Adriana Gusti
Program Studi Seni Tari, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PERKEMBANGAN DAN KEBERLANJUTAN TARI NUGAL BEJOLO DI DUSUN TANJUNG KEC.KUMPEH KAB. MUARO JAMBI PROVINSI JAMBI Zulfadanti Zulfadanti; Adriana Gusti; Asmaryetti Asmaryetti
Laga-Laga : Jurnal Seni Pertunjukan Vol 4, No 2 (2018): Laga-Laga: Jurnal Seni Pertunjukan
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/lg.v4i2.492

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan perkembangan dan keberlanjutan tari  Nugal Bejolo Dusun Tanjung Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif menggunakan metode deskriptif analisis yang berdasarkan fakta-fakta yang ada di lapangan, fakta tersebut di analisa sesuai permasalahan dalam penulisan. Ada pun teori yang digunakan yaitu teori bentuk yang dikemukakan oleh Soedarsono, teori perkembangan oleh Edi Sedyawati, teori perubahan oleh Hari Purwanto dan Keberlanjutan oleh Herskovits (dalam Widja) . Hasil yang dicapai dalam tulisan ini adalah tentang perkembangan tari Nugal Bejolo dari segi bentuk pertunjukan  dahulunya ritual menjadi tontonan atau hiburan  serta keberlanjutannya
TARI SIKAMBANG DI PESISIR SELATAN DALAM KONTEKS SENI PERTUNJUKAN: TINJAUAN GENDER DAN SEMIOTIKA Nurhidayati Nurhidayati; Adriana Gusti; Yusfil Yusfil
Laga-Laga : Jurnal Seni Pertunjukan Vol 8, No 1 (2022): Laga-Laga: Jurnal Seni Pertunjukan
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/lg.v8i1.2523

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membahas tari Sikambang dalam konteks Seni Pertunjukan pada masyarakat Kambang Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan dalam kajian Analisis Gender dan Semiotika. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analisis yaitu seluruh data yang didapat baik data tertulis, maupun data dilapangan, di deskripsikan kemudian dianalisis sesuai permasalahan peneliti yang diajukan. Teori yang digunakan adalah teori Gender yang dikemukakan Gayle Rubin danteori Semiotika oleh Ferdinand De Sausure. Gender dalam tari Sikambangyaitu penari laki-laki yang berperan sebagai perempuan dalam pertunjukan tari Sikambangdalam pesta perkawinan dari sudut pandang Gayle Rubin. Hal ini terlihat dari busana yang digunakan oleh penari. Tari Sikambang ditarikan oleh dua orang penari laki-laki yang berperan sebagai ayah dan ibu. Busana yang digunakan oleh penari yang berperan sebagai ibu adalah baju kebaya, rok dari kain panjang, dan tutup kepala (jilbab), sedangkan penari yang berperan sebagai ayah adalah baju koko, celana panjang dan peci hitam, walaupun demikian karakter gerak yang dihasilkan oleh penari yang berperan sebagai perempuan tetap terlihat Maskulin, sebagaimana Kodratnya sebagai laki-laki. Begitu juga dengan struktur gerak yang terdapat dalam tari Sikambang yang memiliki makna dalam kehidupan. Kata Kunci:    Tari Sikambang; pesta perkawinan; Pesisir Selatan; gender; semiotika
SILEK GALOMBANG SEBAGAI TARI PENYAMBUTAN TAMU PADA MASYARAKAT PAGARUYUNG TANAH DATAR SUMATERA BARAT Syara Apprellisa; Adriana Gusti; Nurmalena Nurmalena
Laga-Laga : Jurnal Seni Pertunjukan Vol 5, No 1 (2019): Laga-Laga : Jurnal Seni Pertunjukan
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/lg.v5i1.768

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membahas Silek Galombang sebagai tari penyambutan tamu pada masyarakat Pagaruyung Kabupaten Tanah Datar. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu seluruh data yang diperoleh baik data lapangan dihimpun dan dijabarkan kemudian dianalisis sesuai dengan permasalahan penelitian. Teori yang digunakan adalah teori bentuk oleh Y. Sumandio Hadi. Berdasarkan data lapangan, Silek Galombang hanya ditampilkan saat acara-acara adat seperti Batagak Gala dan Batagak Panghulu. Silek Galombang memiliki keunikan dan menjadi identitas masyarakat setempat yang berbeda dengan tari penyambutan tamu yang terdapat di daerah lainnya. Penarinya hanya terdiri dari laki laki saja dengan jumlah 11 orang.
MENANAMKAN EMPATI, MENUMBUHKAN SELEKSI: KIPRAH GEFNIWATI DALAM MANAJEMEN SANGGAR SENI ALANG BANGKEH PADANGPANJANG Mutia Ulfa; Risnawati Risnawati; Adriana Gusti
Melayu Arts and Performance Journal Vol 5, No 1 (2022): Melayu Arts and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v5i1.2517

