Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Penyerangan Mongol Terhadap Dinasti Abbasiyah Dan Dampaknya Pada Peradaban Islam Serta Bidang Sosial-Politik Tahun 1258 M Miftahul Jannatil Harvina; Nicky Bima Koni Ramadhan; Ellya Roza
Batuthah: Jurnal Sejarah Padaban Islam Vol. 4 No. 2 (2025): Batuthah: Jurnal Sejarah Peradaban Islam
Publisher : Program Studi Sejarah Peradaban Islam Institut Agama Islam Darullughah Wadda'wah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38073/batuthah.v4i2.2629

Abstract

The Mongol invasion in 1258 AD brought an end to the glory of the Abbasid Dynasty, which for centuries had been the political and intellectual center of Islam. This event not only toppled Baghdad as the epicenter of civilization but also shook the social and political order of the Islamic world. This research employs the library research method by examining and analyzing various primary and secondary sources discussing the history of the Mongol invasion. The analysis is carried out through a qualitative approach using content analysis to explore the impact of the event on Islamic civilization in its political aspect. Based on the findings, although the city of Baghdad suffered severe destruction as a result of Hulagu Khan’s invasion in 1258 AD which simultaneously marked the end of the central authority of the Abbasid Dynasty, the event in fact became a catalyst for major transformation in the history of the Islamic world. The Mongol assault, which initially brought devastation, paradoxically opened the way for a new phase of revival. The Ilkhanate Dynasty, which at first posed a threat to Muslims, eventually embraced Islam and played a strategic role in rebuilding political stability in the previously ravaged regions. This included the implementation of the jizyah tax on non-Muslims, the prohibition of usury, and the obligation for officials to wear turbans as an Islamic identity marker.
ANALISIS KESALAHAN PENULISAN (KITABAH) BAHASA ARAB SANTRIWATI KELAS VIII MA’HAD SULAIMAN AL FAUZAN BANGKINANG Miftahul Jannatil Harvina; Nicky Bima Koni Ramadhan; Nandang Sarip Hidayat
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 3 No. 6 (2025): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Juni
Publisher : PT. Media Akademik Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62281/v3i6.2157

Abstract

Keterampilan menulis (kitābah) merupakan salah satu aspek paling kompleks dalam pembelajaran bahasa Arab, terutama bagi pelajar tingkat menengah pertama di lingkungan pesantren. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis-jenis kesalahan sintaksis, morfologis, fonologis, dan leksikal yang dilakukan oleh santriwati kelas VIII Ma’had Sulaiman Al Fauzan Bangkinang dalam tulisan bahasa Arab mereka. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan rancangan studi kasus, data dikumpulkan melalui dokumentasi hasil tulisan, observasi kelas, dan wawancara dengan guru bahasa Arab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan sintaksis merupakan kategori yang paling dominan, disusul oleh kesalahan morfologis, fonologis, dan leksikal. Analisis mendalam mengungkapkan bahwa sebagian besar kesalahan terjadi akibat lemahnya internalisasi kaidah nahwu dan ṣarf, kurangnya latihan menulis kontekstual, serta terbatasnya umpan balik korektif dalam proses pembelajaran. Penelitian ini menekankan pentingnya pembelajaran yang terstruktur, berbasis praktik, dan didukung oleh evaluasi berkelanjutan. Temuan ini diharapkan menjadi rujukan dalam perbaikan metode pengajaran bahasa Arab yang adaptif terhadap kebutuhan siswa dan tantangan kebahasaan yang mereka hadapi.
ANALISIS TA’RIF DAN TANKIR DALAM SURAT AL-FATIHAH: TELAAH STRUKTURAL DAN MAKNAWI Nicky Bima Koni Ramadhan; Miftahul Jannatil Harvina; Agustiar
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 3 No. 6 (2025): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Juni
Publisher : PT. Media Akademik Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62281/v3i6.2200

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara mendalam penggunaan bentuk taʿrīf (pengenalan) dan tankīr (pengabstrakan) dalam Surat Al-Fātiḥah, serta mengeksplorasi bagaimana kedua bentuk kebahasaan ini memengaruhi pemahaman makna dalam tafsir Al-Qur’an. Pendekatan yang digunakan bersifat kualitatif-deskriptif dengan metode analisis linguistik, khususnya dalam mengamati struktur kalimat yang mengandung makna definitif dan indefinitif. Surat Al-Fātiḥah dipilih karena kedudukannya yang sangat penting dalam kehidupan umat Islam, baik dari sisi ritual ibadah maupun spiritualitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk taʿrīf dalam surat ini berperan mempertegas keesaan, kemahakuasaan, dan kekhususan sifat-sifat Allah. Sementara itu, penggunaan tankīr menghadirkan dimensi makna yang lebih terbuka, bersifat reflektif, dan menggugah kesadaran batin pembaca terhadap keagungan ilahi. Analisis ini menegaskan bahwa aspek kebahasaan seperti taʿrīf dan tankīr tidak hanya bersifat gramatikal, tetapi juga mengandung pesan retoris dan nilai-nilai teologis yang mendalam. Dengan demikian, temuan ini diharapkan memberikan kontribusi yang berarti dalam pengembangan kajian linguistik Al-Qur’an, serta menjadi referensi penting dalam studi tafsir berbasis analisis kebahasaan.
ESTETIKA BAHASA ARAB DALAM HADIS: KAJIAN BALAGHAH TERHADAP IJAZ DAN ITHNAB PADA KITAB HADITS ARBAIN NAWAWI Nicky Bima Koni Ramadhan; Miftahul Jannatil Harvina; Rahman
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 3 No. 6 (2025): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Juni
Publisher : PT. Media Akademik Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62281/v3i6.2415

Abstract

Kajian ini membahas secara mendalam penggunaan gaya bahasa ijaz (pengungkapan ringkas) dan ithnab (penambahan penjelasan) dalam hadis-hadis yang terdapat dalam Kitab Arba'in Nawawi karya Imam An-Nawawi. Dengan pendekatan deskriptif-kualitatif dan analisis stilistika balaghah, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk dan fungsi retoris dari ijaz seperti qashr dan hadzf serta ithnab seperti at-takrir, at-ta’lil, dan al-i’tiradh dalam memperkuat kandungan makna hadis. Hasil temuan menunjukkan bahwa kedua elemen ini tidak sekadar memperindah bahasa, tetapi juga memainkan peran penting dalam memperjelas pesan dakwah, mempertegas makna, dan mempermudah penerimaan makna dalam konteks spiritual dan praktis. Ijaz menjadikan hadis singkat namun padat makna, sedangkan ithnab memberi kelengkapan dan penguatan makna melalui penjelasan tambahan yang terstruktur. Kajian ini membuktikan bahwa pemahaman terhadap ilmu balaghah, khususnya ijaz dan ithnab, sangat penting untuk menggali kedalaman makna sabda Nabi dan mengapresiasi keindahan linguistik dalam hadis. Penelitian ini juga menegaskan bahwa retorika dalam hadis merupakan jembatan antara bentuk bahasa dan pesan keislaman yang luhur.