Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMBUATAN SABUN CAIR BERBASIS VIRGIN COCONUT OIL DENGAN PENAMBAHAN MINYAK LEMON (CITRUS LIMON (L.)BURN.F.) SEBAGAI ESSENTIAL OIL Fuadi, Ahmad M.; Harifah, Isna Ayu
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 8 No. 2 (2025): Volume 8 No. 2 Tahun 2025
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v8i2.48290

Abstract

Mikroorganisme Staphylococcus aureus dapat menjadi mikroorganisme yang sering berkembang di kulit. Organisme mikroskopis ini dapat berupa organisme mikroskopis mamografi yang menyebabkan penyakit kulit dan menyebabkan penyakit ekstrem. Minyak kelapa murni meruapakan minyak alami yang dihasilkan dari pengolahan inti kelapa. Minyak ini memiliki berbagai aktivitas biologis, termasuk sifat antikanker, antimikroba, analgesik, antipiretik, dan antiinflamasi yang dapat diamati secara in vivo. Penggunaan VCO sebagai bahan dasar pembuatan sabun karena VCO merupakan minyak yang paling kaya dengan kandungan asam lemak yang baik dan menguntungkan kulit dibandingkan dengan minyak lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sabun cair dan mencari penambahan konsentrasi minyak atsiri lemon  terhadap karakteristik sabun cair. Perlakuan pada penelitian ini konsentrasi minyak atsiri lemon adalah penambahan sebesar 1 = 0% (b/v), 2 = 1% (b/v), 3 = 1,5% (b/v), dan 4 = 2% (b/v) dari 300 gram basis sabun. Parameter yang diuji adalah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) sabun cair 06-4085-1996 meliputi uji organoleptik, uji pH, stabilitas busa, uji kadar air, uji bobot jenis, uji alkali bebas, uji efektivitas antibakteri, dan uji viskositas. Formula sabun cair perlakuan 4 merupakan produk terbaik dengan hasil analisis sabun adalah pH 10,5, stabilitas busa 61,1 mm, kadar air 54,3%, bobot jenis 1,1 g/mL, alkali bebas 0, kadar lemak bebas 0,21%, dan efektivitas antibakteri sebesar 74%.
N-Doped and Chemically Activated Carbons Derived from Shrimp Shells Waste as Potential Electrode Materials for Electrochemical Supercapacitors Khuzaimah, Siti; Mujiburohman, Muhammad; Sugiharto, Agung; Widayatno, Tri; Fuadi, Ahmad M.
Molekul Vol 20 No 2 (2025)
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jm.2025.20.2.11050

Abstract

ABSTRACT. Supercapacitors are widely recognized as energy storage solutions due to their high-power densities and long cycle life. Furthermore, there is growing scientific and technological interest in converting biomass waste into carbon materials for manufacturing supercapacitor electrodes. In addition to their abundance and cost-effectiveness, the appeal of carbons derived from biomass lies in their tuneable porosity, which enables the rational design of carbon materials to achieve the desired performance of supercapacitors. This work presents the synthesis of activated carbons from shrimp shells waste and its application for supercapacitor electrodes, with an activation treatment using phosphoric acid (H3PO4) and nitrogen doping (N-doped). The activator concentration was varied at 3, 6, and 9 M; while the N-doped ratios were 1:3, 1:5, and 1:7. The characteristics of activated carbon and supercapacitor electrodes was analysed with BET, SEM, CV, and GCD. The resulting materials exhibited amorphous and predominant microporous structures. Increasing the activation concentration gave smaller specific surface area, from 17.522 to 9.509 m2 g−1. The electrochemical properties of these activated carbons for supercapacitor applications were investigated by cyclic voltammetry, galvanostatic charge–discharge, with KOH electrolyte. The best activated carbon produced was mesoporous with the highest specific surface of 17.522 m2/g, obtained at 3 M H3PO4 and a nitrogen doping ratio of 1:3. At the same activator concentration and nitrogen doping ratio (3 M; 1:3), the highest capacitance was obtained 16.320 Farad, with current charging and discharging stop at 475 seconds and 1235 seconds, respectively. This work showcases the efficient and sustainable utilization of shrimp shells waste as a carbon source for supercapacitor applications and highlights their value in a circular economy. Keywords: Activated carbon, Activator H3PO4, Nitrogen doping, Shrimp shell, Supercapacitor
Pembuatan Sabun Facial Wash Berbasis Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil) dengan Penambahan Ekstrak Kulit Pisang Ambon (Musa Parisidiaca L.) Sebagai Anti Hiperpigmentasi Dini, Hanny Sekar; Fuadi, Ahmad M.
Jurnal Teknologi Bahan Alam Volume 3, Issue 1, April 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jtba.v3i1.3709

