Latar Belakang: Pneumonia masih menjadi penyebab utama kematian pada anak di bawah lima tahun, dengan sekitar satu juta kematian terjadi di Afrika dan Asia Selatan. Pada tahun 2015–2016, penyakit ini menyumbang 15–16% kematian balita secara global. Di Indonesia, 15% kasus balita pada tahun 2023 disebabkan oleh pneumonia (877.531 kasus), dengan 39,1% terjadi di tingkat provinsi. Data awal di lokasi penelitian menunjukkan bahwa 3 dari 5 pasien mengalami sesak napas, batuk, dan pilek, sementara 2 lainnya menunjukkan gejala rewel, sulit tidur, dan kurang nafsu makan. Tujuan: Mengetahui pengaruh fisioterapi dada yang disertai kompres hangat dalam mengurangi sesak napas pada anak penderita pneumonia di Ruang Kartika, RS Dr. Soetarto, Yogyakarta. Metode: Penelitian kuasi-eksperimen ini menggunakan desain pretest-posttest dua kelompok, dengan 36 pasien anak yang dibagi secara merata menjadi kelompok intervensi dan kontrol. Kelompok intervensi menerima fisioterapi dada dengan kompres hangat, sedangkan kelompok kontrol hanya menerima fisioterapi dada. Laju pernapasan diamati dan dianalisis menggunakan uji t berpasangan dan uji t independen. Hasil: Pada kelompok intervensi, rata-rata laju pernapasan menurun dari 23,67 menjadi 20,06 kali/menit (p=0,000), sedangkan pada kelompok kontrol menurun dari 24,17 menjadi 21,78 kali/menit (p=0,000). Hasil ini menunjukkan bahwa fisioterapi dada dengan kompres hangat secara signifikan efektif mengurangi sesak napas (p=0,000). Kesimpulan: Fisioterapi dada yang dikombinasikan dengan kompres hangat efektif dalam mengurangi sesak napas pada anak dengan pneumonia di RS Dr. Soetarto, Yogyakarta.