Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis Elisitor Terhadap Pertumbuhandan Hasil Dua Varietas Tanaman Jagung Lokal (Zea mays L.) Dea Cahya Ningsih; Gubali, Hayatiningsih; Silvana Apriliani
Produksi Tanaman Vol. 13 No. 07 (2025): Juli
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.protan.2025.013.07.01

Abstract

Upaya untuk meningkatkan produksi tanaman jagung, petani sering menggunakan pupuk anorganik secara terus menerus dan berlebihan dalam mengejar produksi yang tinggi tanpa mengembalikan sisa tanaman dan bahan organic ke dalam tanah sehingga menyebabbkan penurunan kualitas lahan yang mengabkibatkan penurunan produktivitas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai jenis elisitor serta interaksinya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung local dan mengetahui jenis elisitor yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil dua varietas tanaman jagung local. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan November 2024. Lokasi penelitian bertempat di Desa Tunggulo, Kecamatan tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Petak Terpisah (split Plot), petak utama adalah varietas jagung local dan anak petak adalah elisitor. Pemberian berbagai jenis elisitor memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil dua varietas tanaman jagung local pada parameter tinggi tanaman, luas daun, jumlah baris dan berat per 100 biji. Terdapat interaksi antara pemberian berbagai jenis elisitor terhadap pertumbuhan dan hasil dua varietas tanaman jagung pada parameter tinggi tanaman dan bobot tongkol tanpa kelobot. Jenis elisitor yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil pada varietas pulut yaitu elisitor 1 (tumbuhan sambiloto, tumbuhan daun gamal, tumbuhan anting – anting, tumbuhan gulma siam, dan tumbuhan paku). Sedangkan pada varietas motorokiki tidak terdapat elisitor  terbaik untuk pertumbuhan. Akan tetapi saat panen elisitor 1 memberikan hasil terbaik yaitu pada parameter berat per 100 biji.  
Pengaruh Mikroorganisme Lokal (MOL) Limbah Kulit Pisang Kepok terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) silvana apriliani; Husain, Indriati; Silviana Arsyad; Hasna Dama
Berkala Ilmiah Pertanian Vol. 8 No. 3 (2025): Agustus 2025
Publisher : Jember University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/bip.v8i3.53717

Abstract

Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan banyak digunakan sebagai bumbu dasar masakan, sehingga penelitian peningkatan pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah perlu ditingkatkan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh dari mikroorganisme lokal limbah kulit pisang kapok terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah dan mengetahui dosis yang terbaik dari mikroorganisme lokal limbah kulit pisang kapok terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Penelitian dilaksanakan dilahan milik petani Desa Pulubala, Kecamatan Pulubala, Kabupaten Gorontalo. Percobaan dilakukan pada bulan November 2024 hingga Januari 2025. penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Produksi Tanaman Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan empat taraf setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga total satuan percobaan didapatkan 12 satuan percobaan, adapun taraf perlakuan yang digunakan yaitu P0: 0 ml L-1 , P1: 50 ml L-1 , P2: 100 ml L-1, P3: 150 ml L-1 . variabel yang diamati meliputi tinggi tanaman, bobot basah tajuk, bobot basah umbi, bobot basah akar, jumlah umbi, Panjang akar dan jumlah akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikroorganisme lokal limbah kulit pisang kapok tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman, bobot basah tajuk, bobot basah umbi, bobot basah akar, dan jumlah akar. Tetapi dapat memengaruhi variabel jumlah umbi dan Panjang akar. Dosis 100 mL L-1 menghasilkan jumlah umbi tertinggi, sedangkan perlakuan dosis 50 ml L-1 menghasilkan parameter panjang akar lebih tinggi.