Kesenjangan sosial di kota besar, seperti Makassar, merupakan fenomena yang kompleks dan berlapis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor penyebab kesenjangan sosial serta dampaknya terhadap kualitas hidup kelompok miskin di Makassar. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui studi kasus terpadu, penelitian memanfaatkan wawancara mendalam, observasi partisipatif, focus group discussion, dan pemetaan partisipatif untuk mengumpulkan data komprehensif. Temuan utama penelitian menunjukkan tiga faktor penyebab kesenjangan sosial di Makassar: (1) ketidakmerataan akses pendidikan, dengan 82% keluarga di kawasan kumuh melaporkan kesulitan membiayai pendidikan dan tingkat putus sekolah mencapai 23% dibandingkan hanya 0,5% di kawasan elite; (2) terbatasnya kesempatan kerja, dengan 64% penduduk kawasan kumuh terperangkap dalam sektor informal berpendapatan rendah, sementara 78% lapangan kerja baru membutuhkan keterampilan yang tidak mereka miliki; dan (3) penyimpangan kebijakan sosial, dengan 47% program pengentasan kemiskinan tidak mencapai target dan 68% penduduk kawasan kumuh melaporkan tidak pernah dilibatkan dalam perencanaan pembangunan. Disparitas akses terhadap layanan kesehatan (87% di kawasan kumuh vs 8% di kawasan elite mengalami kesulitan akses) dan kesenjangan pendapatan bulanan (Rp1.200.000 di kawasan kumuh vs Rp18.500.000 di kawasan elite) semakin memperburuk kualitas hidup kelompok miskin. Penelitian ini merekomendasikan reformasi kebijakan yang lebih inklusif melalui integrasi spasial-sosial kawasan kumuh, pengembangan pendidikan berorientasi keterampilan lokal, implementasi kebijakan sosial partisipatif, dan strategi pengembangan ekonomi inklusif untuk mengurangi kesenjangan sosial di Makassar.