Background: Intestinal parasitic infections caused by intestinal worms remain a significant health issue in Indonesia, particularly among elementary school-aged children. These infections can lead to anemia, malnutrition, and reduced concentration, which can negatively impact academic performance. South Sulawesi, especially the city of Makassar, has a relatively high incidence of intestinal parasitic infections. Children infected with worms often experience fatigue, difficulty concentrating, and a lack of enthusiasm for learning, which can lower their academic performance. Purpose: To determine the relationship between intestinal worms and academic achievement in elementary school children. Method: A quantitative cross-sectional study was conducted at Mallengkeri 2 public elementary school, South Sulawesi, from October to November 2024. The independent variable was worm infestation, while the dependent variable was academic achievement. Purposive sampling was used to select 50 participants who met the predetermined inclusion criteria. Subsequently, data were analyzed using univariate frequency distribution and bivariate chi-square tests. Results: The analysis yielded a p-value of 0.003 (<0.05), indicating a significant association between worm infestation and academic achievement. The odds ratio (OR) of 0.829 indicates that participants with worm infestation were less likely to achieve good academic achievement compared to those without. Conclusion: Children infected with intestinal worms tending to have poorer academic performance than children who are not infected. Prevention and treatment of intestinal worms need to be carried out to improve children's health and academic performance. Keywords: Academic Achievement; Elementary Children; Intestinal Worms. Pendahuluan: Kecacingan merupakan penyakit infeksi akibat cacing parasit usus yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, terutama pada anak-anak usia sekolah dasar. Infeksi ini dapat menyebabkan anemia, malnutrisi, serta penurunan daya konsentrasi yang berdampak pada prestasi belajar. Sulawesi Selatan, khususnya Kota Makassar, memiliki angka kejadian kecacingan yang cukup tinggi. Anak-anak yang terinfeksi cacing sering mengalami kelelahan, sulit berkonsentrasi, dan kurang bersemangat dalam belajar, sehingga dapat menurunkan hasil akademik mereka. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan penyakit kecacingan dengan prestasi belajar pada anak sekolah dasar. Metode: Penelitian kuantitatif dengan metode cross sectional, dilaksanakan di Sekolah Dasar Inpres Mallengkeri 2, Sulawesi Selatan pada bulan Oktober–November 2024. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kecacingan, sedangkan variabel dependen adalah prestasi belajar. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling didapatkan jumlah sampel sebanyak 50 partisipan sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditentukan. Selain itu, analisis data yang digunakan univariate dalam bentuk distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan chi square. Hasil: Berdasarkan analisis, diperoleh p-value sebesar 0.003 (<0.05), menunjukkan bahwa kecacingan memiliki hubungan signifikan dengan prestasi belajar. Odds Ratio (OR) sebesar 0.829 mengindikasikan bahwa partisipan yang mengalami kecacingan memiliki kemungkinan lebih kecil untuk meraih prestasi baik dibandingkan dengan mereka yang tidak terinfeksi. Simpulan: Anak yang terinfeksi kecacingan cenderung memiliki prestasi belajar yang lebih rendah dibandingkan dengan anak yang tidak terinfeksi. Pencegahan dan pengobatan kecacingan perlu dilakukan untuk meningkatkan kesehatan dan prestasi belajar anak. Kata Kunci: Anak Sekolah Dasar; Kecacingan; Prestasi Belajar.