Abstract

This article discusses the role of the late Gefniwati as a coach at the Alang Bangkeh Studio in Padangpanjang City, from a management point of view. Gefniwati founded Sanggar Alang Bangkeh to be able to gather creativity, talent and interest among the younger generation and direct their energy to positive values. Sanggar Alang Bangkeh has two program plans, namely short-term and long-term. Gefniwati developed the management of Sanggar Alang Bangkeh in four ways, namely planning, organizing, directing, and supervising. The results can be seen from the frequent appearances of Sanggar Alang Bangkeh at important events both within and outside the region. In addition, the collaboration with the Padangpanjang City government has made this studio more developed and has a place in the hearts of the people. The results showed that Gefniwati succeeded in developing good management in managing the Alang Bangkeh Studio, so that the performances presented were always in accordance with the wishes or demands of the community. The key to success lies in the values that have been aspired from the start, namely instilling a sense of empathy for traditional arts, and fostering the ability to select from foreign cultural influences.AbstrakArtikel ini membahas tentang kiprah Mendiang Gefniwatiselaku pembina pada Sanggar Alang Bangkeh di Kota Padangpanjang, dari sudut pandang manajemen. Gefniwati mendirikan Sanggar Alang Bangkeh untuk dapat menghimpun kreatifitas, bakat dan minat kalangan generasi muda dan mengarahkan energi mereka pada nilai-nilai positif. Sanggar Alang Bangkeh memiliki dua  perencanaan program yaitu  jangkapendek dan jangkapanjang. Gefniwati mengembangkan manajemen  Sanggar Alang Bangkeh melalui empat cara, yakni Perencanaan, Pengorganisasian, Pengarahan, dan  Pengawasan. Hasilnya dapat  dilihat  dari  seringnya Sanggar Alang Bangkeh tampil pada event-event penting baik dalam maupun luar daerah. Selain itu kerjasama yang dijalankan dengan pemerintah Kota Padangpanjang, menjadikan sanggar ini semakin berkembang dan mendapat  tempat  dihati  masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gefniwati berhasil dalam mengembangkan manajemen yang baik dalam mengelola Sanggar Alang Bangkeh, sehingga pertunjukan yang disuguhkan selalu sesuai dengan keinginan atau tuntutan masyarakat. Kunci kesuksesan itu terletak pada nilai yang dicita-citakan sejak awal, yakni menanamkan rasa empati kepada kesenian tradisional, dan menumbuhkan kemampuan seleksi pada pengaruh budaya asing.Kata Kunci: Gefniwati; sanggar seni; Alang Bangkeh; manajemen seni
Bentuk Penyajian Tari Babuai Duduak di Kampung Laban Salido Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat Silvi Oktari Aska; Adriana Gusti; Eva Riyanti
Abstrak : Jurnal Kajian Ilmu seni, Media dan Desain Vol. 1 No. 5 (2024): September : Abstrak : Jurnal Kajian Ilmu seni, Media dan Desain
Publisher : Asosiasi Seni Desain dan Komunikasi Visual Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62383/abstrak.v1i5.265

Abstract

This journal examines the presentation form of Babuai Duduak dance in Laban Salido Village, IV Jurai District, Pesisir Selatan Regency, West Sumatra. This research uses a qualitative method that is descriptive analysis. The theory used is the theory of form proposed by Sal Murgiyanto. The results of the study show that Babuai Duduak dance has three basic elements, namely the performers, the audience and the content conveyed. The presentation form of Babuai Duduak dance has dance elements, namely dancers, movements, music, makeup, costumes, property, floor patterns and performance venues.
Kreativitas Masyarakat Jorong Sampu dalam Upaya Pelestarian Tari Indang Tagak Nagari Lubuk Gadang Utara Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan Yuniarti Dwi Putri; Hardi Hardi; Adriana Gusti
Abstrak : Jurnal Kajian Ilmu seni, Media dan Desain Vol. 1 No. 5 (2024): September : Abstrak : Jurnal Kajian Ilmu seni, Media dan Desain
Publisher : Asosiasi Seni Desain dan Komunikasi Visual Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62383/abstrak.v1i5.273

Abstract

This study aims to determine the Creativity of the Jorong Sampu Community in Efforts to Preserve Indang Tagak Dance Nagari Lubuk Gadang Utara, Sangir District, South Solok Regency, West Sumatra Province. The research method used is a qualitative research method which is descriptive analysis, namely describing and describing which is then analysed. This research uses creativity theory by Munandar and Edy Setyawati, preservation theory by Edy Sedyawati, supported by form theory by Y. Sumandiyo Hadi, and choreography theory by Rochana. The result obtained is that Indang Tagak dance is a traditional dance from Jorong Sampu which is still preserved by the community with its creativity. One form of creative effort is to develop the choreographic form of Indang Tagak dance by the Minang Saiyo Sakato studio which is hosted by the Takasiboe Community and arts institutions in South Solok Regency.