Artikel ini mengkaji peran Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV) dalam membentuk identitas politik kaum buruh di Hindia Belanda pada masa kolonial. Berdiri pada 9 Mei 1914, ISDV, di bawah kepemimpinan Henk Sneevliet, mengadopsi ideologi Marxis dan berperan signifikan dalam mengorganisir dan meradicalisasi gerakan buruh yang sebelumnya terfragmentasi. ISDV tidak hanya fokus pada isu ekonomi, tetapi juga pada aspek sosial dan politik, membangun kesadaran kelas dan perlawanan terhadap sistem kolonial. Strategi kunci ISDV adalah infiltrasi ke dalam Sarekat Islam (SI), organisasi massa terbesar saat itu. Dengan memanfaatkan kelemahan internal SI, ISDV menyebarkan ideologi Marxis, membentuk kelompok yang dikenal sebagai "SI Merah". Meskipun menimbulkan perpecahan, strategi ini memperluas jangkauan dan pengaruh ISDV. Organisasi ini juga aktif dalam propaganda dan pendidikan politik melalui berbagai media dan aksi-aksi pekerja seperti pemogokan, meningkatkan kesadaran politik dan solidaritas di kalangan buruh. Puncak perjalanan ISDV adalah perubahan nama menjadi Partai Komunis Hindia (PKH), kemudian Partai Komunis Indonesia (PKI), menandai komitmen terhadap perjuangan kelas internasional. Meskipun pemberontakan yang dilakukan berakhir gagal, warisan ideologis dan organisasional ISDV tetap berpengaruh pada perkembangan gerakan nasional Indonesia. ISDV berhasil mengorganisir, meradicalisasi, dan memberikan kesadaran politik kepada kaum buruh, berkontribusi pada perjuangan kemerdekaan dan perkembangan politik selanjutnya. Penelitian ini menganalisis dokumen sejarah, publikasi ISDV, dan catatan kontemporer untuk memahami kontribusi ISDV dalam perjuangan kaum buruh dan pembentukan identitas politik merek