Tri 'Ulya Qodriyati
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Peningkatan Kompetensi Digital Pendidik Melalui Pelatihan Artificial Intelligence (AI) PAUD Aba Percontohan Bojonegoro Putri, Berliana Fairelia; Masniyah, Hannik; Rahmawati, Adelia; Septi Putri, Adinda Balqis; Ratu Keylla, Citra Puspita; Nisa, Khoirun; Susilo, Heryanto; Tri 'Ulya Qodriyati
Transformasi : Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Non Formal Informal Vol. 11 No. 2 (2025): September
Publisher : Program Studi Pendidikan Luar Sekolah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jtni.v11i2.16159

Abstract

Abstract: Digital transformation in the education sector requires teachers to master the latest technology, including artificial intelligence (AI). Early childhood education as a basis for learning requires teachers who can adapt to technological advances in order to create innovative and interesting learning experiences for children. However, there are still many PAUD educators who have difficulty integrating digital technology into teaching and learning activities. To meet this need, PAUD ABA Perpilotan Bojonegoro in collaboration with Bojonegoro ICT Volunteers held a training on "Introduction and Utilization of Artificial Intelligence in PAUD Learning" on April 26, 2025. This training aims to improve the digital skills of teachers by understanding the basic concepts of AI, how AI works, the application of generative AI, and the use of various AI-based tools to support the development of teaching materials and learning media. With a composition of 70% practical and 30% theoretical, this training seeks to equip educators with skills appropriate to the 21st century, support educational transformation that is in line with technological developments, and improve the quality of learning in PAUD. Abstrak: Transformasi digital dalam sektor pendidikan mengharuskan para pengajar untuk menguasai teknologi terbaru, termasuk kecerdasan buatan (AI). Pendidikan anak usia dini sebagai dasar pembelajaran memerlukan pengajar yang dapat menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi guna mewujudkan pengalaman belajarĀ  inovatif serta menarik untuk anak-anak. Namun, masih terdapat banyak pendidik PAUD yang mengalami kesulitan dalam mengintegrasikan teknologi digital ke dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk memenuhi kebutuhan ini, PAUD ABA Percontohan Bojonegoro bekerja sama dengan Relawan TIK Bojonegoro mengadakan pelatihan "Pengenalan dan Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam Pembelajaran PAUD" pada tanggal 26 April 2025. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan digital para pengajar dengan memahami konsep dasar AI, cara kerja AI, penerapan AI generatif, serta penggunaan berbagai alat berbasis AI untuk mendukung pengembangan materi ajar dan media pembelajaran. Dengan komposisi 70% praktis dan 30% teori, pelatihan ini berusaha membekali para pendidik dengan keterampilan yang sesuai di abad ke-21, mendukung transformasi pendidikan yang selaras dengan perkembangan teknologi, dan meningkatkan mutu pembelajaran di PAUD.
Peran Fasilitator Dalam Program Pelatihan Membatik Guna Meningkatkan Sumber Penghasilan Masyarakat Zacky Raffi Al Faridzi; Nur Laili Fitriyah; Ahsanun Nihayah; Zahra, Arifah Az; Aisyah Aprillia Rahmawati; Ayat Akhras Tamam; Susilo, Heryanto; Tri 'Ulya Qodriyati
Transformasi : Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Non Formal Informal Vol. 11 No. 2 (2025): September
Publisher : Program Studi Pendidikan Luar Sekolah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jtni.v11i2.16175

