Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

MAKNA PELAYAN PASTORAL DI PAROKI SANTO YOHANES BAPTISTA BOGANATAR-KEUSKUPAN MAUMERE DALAM TERANG INJIL YOHANES 6: 1-15 Kasiwali, Yulius Candra; Luli, Gregorius S. K.; Lewar, Paulus Pati; Mingkol, Maria
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 8 No. 2 (2025): Volume 8 No. 2 Tahun 2025
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v8i2.46088

Abstract

Penulisan ini bertujuan untuk (1) memahami makna pelayanan pastoral di Paroki Santo Yohanes Baptista Boganatar, (2) mengetahui makna pelayan pastoral di Paroki Santo Yohanes Baptista Boganatar-Keuskupan Maumere dalam terang Injil Yohanes 6:1-15. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif-kuantitatif. Objek yang diteliti pelayan pastoral dan umat Paroki Santo Yohanes Baptista Boganatar. Wujud data dalam penelitian ini adalah berupa sumber data primer dan skunder dari hasil wawancara dengan pelayan pastoral dan umat Paroki Santo Yohanes Baptista Boganatar, obsevasi langsung di lapangan, dan pembicaraan tidak resmi. Selain itu, penulis juga menggunakan buku-buku refrensi yang berhubungan dengan tema ini: makna pelayan pastoral di Paroki Santo Yohanes Babtista Boganatar-Keuskupan Maumere dalam terang Injil Yohanes 6:1-15.. Dalam Injil Yohanes 6: 1-15 dikisahkan bahwa orang banyak melihat tanda yang dikerjakan Yesus, dan mereka itu mau menjadikannya raja. Memang benar dalam tiga tugas pokok Yesus Kristus sebagai imam, nabi dan raja, Yesus Kristus tidak terlepas menjadi seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang baik tidak membiarkan suatu situasi yang salah berlangsung terus, seolah-olah tidak bisa melakukan pembenahan agar bisa keluar dari kesulitan yang dihadapi oleh pengikut-Nya. Seorang pemimpin yang baik bukan hanya menunjukkan jalan bagi orang-orang lain melainkan ia melangkah di jalan yang sama bersama dengan mereka. Totalitas pelayan kepada orang kecil dan tugas kenabian pelayan pastoral paroki Santo Yohanes Pembaptis Boganatar mencontohi Gembala yang baik. Maka Yesus Kristus sebagai Gembala yang baik adalah contoh dan panutan bagi setiap pastor yang harus direnungkan dan diteladani dalam tugas pelayananya sebagai pastor paroki. Konteks Pelayanan Pastoral di Paroki Santo Yohanes Pembaptis Boganatar adalah untuk semua umat terlebih mereka yang sakit, cacat, menderita dan miskin. Mereka yang sakit, cacat, dan menderita diberi pelayanan dan kesempatan untuk misa maupun melayani komuni orang sakit. Dalam Regio Gerejani Nusa Tenggara telah dikeluarkan buku pegangan khusus bagi para pastor paroki, yakni Buku Tata Laksana Karya Pastoral (TKLP) bagi Pastor Paroki. Salah satu tuntutan yang harus diperhatikan oleh Paroki adalah administrasinya. Efektifitas kepemimpinan pastoral, pelayanan dan karya pastoral serta berbagai mekanisme pastoral akan sangat didukung oleh administrasi paroki yang baik dan rapih. Dengan demikian totalitas pelayan kepada orang kecil dan tugas kenabian pelayan pastoral paroki Santo Yohanes Pembaptis Boganatar dapat terwujud secara tepat.
MAKNA RITUS BELO TEKAN PADA MASYARAKAT SUKU LEWAR DUNGAN TANA AI DALAM TERANG ESKATOLOGI KRISTEN DAN RELEVANSINYA UNTUK KARYA PASTORAL GEREJA KATOLIK DI PAROKI BOGANATAR-KEUSKUPAN MAUMERE Kasiwali, Yulius Candra; Buru, Puplius Meinrad; Lewar, Paulus Pati; Manu, Maximus; Mingkol, Maria
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 8 No. 2 (2025): Volume 8 No. 2 Tahun 2025
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v8i2.46089

