Siti Masykuroh
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Visualisasi Bidadari Surga Dalam Perspektif Al-Qur’an (Analisis Konstruksi Sosial Gender Dalam Tafsir Ath-Thabari) Cyndiana Rustin Pratiwi; Siti Masykuroh; Fitri Windari; Suhandi
Jurnal test Vol 4 No 2 (2025): AL-Fahmu: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58363/alfahmu.v4i2.426

Abstract

The visualization of the houris in the Qur’an is described as hur ‘in, women with beautiful eyes and clear skin like hidden pearls. They are portrayed as shy, loyal, and eternally youthful. This imagery reflects the social construction of gender that influences classical interpretations, particularly in Tafsir Ath-Thabari. This study analyzes Ath-Thabari’s interpretation of the concept of houris in paradise and re-examines it through the lens of Judith Butler’s theory of gender as a social construct. Butler asserts that gender is not a fixed biological category but a social construct shaped by culture, language, and discourse. The interpretation of houris is not merely textual but also shaped by the patriarchal gender norms prevalent at the time the interpretation was formulated. This research employs a literature review method with a descriptive and linguistic analysis approach to the Qur’anic verses and Ath-Thabari’s exegesis. The findings reveal that Ath-Thabari interprets the houris literally, emphasizing their physical and sensual attributes as a form of pleasure for faithful men. The depiction of houris with large, beautiful eyes, ideal body shapes, and pure white skin reflects the classical Arab standards of beauty. From Butler’s perspective, such interpretations are cultural constructions that reproduce gender hierarchies, rather than representing absolute realities.
Analisis Jejaring Sosial: Nepotisme dan Krisis Legitimasi pada Masa Khalifah Utsman bin Affan (644-656M) Siti Masykuroh
El Tarikh : Journal of History, Culture and Islamic Civilization Vol. 6 No. 2 (2025): Islamic History: Intellectual Figures and Social Transformation
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/00202562815700

Abstract

Studi ini mengkaji struktur jaringan kekuasaan pada masa Khalifah Utsman bin Affan dengan menyoroti praktik nepotisme politik dan dampaknya terhadap krisis legitimasi. Dengan menggunakan pendekatan Social Network Analysis (SNA) dari Linton C. Freeman, penelitian ini menganalisis posisi dan hubungan antar aktor kunci berdasarkan konsep degree centrality, closeness centrality, dan betweenness centrality. Metode yang digunakan bersifat kualitatif dengan pendekatan historis-kritis, mengacu pada empat tahapan metode sejarah: heuristik (pengumpulan sumber klasik dan literatur akademik), kritik (penilaian keotentikan dan kredibilitas data), interpretasi (penafsiran hubungan sosial-politik antar aktor dalam konteks historis), dan eksplanasi (pemaparan kausalitas atas dinamika kekuasaan dan krisis legitimasi yang terjadi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuasaan Utsman cenderung berpusat pada jaringan kekuasaan yang didominasi oleh figur-figur dari keluarga Bani Umayyah, sedangkan kelompok-kelompok kritikus berada pada posisi yang lebih marginal meskipun memiliki legitimasi moral yang kuat di mata sebagian masyarakat. Ketidakseimbangan dalam distribusi posisi strategis di dalam jaringan tersebut berkontribusi pada meningkatnya fragmentasi sosial-politik dan berkurangnya kohesi internal pemerintahan. Studi ini menyoroti bahwa terbatasnya jangkauan inklusi terhadap berbagai kelompok dalam struktur kekuasaan menjadi salah satu faktor yang memengaruhi menurunnya legitimasi politik di akhir masa pemerintahan Utsman