisipasi masyarakat dalam skema PHBM.
Persepsi Audiens Kasus Berita Penambangan Ilegal di Gunung Salak pada Akun Instagram Media Massa Digital Azzahra, Denalia; Pramitha, Ade; Hamidah, Azzah; Sarah, Siti; Saputra, Irsya Diryansyah; Rizki, Haikal; Wijaya, Angga Sentosa; Kusumadinata, Ali
HUMANUS : Jurnal Sosiohumaniora Nusantara Vol. 3 No. 1 (2025): HUMANUS (Jurnal Sosiohumaniora Nusantara)
Publisher : Yayasan Pengembangan Dan Pemberdayaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62180/capx9660

Abstract

Penelitian ini digunakan untuk menganalisis pengaruh persepsi audiens terhadap pemberitaan penambangan ilegal di Gunung Salak pada Instagram (@metro_bogor). Dengan tujuan pertama ialah untuk menganalisis hubungan antara frekuensi penggunaan Instagram dengan persepsi kualitas pemberitaan akun Instagram Metro Bogor di kalangan audiens. Tujuan kedua dirancang untuk menguji tingkat kepedulian terhadap isu penambangan ilegal di Gunung Salak berdasarkan latar belakang pendidikan responden. Selanjutnya, tujuan ketiga penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh intensitas paparan berita dari akun Instagram Metro Bogor terhadap tingkat pemahaman audiens mengenai kompleksitas masalah penambangan ilegal. Terakhir, tujuan keempat adalah untuk menganalisis perbedaan tingkat keterpengaruhan opini oleh pemberitaan tersebut berdasarkan kelompok usia responden. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui metode survei deskriptif guna menganalisis  46 responden terhadap dampak persepsi audiens dengan pemberitaan di media sosial. Sehingga korelasi yang didapatkan yakni melalui faktor pendidikan (latar belakang) dan intensitas penggunaan aplikasi Instagram. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa keterlibatan emosional (r = 0,75) dan kredibilitas media (r = 0,68) merupakan faktor dominan yang signifikan membentuk persepsi audiens. Sementara itu, literasi digital, frekuensi penggunaan Instagram, dan usia terbukti tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Temuan ini menegaskan bahwa strategi komunikasi di platform media sosial perlu mengutamakan storytelling yang emosional dan kredibel untuk efektivitas penyampaian pesan lingkungan. 
Repersentasi Sosial dalam Lirik Lagu Gelap Gempita: Analisis Semiotika Ferdinand de Saussure pada Band Sukatani Pramitha, Ade; Sarah, Siti; Azahra, Denalia; Hamidah, Azzah; Saputra, Irsya Diryansyah; Rizky, Muhammad Haikal; Wijaya, Angga Sentosa; Kusumadinata, Ali Alamsyah
Karimah Tauhid Vol. 4 No. 12 (2025): Karimah Tauhid (In Progress)
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/karimahtauhid.v4i12.22015

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap makna kritik sosial yang terkandung dalam lirik lagu “Gelap Gempita” karya Band Sukatani dengan menggunakan pendekatan semiotika Ferdinand de Saussure. Metode kualitatif deskriptif diterapkan untuk menganalisis tanda-tanda linguistik dalam lirik guna mengidentifikasi hubungan penanda dan petanda. Hasil analisis menunjukkan bahwa lirik lagu tersebut membangun relasi oposisi biner antara “Kita” (rakyat) dan “Mereka” (penguasa), di mana simbol-simbol seperti "kekuasaan," "kedzaliman," dan "bendera" merepresentasikan perlawanan terhadap ketidakadilan. Simpulan penelitian menegaskan bahwa “Gelap Gempita” bukan hanya produk hiburan, melainkan medium ekspresi budaya yang efektif untuk menyampaikan kritik sosial dan merefleksikan realitas masyarakat Indonesia.