Additive Manufacturing atau 3D printing merupakan teknologi yangmampu mengubah data digital menjadi objek fisik melalui proses pencetakan tigadimensi. Di Indonesia, teknologi ini semakin dikenal dan dimanfaatkan sebagai mediapembelajaran, salah satunya di laboratorium mini Makerspace. Namun, area kerja dilaboratorium ini belum sepenuhnya menerapkan prinsip ergonomi, khususnyaterkait dimensi antropometri pengguna, padahal stasiun kerja memegang perananpenting dalam mendukung aktivitas kerja yang optimal, aman, dan nyaman.Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods) dengan pendekatanstudi kasus di lingkungan Makerspace. Proses perancangan dilakukan denganpendekatan Design Thinking, serta menerapkan teknik SCAMPER pada tahap ideasiuntuk menghasilkan alternatif solusi desain. Evaluasi postur kerja dilakukan denganmetode REBA (Rapid Entire Body Assessment) pada seluruh tahapan aktivitas, mulaidari pra-produksi, produksi, hingga pasca-produksi. Hasil dari perancanganmenghasilkan konsep stasiun kerja 3D printing yang ergonomis dan sesuai dengankebutuhan pengguna berdasarkan data antropometri. Desain yang dihasilkanmempertimbangkan kenyamanan postur, efisiensi ruang, serta alur kerja yang logis.Rancangan ini tidak hanya meningkatkan kenyamanan dan efisiensi kerja, tetapi jugamendukung produktivitas dan efektivitas proses pencetakan 3D di laboratorium miniMakerspace. Diharapkan, penerapan prinsip ergonomi dalam stasiun kerja ini dapatmenjadi acuan dalam pengembangan fasilitas serupa di lingkungan pendidikan danindustri.Kata kunci: 3D Printing, Antropometri, Design Thinking, Ergonomi, REBA, Stasiun Kerja.