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) memahami makna ritus Belo Tekan pada Masyarakat Suku Lewar Dungan Tana Ai dalam Terang Eskatologi Kristen, (2) menganalisis, mengkaji, dan membandingkan makna ritus Belo Tekan pada Masyarakat Suku Lewar Dungan Tana Ai dalam Terang Eskatologi Kristen, (3) meningkatkan pengetahuan para pelayan pastoral tentang makna ritus Belo Tekan pada Masyarakat Suku Lewar Dungan Tana Ai dalam Terang Eskatologi Kristen dan relevansinya untuk karya Pastoral Gereja Katolik di Paroki Boganatar-Keuskupan Maumere. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Objek yang diteliti adalah Makna Ritus Belo Tekan pada Masyarakat Suku Lewar Dungan Tana Ai dalam Terang Eskatologi Kristen dan Relevansinya untuk Karya Pastoral Gereja Katolik di Paroki Boganatar-Keuskupan Maumere. Sumber data primer yang diperoleh dari penelitian melibatkan beberapa narasumber wawancara yang memiliki pengetahuan tentang ritus Belo Tekan pada Masyarakat Dungan Tana Ai. Sumber data sekunder diperoleh dari kajian terhadap penelitian-penelitian terdahulu, khususnya Makna Eskatologis di Balik Ritus Gren Mahe pada Masyarakat Dungan Tana Ai. Berdasarkan penelitian ini penulis menyimpulkan tiga hal pokok berikut. Pertama, ritus Belo Tekan sesungguhnya memiliki makna eskatologi sebagaimana dikonsepkan dalam ajaran Gereja Katolik. Makna ritus Belo Tekan dapat dicermati dengan melihat unsur-unsur eskatologi Katolik seperti kematian, kebangkitan, pengadilan terakhir, api penyucian, neraka, dan surga. Kedua, paralelisasi dan perbandingan setiap unsur dalam makna ritus Belo Tekan dengan konsep seputar Eskatologi Kristen mempunyai titik temu di mana keduanya sama-sama meyakini bahwa ada kehidupan setelah kematian di dunia ini. Akan tetapi ketika berbicara tentang ungkapan atau ritus, di situlah letak perbedaannya. Perbedaan ini tidak membuat pandangan Gereja begitu mendominasi apabila menghilangkan tradisi budaya lokal tetapi malah membuat iman Katolik berakar pada kebudayaan masyarakat suku Lewar Dungan Tana Ai. Ketiga, sejak masuknya Gereja Katolik di Dungan, pemahaman masyarakat tentang ritus Belo Tekan perlahan-lahan diubah. Gereja dan seluruh pelayan pastoral membangun dialog pastoral sehingga Gereja melalui sejumlah pendekatan pastoral mengajak umat meningkatkan iman dengan melihat makna terdalam di balik ritus Belo Tekan. Dengan demikian, makna ritus Belo Tekan menghantar iman masyarakat Dungan untuk percaya terhadap konsep dan pandangan eskatologi Kristen.
Pengaruh Upacara Gren Mahe Terhadap Interaksio Sosial Antara Individu Dan Masyarakat Di Desa Boganatar Lewar, Paulus Pati; Toli Wolor , Pius; Mare, Markus Sawu
Jurnal Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 4 No. 3 (2025): Jurnal Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat (September)
Publisher : CV. Era Digital Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59066/jppm.v4i3.1530

Abstract

Tulisan ini berupa kajian tentang hubungan antara interaksi sosial, khususny masyarakat di Desa Boganatar dengan Upacara Gren Mahe yang biasa dirayakan masyarakat setempat sebagai suatu tradisi. Penulis mengunakan metode digunakan peneliti ialah metode kualitatif dengan teknik wawancara narasumber. Penelitian ini bertempat di Desa Boganatar, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, NTT. Hasilnya ialah Upacara Gren Mahe memiliki peren yang pentin bagi kehidupan masyarakat setempat. Upacara ini mengandung nilai-nilai filosis yang membuat harmoni hubungan antara masyarakat dan hubungan antara masyarakat dan alam. Nilai-nilai luhur dari upacara ini juga dapat menjadi landasan bagi kehidupan masyarakat yang lebih luas.
The Magnificat and Online Gender-Based Violence: A Theological Framework for the Church’s Role in Digital Justice Advocacy Lewar, Paulus Pati; Kleden, Fransiskus Bala; Sihombing, Adison Adrianus; Rizzi, Giovanni
Religious: Jurnal Studi Agama-Agama dan Lintas Budaya Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/rjsalb.v8i2.30011

Abstract

: Online Gender-Based Violence (OGBV) has become an urgent global issue, exacerbated by technological advancements and the widespread use of digital platforms. This study explores the intersection of OGBV and biblical theology by analyzing Mary’s Magnificat as a framework for the Church’s response to digital gender injustices. The study aims to provide a theological perspective on OGBV, highlighting the role of the Church in advocating for digital justice and supporting survivors. Employing a qualitative descriptive approach, this research integrates biblical-theological analysis and literature review. The primary sources include the Magnificat (Luke 1:46-55), theological reflections on gender justice, and reports on OGBV from institutions such as Komnas Perempuan and SAFEnet. The study utilizes thematic analysis to examine how the Magnificat serves as a theological foundation for digital advocacy and ecclesial interventions. The findings indicate that the Magnificat is not merely a hymn of worship but a radical proclamation of justice, aligning with feminist and liberation theology. This study positions the Church as an ethical agent in digital governance, urging its involvement in advocacy, policy engagement, and pastoral care for OGBV survivors. Theologically, the research highlights the Church’s responsibility to challenge oppressive digital structures and promote gender justice in online spaces. This study contributes to digital theology by bridging biblical insights with contemporary discussions on gender-based violence in digital contexts. It also emphasizes the need for interdisciplinary collaboration between theologians, legal experts, and digital rights advocates to develop faith-based interventions against OGBV. However, further research is needed to expand theological engagement beyond the Magnificat and explore the role of other religious traditions in addressing OGBV.