Perubahan iklim merupakan isu global yang dipicu oleh peningkatan emisi gas rumah kaca (GRK), termasuk dari sektor persampahan. Sampah organik yang tidak terkelola berpotensi menghasilkan emisi gas metana (CH4) dan karbondioksida (CO2) yang dapat mempercepat pemanasan global. Program Saguling Berdaya yang diinisiasi oleh PT PLN IP UBP Saguling menjadi solusi inovatif dalam pengelolaan sampah berbasis komunitas dengan melibatkan 26 Bank Sampah Unit (BSU) di wilayah Bandung Raya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif, pola partisipasi masyarakat, serta potensi reduksi sampah dan emisi karbon yang dihasilkan. Program Saguling Berdaya mampu mengelola rata-rata 487,72 ton sampah organik per tahun dalam periode 2023–2025, dengan total 1.463,16 ton. Upaya tersebut berkontribusi pada reduksi emisi metana sebesar 614,53 ton CH₄atau setara dengan 204,84 ton CH₄per tahun. Selain memberikan dampak ekologis berupa penurunan emisi dan terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat, program ini juga menghadirkan manfaat ekonomi melalui pemanfaatan maggot sebagai pakan ternak, pupuk kasgot, dan kompos SOD. Dari sisi sosial, partisipasi masyarakat meningkat signifikan, terbukti dari jumlah anggota bank sampah yang naik hampir 144,5% pada tahun 2024 dibandingkan 2023, serta bertambah 36,3% pada tahun 2025. Perkembangan ini dapat dijelaskan melalui kerangka Community of Practice (CoP) yang meliputi domain, community, dan practice, di mana pembelajaran sosial berperan penting dalam memperkuat keterlibatan masyarakat. Program Saguling Berdaya tidak hanya berkontribusi terhadap mitigasi perubahan iklim melalui pengurangan emisi GRK, tetapi juga menjadi media edukasi lingkungan dan pemberdayaan masyarakat yang dapat direplikasi pada konteks program pengelolaan sampah yang lain.