Abstract

Abstract: This study aims to analyze the role of facilitators in batik training programs as an effort to increase community income, using a case study of Batik Tulis Namiroh in Kampung Batik Jetis, Sidoarjo. A descriptive qualitative method was employed, with data collected through observation, interviews, and documentation. The results indicate that facilitators play a vital role as motivators, mentors, liaisons, and agents of change throughout the training process. Their presence significantly enhances participants' technical skills in batik-making, builds self-confidence, and encourages economic independence. The training not only contributes to the preservation of traditional batik culture but also creates new economic opportunities for local communities, particularly those from lower-income backgrounds. Therefore, the facilitator's role is a key factor in bridging local cultural potential with sustainable improvements in community welfare. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran fasilitator dalam program pelatihan membatik sebagai upaya meningkatkan sumber penghasilan masyarakat, dengan studi kasus pada Batik Tulis Namiroh di Kampung Batik Jetis, Sidoarjo. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitator memegang peranan penting sebagai motivator, pendamping, penghubung, dan agen perubahan dalam proses pelatihan membatik. Keberadaan fasilitator terbukti mampu meningkatkan keterampilan teknis peserta dalam membatik, membangun kepercayaan diri, serta mendorong kemandirian ekonomi masyarakat. Pelatihan ini tidak hanya berkontribusi dalam pelestarian budaya batik, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar, khususnya yang berasal dari latar belakang ekonomi menengah ke bawah. Dengan demikian, peran fasilitator menjadi faktor kunci dalam menjembatani potensi budaya lokal dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Peran Tutor Dalam Meningkatkan Keterampilan Barista Coffe Pada Kegiatan Ekstrakurikuler di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Budi Utama Melalui Observasi Lapangan Faradila, Aisya Nor; Anil K, Ajlisa Selly; Andhini, Revalina Nurasita; Ainiyah, Ulfatin; Fitriani, Intan; Susilo, Heryanto; Tri 'Ulya Qodriyati
Transformasi : Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Non Formal Informal Vol. 11 No. 2 (2025): September
Publisher : Program Studi Pendidikan Luar Sekolah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jtni.v11i2.16222

Abstract

Abstract: This study aims to describe the contribution of tutors in improving barista skills in extracurricular activities at the Budi Utama Community Learning Center (PKBM) in Surabaya. Other objectives are to identify supporting and inhibiting factors, and to assess the training outcomes achieved by participants. The method used in this study is a descriptive qualitative approach, collecting data through interviews, field observations, and documentation. The research findings indicate that tutors play a crucial role as motivators, facilitators, and technical guides. In addition to providing theoretical explanations of coffee brewing techniques and how to use an espresso machine, tutors also interact directly with participants during practice sessions. This method has proven effective in improving technical understanding, building self-confidence, and developing participants' professional attitudes. Supporting factors identified include tutor enthusiasm, high participant interest, and the availability of adequate practice facilities. On the other hand, inhibiting factors include limited modern equipment, raw materials, and limited learning time because many participants also work. Nevertheless, this training successfully improved participants' skills, enabling them to serve standard beverages such as espresso and cappuccino. Some participants even have plans to open their own coffee businesses. In conclusion, non-formal education through PKBM plays an important role in developing vocational skills for the younger generation, with tutors as a key element in the success of the program. Abstrak: Penelitian ini ditujukan untuk menggambarkan kontribusi tutor dalam meningkatkan kemampuan barista pada kegiatan ekstrakurikuler di PKBM Budi Utama, Surabaya. Tujuan lainnya adalah untuk mengenali faktor-faktor yang mendukung serta yang menghambat, dan untuk menilai hasil pelatihan yang dicapai oleh para peserta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan cara mengumpulkan data melalui wawancara, observasi di lapangan, dan dokumentasi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa tutor memiliki peran yang sangat penting sebagai motivator, fasilitator, dan pembimbing teknis. Selain memberikan penjelasan teori tentang teknik penyeduhan kopi dan cara menggunakan mesin espresso, tutor juga berinteraksi langsung dengan peserta selama praktik. Metode ini terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman teknis, menciptakan kepercayaan diri, serta mengembangkan sikap profesional peserta. Faktor-faktor pendukung yang ditemukan meliputi semangat tutor, minat peserta yang tinggi, dan ketersediaan fasilitas praktik yang memadai. Di sisi lain, faktor penghambat meliputi keterbatasan alat modern, bahan baku, serta waktu belajar yang terbatas karena banyak peserta juga bekerja. Walaupun begitu, pelatihan ini berhasil meningkatkan keterampilan peserta, sehingga mereka dapat menyajikan minuman standar seperti espresso dan cappuccino. Beberapa peserta bahkan memiliki rencana untuk membuka usaha kopi secara mandiri. Kesimpulannya, pendidikan nonformal melalui PKBM memainkan peran penting dalam mengembangkan keterampilan vokasional bagi generasi muda, dengan tutor sebagai elemen kunci keberhasilan program.