Particulate Matter 10 (PM10) adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron. Kelurahan Tanah Lemo, Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba merupakan salah satu industri kayu terbesar dan terkenal di dunia. Pekerja pembuat kapal pinisi dengan jam kerja kurang lebih 7 jam setiap hari dalam seminggu, dengan durasi pembuatan kapal paling cepat 3 bulan, sangat berpotensi terpapar langsung debu PM10 sangat tinggi sehingga memiliki risiko terkena gejala Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara paparan PM10 dan karakteristik individu dengan keluhan subyektif ISPA. Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 41 responden. Instrumen penelitian yakni menggunakan Hazard-Dust EPAM 5000, kuesioner, dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar PM10 yang berada di area kerja industri pinisi tidak memenuhi syarat karena melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yang harusnya <0,015 mg/m3. Karateristik individu berupa variabel usia tidak berhubungan signifikan dengan gejala ISPA, namun untuk variabel lain seperti perilaku merokok, usia, masa kerja, lama kerja, penggunaan masker memiliki hubungan yang signifikan dengan p-value <0,05. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan keluhan subyektif ISPA, dan terdapat hubungan yang signifikan antara paparan Particulate Matter 10 (PM10) dengan keluhan subyektif Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang menunjukan korelasi positif, hal tersebut berarti semakin tinggi konsentrasi paparan Particulate Matter 10 (PM10) maka semakin berisiko terkena gejala Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).