Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Efektivitas Program Lahan Tanam Padi Ladang Menetap dalam Penguatan Ketahanan Pangan di Kabupaten Mahakam Ulu Alfridus Naif; Nihayatus Sholihah; Widyawati
urn:multiple://2988-7828multiple.v3i77
Publisher : Institute of Educational, Research, and Community Service

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Program Lahan Tanam Padi Ladang Menetap 10 Hektar per Kampung merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan beras luar daerah dan memperkuat ketahanan pangan lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas program dalam mendukung ketersediaan, aksesibilitas, dan pemanfaatan pangan di wilayah perbatasan tersebut. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan dukungan data kuantitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan petani dan pejabat terkait, observasi lapangan, serta studi dokumentasi mengenai produksi padi dan luas panen antara tahun 2021 hingga 2024. Analisis dilakukan berdasarkan indikator efektivitas menurut Richard M. Steers dan tiga pilar ketahanan pangan: ketersediaan, aksesibilitas, dan pemanfaatan pangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program ini memberikan dampak positif, terlihat dari peningkatan produksi padi dari 489,42 ton pada tahun 2022 menjadi 681,92 ton pada tahun 2024. Program ini juga berhasil mengubah pola tanam masyarakat menuju sistem pertanian menetap. Namun, tantangan tetap ada terkait infrastruktur, distribusi, dan ketimpangan kapasitas antar kampung. Berdasarkan temuan ini, disarankan agar pemerintah memperkuat dukungan teknis dan logistik, masyarakat lebih aktif berpartisipasi, serta penelitian selanjutnya perlu mengeksplorasi dampak ekonomi dan keberlanjutan jangka panjang program ini.
Implementasi Program Beasiswa Gerbang Cerdas Mahulu (GCM) sebagai Kebijakan Afirmasi Pendidikan 3T di Kabupaten Mahakam Ulu Frenky Egiazer Boimau; Sri Kamariyah; Nihayatus Sholihah
urn:multiple://2988-7828multiple.v3i84
Publisher : Institute of Educational, Research, and Community Service

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi Program Beasiswa Gerbang Cerdas Mahulu (GCM) sebagai kebijakan afirmasi pendidikan di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), dengan studi kasus di Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Mahakam Ulu merupakan daerah perbatasan yang memiliki tantangan geografis dan sosial yang kompleks, sehingga akses pendidikan menjadi persoalan mendesak. Program GCM, yang diluncurkan pada tahun 2018, merupakan inisiatif lokal untuk memperluas akses pendidikan bagi masyarakat terpencil melalui bantuan beasiswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui studi dokumentasi dan analisis data sekunder. Analisis dilakukan menggunakan model implementasi kebijakan Van Meter dan Van Horn (1975) yang mencakup enam variabel utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi GCM telah memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan Angka Partisipasi Sekolah (APS), jumlah lembaga pendidikan, jumlah tenaga pendidik, serta Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan Harapan Lama Sekolah (HLS). Namun, masih terdapat kendala seperti keterbatasan infrastruktur, sumber daya manusia, dan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan tinggi. Penelitian ini memberikan rekomendasi penting bagi penguatan kebijakan afirmatif berbasis lokal yang lebih adaptif, inklusif, dan berkelanjutan di wilayah 3T.
Innovation of Electronic Land Rights Certificate Service at the Surabaya City Land Agency II Afrizal Pratama; Nihayatus Sholihah; Zainal Fatah
International Journal of Social Science and Humanity Vol. 2 No. 4 (2025): December: International Journal of Social Science and Humanity
Publisher : Asosiasi Penelitian dan Pengajar Ilmu Sosial Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62951/ijss.v2i4.503

Abstract

This abstract summarizes the innovation in land administration services through the implementation of Electronic Land Rights Certificates (e-Certificates) by the Ministry of Agrarian Affairs and Spatial Planning/National Land Agency (ATR/BPN). The policy responds to persistent challenges in conventional land certificate services, including lengthy bureaucratic procedures, limited transparency, and risks of document duplication and forgery. The study focuses on the implementation of e-Certificate services at the Surabaya City Land Office II, aiming to analyze the effectiveness of the innovation, supporting and inhibiting factors, and its impact on public service quality. A descriptive qualitative approach is employed, utilizing Rogers’ Diffusion of Innovation theory (1971) with five key indicators: relative advantage, compatibility, complexity, trialability, and observability. Data collection methods include document analysis, in-depth interviews, and field observation. Findings indicate that the e-Certificate provides significant benefits, such as time efficiency, enhanced data security, and improved transparency. The innovation also aligns with national priorities for digital transformation and bureaucratic reform. However, notable complexity persists due to limited digital literacy among the public and adaptation challenges faced by employees. Limited-scope pilot implementation supports iterative system improvements, while observable outcomes include accelerated services and increased public trust. Key enabling factors consist of strong national policy support, advanced digital infrastructure in Surabaya, and organizational commitment. Conversely, constraints include limited human resources, resistance to organizational change, and data security concerns. Overall, the e-Certificate innovation at the Surabaya City Land Office II has generated new public value through faster, more efficient, and accountable services, establishing a model for advancing digital transformation in land administration across Indonesia.