Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

POTENSI TANAMAN OBAT DALAM MENGATASI HIPERURESEMIA Zustika, Diana Sri; fauziyyah, alya; Maryatisna, Mardiyah Nur Asrie; Azizah, Shanty Nur; Nurhalida, Neng Hilda; Halidatunur, Tia Ayu
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 25 No 2 (2025): Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 25 Nomor 2 Tahun 2025
Publisher : LPPM Universitas Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jkbth.v25i2.1637

Abstract

ABSTRAKHiperurisemia merupakan kondisi peningkatan kadar asam urat dalam tubuh yang dapat memicu terjadinya asam urat dan berbagai gangguan metabolik lainnya. Di Indonesia, prevalensi hiperurisemia terus meningkat seiring bertambahnya usia dan pola hidup yang tidak sehat sementara terapi konvensional seperti allopurinol masih memiliki keterbatasan akibat efek samping yang menyertainya. Oleh karena itu, diperlukan pengobatan alternatif yang lebih aman dan efektif salah satunya melalui pemanfaatan tanaman obat. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau potensi tanaman obat dalam menurunkan kadar asam urat berdasarkan hasil - hasil studi in vivo. Metode yang digunakan adalah studi pustaka dengan menelaah 32 jurnal nasional dan internasional yang diterbitkan dalam lima tahun terakhir. Dari analisis tersebut diperoleh 15 tanaman herbal yang memiliki aktivitas antihiperurisemia, terutama karena kandungan senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, alkaloid, saponin, dan tanin. Mekanisme utama yang teridentifikasi adalah penghambatan enzim xantin oksidase dan peningkatan ekskresi asam urat melalui urin. Tiga tanaman yang menunjukkan hasil paling signifikan dalam menurunkan kadar asam urat secara in vivo adalah daun leilem, bunga sepatu, dan daun kelor dengan dosis optimal masing - masing. Kesimpulan dari pengamatan ini menunjukkan bahwa tanaman obat memiliki prospek besar sebagai terapi pendamping atau alternatif dalam pengelolaan hiperurisemia. Namun, validasi lebih lanjut melalui uji klinis masih sangat diperlukan untuk mendukung pengoperasian secara luas dalam praktik klinis.Kata Kunci : Hiperurisemia; Asam Urat; Tanaman Obat; Flavonoid; Xantin Oksidase
Pencegahan stunting melalui edukasi gizi dan inovasi produk pangan lokal di Dusun Cicurug, Desa indrajaya, Kecamatan Sukaratu Pebiansyah, Anisa; Annissya, Widia Primi; Nuraini, Riska; Septiani, Lutfi Dwi; Dewi, Neng Mirna; Amelia, Dinda; Widiastuti, Selvy; Azizah, Shanty Nur; Oktavia Amir, Dhearlyn Astania; Nabila, Nabila; Hidayah, Ilmy Nurul; Ihsanuddin, Fadlan M.
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 5 (2025): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i5.33899

Abstract

Abstrak Stunting merupakan salah satu masalah gizi kronis yang berdampak jangka panjang terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan. Dusun Cicurug, Desa Indrajaya, Kabupaten Tasikmalaya, merupakan wilayah dengan risiko tinggi stunting akibat rendahnya konsumsi pangan bergizi dan kurangnya variasi makanan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui edukasi gizi dan pemanfaatan inovasi pangan lokal sebagai upaya pencegahan stunting. Metode yang digunakan meliputi sosialisasi, penyuluhan, diskusi, dan praktik pembuatan makanan berbahan lokal seperti ikan, jagung, bayam, dan ubi jalar. Hasil uji statistik menunjukkan peningkatan pengetahuan yang signifikan setelah intervensi (p < 0,05). Produk pangan inovatif seperti Nugget Ikan Nila, Jagung, Bayam dan Pancake Ubi Jalar diterima dengan baik oleh masyarakat. Intervensi ini membuktikan bahwa edukasi gizi berbasis masyarakat dan inovasi pangan lokal dapat menjadi strategi efektif dalam upaya penurunan angka stunting di tingkat desa. Kata kunci: stunting; edukasi gizi; pangan lokal; inovasi; intervensi masyarakat. Abstract Stunting is a chronic nutritional issue with long-term impacts on children’s growth and development, especially during the first 1,000 days of life. Cicurug Hamlet, located in Indrajaya Village, Tasikmalaya Regency, is a high-risk area for stunting due to low intake of nutritious foods and limited dietary diversity. This program aimed to increase community knowledge through nutrition education and the development of local food innovations as a strategy to prevent stunting. Methods included socialization, education, discussions, and food processing demonstrations using local ingredients such as fish, corn, spinach, and sweet potatoes. Statistical tests showed a significant increase in knowledge after the intervention (p < 0.05). Innovative food products such as Tilapia Fish, Corn, and Spinach Nuggets and Sweet Potato Pancakes were well received by the community. This intervention demonstrates that community-based nutrition education and local food innovation can be effective strategies in reducing stunting at the village level. Keywords: stunting; nutrition; education; local food; innovation; community-based intervention.