Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH PAPARAN PM10 DAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KELUHAN SUBJEKTIF ISPA PADA PEKERJA INDUSTRI KAPAL PHINISI DI KAB. BULUKUMBA Kahfi, Muh; Sudarmin, Ria Rezeki
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health Vol. 8 No. 2 (2024): Industrial Hygiene and Occupational Health
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/jihoh.v8i2.8652

Abstract

Particulate Matter 10 (PM10) adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron. Kelurahan Tanah Lemo, Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba merupakan salah satu industri kayu terbesar dan terkenal di dunia. Pekerja pembuat kapal pinisi dengan jam kerja kurang lebih 7 jam setiap hari dalam seminggu, dengan durasi pembuatan kapal paling cepat 3 bulan, sangat berpotensi terpapar langsung debu PM10 sangat tinggi sehingga memiliki risiko terkena gejala Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara paparan PM10 dan karakteristik individu dengan keluhan subyektif ISPA. Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 41 responden. Instrumen penelitian yakni menggunakan Hazard-Dust EPAM 5000, kuesioner, dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar PM10 yang berada di area kerja industri pinisi tidak memenuhi syarat karena melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yang harusnya <0,015 mg/m3. Karateristik individu berupa variabel usia tidak berhubungan signifikan dengan gejala ISPA, namun untuk variabel lain seperti perilaku merokok, usia, masa kerja, lama kerja, penggunaan masker memiliki hubungan yang signifikan dengan p-value <0,05. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan keluhan subyektif ISPA, dan terdapat hubungan yang signifikan antara paparan Particulate Matter 10 (PM10)  dengan keluhan subyektif Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang menunjukan korelasi positif, hal tersebut berarti semakin tinggi konsentrasi paparan Particulate Matter 10 (PM10) maka semakin berisiko terkena gejala Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Pelatihan Pengelolaan Limbah Bonggol Jagung Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Terbarukan untuk Masyarakat Desa Pappalluang, Kec. Bangkala Barat, Kab. Jeneponto: Corn Cob Waste Management Training into Briquettes as a Renewable Energy Source for the Community of Pappalluang Village, West Bangkala District, Jeneponto Regency Handayani, Sri; Wahiduddin; Amqam, Hasnawati; Wisudawan B, Owildan; Basir; Salahuddin, Nurul Syahriani; Sudarmin, Ria Rezeki; Syamsuar; Natsir, Muh Fajaruddin; Marzukiarmin, Dian Saputra
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 7 No. 12: Desember 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v7i12.6473

Abstract

Pengelolaan limbah pertanian, termasuk bonggol jagung, sering menjadi tantangan utama dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan meningkatkan nilai ekonomi. Pengabdian masyarakat ini berfokus pada pemanfaatan limbah bonggol jagung sebagai bahan baku untuk produksi briket, suatu inovasi energi terbarukan yang ramah lingkungan. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Pappalluang, Kecamatan Bangkala Barat, Kabupaten Jeneponto, dengan menggunakan metode yang melibatkan penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan langsung kepada masyarakat. Tujuan utama dari program ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mengelola limbah pertanian, khususnya bonggol jagung, sehingga dapat diubah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa masyarakat tidak hanya memperoleh pemahaman baru tentang pengelolaan limbah secara ramah lingkungan, tetapi juga mampu mempraktikkan pembuatan briket sebagai alternatif bahan bakar yang efektif. Briket ini memiliki potensi besar untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat pembakaran limbah terbuka serta menyediakan solusi energi yang lebih berkelanjutan bagi masyarakat desa. Keberhasilan program ini diharapkan menjadi langkah awal untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi lokal dan mendukung upaya pembangunan berkelanjutan. Melalui dukungan dan kolaborasi antara masyarakat, akademisi, dan pemerintah daerah, inovasi ini dapat berkembang lebih lanjut dan diterapkan secara luas di daerah lain. Program ini diharapkan berkelanjutan dan dapat diterapkan secara mandiri oleh masyarakat.
Knowledge of Families of Patients with Diarrhea Prevention in The in-Treatment Room of Academis Hospital Makassar Sudarmin, Ria Rezeki; Kadir, Erni; Tarukallo, Yohanis; Tobondo, Yuyun Alfasius; Tahir G, Muhammad; Qasim, Muhammad
International Journal of Health Sciences Vol. 1 No. 2 (2023): IJHS : International Journal of Health Sciences
Publisher : Asosiasi Guru dan Dosen Seluruh Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.113 KB) | DOI: 10.59585/ijhs.v1i2.82

Abstract

Based on the results of research related to diarrheal diseases in various regions in Indonesia, there are several interrelated factors, namely inadequate supply of clean water, water polluted by feces, lack of sanitation facilities, unhygienic disposal of feces, poor personal and environmental hygiene, and improper processing and storage of food. Many factors can directly or indirectly be a driving factor for the occurrence of diarrhea, consisting of host agent, environmental and behavioral factors. The purpose of this study was to determine the relationship between the knowledge of the patient's family and the prevention of diarrheal diseases at the Makassar Akademis Hospital. This type of research is descriptive with the research design used is the Cross-Sectional method, namely the type of research that emphasizes the time of measurement / observation of independent and dependent variable data only once. Place This research was conducted in the inpatient room of the Makassar Akademis Hospital. According to the results of data analysis using the chi-square statistical test, a value of p = 0.000 (p <0.05) was obtained, this means that there is an environmental relationship with the incidence of diarrhea in toddlers in the child care room at the Makassar Akademis Hospital. The conclusion is that there is a relationship between environmental, socio-economic conditions, and mother's knowledge with the incidence of diarrhea in the child care room at the Makassar Akademis Hospital.