Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Standard Waiting Time for Hospital Discharge of Inpatients: Literatur Riview Noviantoro, Alfajari; Sarwadhamana, Raden Jaka; Putri, Chera An Nisa; Hafidah, Diah Ayuni Nur; Nugraha, Faizqinthar Bima; Freeza, Fristi Nadila Mutiara; Khasanah, Lusi Alfi; Pratama, Muhammad Arinja Danu; Hayatusyifa, Rafika Putri; Apriani, Sindi; Nirmala, Traya
PROMOTOR Vol. 8 No. 4 (2025): AGUSTUS
Publisher : Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/pro.v8i4.1305

Abstract

Waiting time for inpatient discharge is the time from the time the patient is discharged by the doctor until the patient leaves the treatment room. The standard of waiting time for patient discharge has been set in the minimum service standard in Permenkes RI no 129 of 2008 where the waiting time for patient discharge does not exceed 2 hours (Depkes RI, 2008). The study aims to determine the waiting time for discharge of hospitalized patients in the hospital. This type of research is a literature review with the PICOST method in analyzing the problem and the process of searching for research articles. The literature approach also uses the PRISMA method which is carried out in an organized manner by complying with proper and consistent procedures and steps. The article search for 2019-2023 was carried out with the online database feature which found 213 journal articles collected from Science Direct, PubMed and Google Scholar and selected 5 articles that met the inclusion criteria for review. The results showed that the average waiting time for hospital discharge was 3.4 hours.
ANALISIS KELENGKAPAN DAN KETEPATAN KODEFIKASI TERMINOLOGI MEDIS OBSTETRI DI PUSKESMAS JETIS BANTUL YOGYAKARTA Setiyawan, Hery; Rohman, Hendra; Nugraha, Faizqinthar Bima
Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional 2023 : SIKesNas 2023
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/sikenas.vi.2830

Abstract

Latar belakang : Kompetensi perekam medis trampil dalam menganalisa terminologi medis, Kodifikasi Penyakit dan Masalah Kesehatan. Serta mampu menetapkan kode penyakit dan tindakan dengan tepat sesuai klasifikasi yang diberlakukan di Indonesia (ICD-10) tentang penyakit dan tindakan medis dalam pelayanan dan manajemen kesehatan. (Kemenkes, 2020). Pentingnya dilakukan analisis ketepatan pengisian kode diagnosis pada dokumen rekam medis karena apabila kode diagnosis tidak tepat atau tidak sesuai dengan ICD-10 maka dapat menyebabkan turunnya mutu pelayanan di rumah sakit serta mempengaruhi data, informasi laporan, dan ketepatan tarif INACBG’s yang pada saat ini digunakan sebagai metode pembayaran untuk pelayanan pasien (Mukhtadi, 2013). Tujuan penelitian untuk Mengidentifikasi kelengkapan dan ketepatan kodefikasi, menganalisa ketidaktepatan dan ketepatan, dampak ketidak tepatan dan ketepatan pada terminologi medis obstetri di Puskesmas Jetis. Metode penelitianya yaitu deskreptif kualitatif Penelitian ini memberikan gambaran tentang pelaksanaan kodefikasi diagnosa pada kasus obstetri berdasarkan ICD-10. Peneliti menghitung prosentase ketidaklengkapan dan ketidaktepatan kode serta mencari faktor permasalahan yang mempengaruhi ketidaklengkapan dan ketidaktepatan kodefikasi. Pelaksanaan pemberian kode diagnosis pasien obstetri di Puskesmas Jetis dilakukan oleh petugas rekam medis. Kegiatan pengkodean dilaksanakan setelah pasien mendapat pelayanan, pemberi pelayanan kesehatan menginput data pasien anamnesis dan diagnosis serta kode di sistem komputer SIMPUS DGS, kemudian pada sistem DGS otomatis akan muncul beberapa diagnosis pilihan. Keakuratan kode diagnosis sesungguhnya merupakan penentuan dan penulisan kode diagnosis yang sesuai dengan standar klasifikasi di dalam ICD- 10. Kode dinyatakan tepat atau akurat apabila mencerminkan kondisi riil pasien dengan segala tindakan dan pengobatan yang telah dilakukan.. Kesimpulan Kelengkapan kode pada metode persalinan fisiologis maupun patologis secara umum sudah baik (92%), kelengkpan kode kondisi persalinan patologis sudah baik (87%). Ketepatan kode pada persalinan fisiologis (spontan) maupun patologis ketepatannya kurang (37%). Ketepatan kondisi persalinan patologis kurang (32%).