Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Regional Autonomy Management from the Perspective of Human Resource Management Purwanto; Rahmatulloh, Aang; Muliasutisna, Asep; Hanapia, Cepi; Pua Upa, Fatmawati
Jurnal Economic Resource Vol. 5 No. 2 (2022): September-April
Publisher : Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Regional autonomy is a constitutional mandate that grants broad authority to regions to regulate and manage their own government affairs and local interests in accordance with laws and regulations. This policy not only serves as the foundation for good governance, but also as a strategy for empowering regions in facing the demands of globalisation. This study aims to analyse regional autonomy management from a human resource management (HRM) perspective, focusing on the role of regional leaders and the competence of civil servants (ASN) in supporting the effectiveness of regional governance. The research design is descriptive qualitative with a case study approach. The research population includes all government officials in the New Autonomous Regions (DOB) that are the research locations, while the sample was selected purposively based on their direct involvement in the planning, implementation, and evaluation of regional policies. Data were collected through in-depth interviews, observations, and document reviews, then analysed using thematic analysis to identify patterns and relationships between variables. The results of the study indicate that the success of regional autonomy management is greatly influenced by visionary leadership, professional civil servant competence, and an organisational culture oriented towards public service. Effective human resource management implementation can strengthen institutional capacity, improve service quality, and promote regional autonomy. These findings imply the need for strengthening capacity building of civil servants, implementing a merit-based system in recruitment and promotion, and conducting consistent performance evaluations to ensure the sustainability of regional autonomy.
Pengabdian kepada Masyarakat: Peran Mahasiswa dalam Mendorong Partisipasi Masyarakat pada Kegiatan Gotong Royong di Kampung Cirawa Pua Upa, Fatmawati; Rahmatulloh, Aang; Purwanto; Inayatullah, Muhamad Iqbal; Zulandi, Muhamad Rahmal
Celebes Journal of Community Services Vol. 2 No. 1 (2023): December - May
Publisher : STIE Amkop Makassar, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37531/celeb.v2i1.3021

Abstract

Gotong royong merupakan nilai luhur budaya bangsa Indonesia yang menjadi perwujudan nyata Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat. Namun, perkembangan zaman dan masuknya budaya luar yang cenderung individualistis telah menyebabkan menurunnya semangat kebersamaan dan kepekaan sosial di tengah masyarakat. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk mendorong partisipasi warga Kampung Cirawa, Desa Nyalindung, Kecamatan Nyalindung, dalam kegiatan gotong royong pembangunan jalan penghubung Cirawa–Cikupa–Cikidang sebagai sarana meningkatkan aksesibilitas, memperlancar distribusi hasil pertanian, dan memperkuat solidaritas sosial. Metode yang digunakan adalah pendekatan partisipatif (participatory approach) dengan melibatkan masyarakat, perangkat desa, komunitas lokal, dan mahasiswa secara aktif. Tahapan pelaksanaan meliputi perencanaan, sosialisasi, pelaksanaan kerja bakti, pendampingan, serta evaluasi. Data kegiatan diperoleh melalui observasi partisipatif, wawancara dengan tokoh masyarakat, dan dokumentasi. Hasil kegiatan menunjukkan meningkatnya keterlibatan masyarakat dalam gotong royong, khususnya pada pembangunan infrastruktur desa. Antusiasme warga terlihat dari kehadiran rutin dalam kegiatan setiap Jumat, dukungan material dan tenaga, serta keterlibatan kelompok pemuda. Faktor pendukung keberhasilan program meliputi keterbukaan perangkat RW, keterlibatan komunitas, dan kerjasama lintas pihak. Hambatan yang dihadapi antara lain keterbatasan infrastruktur, sumber daya yang terbatas, serta kurangnya pengetahuan sebagian warga mengenai pentingnya pemeliharaan lingkungan. Kegiatan ini membuktikan bahwa peran mahasiswa sebagai fasilitator mampu mendorong partisipasi aktif masyarakat dan menghidupkan kembali nilai gotong royong sebagai modal sosial. Keberlanjutan program memerlukan dukungan kebijakan pemerintah, komitmen masyarakat, dan sinergi lintas sektor untuk menjaga hasil pembangunan serta memperkuat kohesi sosial desa.