Abstract

Sabun facial wash adalah salah satu jenis sabun yang memiliki fungsi membersihkan wajah dari kotoran dan memiliki kandungan yang mampu menjaga kelembaban dan menenangkan kulit wajah. Bahan baku utama pembuatan sabun adalah minyak dan lemak, salah satu bahan campuran pembuatan sabun facial wash adalah minyak kelapa murni (virgin coconut oil) diyakini memiliki banyak manfaat pada komposisinya yang terdiri dari asam lemak jenuh rantai sedang dan bersifat anti mikroba. Kulit buah pisang mengandung senyawa flavonoid sebagai anti hyperpigmentasi. Hyperpigmentasi merupakan salah satu kondisi munculnya bercak gelap pada kulit yang diakibatkan paparan sinar matahari, penuaan, hemokromatosis dan penggunaan obat-obatan tertentu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil pembuatan sabun facial wash berbasis minyak kelapa murni (virgin coconut oil) dengan penambahan ekstrak kulit pisang ambon dengan uji organoleptic dan skala hedonic. Penelitian ini dilakukan terhadap sepuluh panelis dengan penilaian banyak busa, warna, aroma, tekstur, dan reaksi alergi. Panelis diminta memberikan penilaian dengan produk sabun facial wash yang ada dipasaran (produk pembanding). Berdasarkan hasil uji organoleptic didapatkan hasil penilaian produk facial wash berbasis minyak kelapa murni dengan ekstrak kulit pisang ambon (Musa Paradisiaca L.) sebagai anti hiperpigmentasi mendapatkan point lebih unggul pada uji organoleptic warna dan aroma. Sedangkan, pada produk pembanding mendapatkan point lebih unggul pada uji organoleptic banyak busa dan tekstur. Namun, tidak terjadi reaksi alergi pada sepuluh panelis terhadap kedua produk.
Optimasi Pembuatan Arang Aktif untuk Detoksifiksi pada Proses Fermentasi Hidrolisat Kertas Bekas Fuadi, Ahmad M.; Mujiburohman, M; Faton, Rois; Dewi, Danastri Ratna Nursinta
Prosiding Simposium Nasional Rekayasa Aplikasi Perancangan dan Industri 2019: Prosiding Simposium Nasional Rekayasa Aplikasi Perancangan dan Industri
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Energi sudah menjadi kebutuhan primer dalam kehidupan sehari-hari. Namun karena jumlahnya yang semakin menipis, para ilmuan mulai mencari sumber energi alternatif. Salahsatunya adalah bahan berbasis selulosa. Kertas HVS bekas merupakan salah satu material yang kandungan selulosanya sangat tinggi dan melimpah, pada tahun 2010 mencapai sekitar 400 juta ton. Sehingga kertas HVS bekas memiliki potensi untuk digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan bioetanol. Hidrolisis selulosa akan menghasilkan glukosa serta bahan-bahan lain seperti furfural. Furfural merupakan salah satuasam karboksilat dan fenol yang bersifat meracuni mikroorganisme pada saat proses fermentasi. Arang aktif dapat digunakan sebagai adsorben yang efektif untuk menghilangkan berbagai kontaminan organik dan anorganik. Arang aktif juga dipengaruhi oleh reagen aktivasi yang digunakan. Dalam penelitian ini digunakan reagen aktivasi KOH dan K2CO3 dengan metode pemanasan microwave dan autoclave. Diketahui bahwa semakin tinggi konsenterasi reagen aktivasi maka semakin tinggi pula kadar bioetanol yang terbentuk karena luas permukaan arang aktif yang semakin besar. Perolehan bioetanol yang paling tinggi yaitu pada konsenterasi reagen aktivasi 3,5N KOH dan 3,5N K2CO3.