Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Penelitian Hubungan Kadar LDL(Low Density Lipoprotein) Dengan Tumor Payudara Yang Dicurigai Berisiko Maligna murfat, zulfitriani; Hapsari, Prema; Purnamasari, Reeny; Hadi, Santriani; Almirah, Michaella
Wal'afiat Hospital Journal Vol 2 No 1 (2021): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.359 KB) | DOI: 10.33096/whj.v2i1.51

Abstract

Kanker payudara adalah salah satu penyakit tidak menular yang cenderung meningkat setiap tahun. Beberapa faktor risiko menyebabkan kanker payudara, salah satunya adalah konsumsi lemak berlebihan yang mengakibatkan hiperlipidemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kadar LDL dan insiden tumor payudara yang diduga berisiko terkena penyakit ganas. Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan penampang. Sampel dalam penelitian tersebut adalah pasien yang dirawat di Bedah Poliklinik Onkologi RSUD Ibnu Sina Makassar dengan tumor payudara sebanyak 30 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan pengucilan. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Hasil analisis univariat menunjukkan sebanyak 30 responden dengan tumor payudara dengan rentang usia terbanyak 31-40 tahun (37%), diikuti oleh usia 20-30 dan 41-50 tahun (20%), dan usia lebih dari 50 tahun ( 17%) , jenis tumor payudara terbanyak adalah jenis jinak dan kadar LDL tinggi pada jenis tumor payudara benigna dan maligna. Analisis bivariasi menggunakan Uji Chi-Square menunjukkan bahwa niai p 0,025, yang lebih kecil dari nilai p kurang dari 0,05, hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara kadar LDL dan insiden tumor payudara yang diduga berisiko ganas. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hubungan antara tingkat LDL dan insiden tumor payudara yang diduga berisiko ganas.
HUBUNGAN INFEKSI PARASIT USUS DENGAN STATUS GIZI PADA MURID SEKOLAH DASAR Saputri, Ade Amelyani; Hadi, Santriani; Murfat, Zulfitriani; Nurmadilla, Nesyana; Fattah, Nurfachanti Fattah
Jurnal Medika Malahayati Vol 8, No 1 (2024): Volume 8 Nomor 1
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jmm.v8i1.13418

Abstract

Abstrak: Hubungan Infeksi Parasit Usus Dengan Status Gizi Pada Murid Sekolah Dasar. Infeksi parasit usus merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan di masyarakat khusunya pada anak sekolah dasar (6-12 tahun). Infeksi parasit usus dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak, bahkan untuk dampak jangka panjang bisa mengakibatkan penurunan daya pikir, penurunan prestasi dan produktivitas pada anak. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan infeksi parasit usus dengan status gizi pada murid sekolah Upt SD Negeri 101 Salu Simbuang, Kec.Walenrang Barat, Kab.Luwu. Metode penelitian merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross dengan jumlah subjek 55 siswa. Status gizi ditentukan dengan kurva pertumbuhan CDC-NCHS 2000 dan penentuan infeksi parasit usus digunakan metode pemeriksaan Kato-Katz. Hasil penelitian Didapatkan status gizi berdasarkan BB/TB sebagian besar (52,7%) adalah normal, berdasarkan BB/U sebagian besar (76,4%) memiliki berat badan baik, dan berdasarkan TB/U sebagian besar (96,4%) memiliki tinggi normal. Kesimpulan tidak terdapat hubungan antara infeksi parasit usus dengan status gizi.
Karakteristik Penderita Retinoblastoma di RSUP DR.Wahidin Sudirohusodo Irmandha Kusumawardhani, Sri; Ekawati M, Farah; P. Amir, Suliati; Hadi, Santriani; Arsyi Iwan, Indadzi
Journals of Ners Community Vol 14 No 3 (2023): Journals of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v13i3.2844

Abstract

Retinoblastoma merupakan keganasan neuroektodermal yang berasal dari sel-sel embrionik retina sensoris dan merupakan keganasan primer intraocular yang paling sering terjadi pada anak, mewakili sekitar 3% dari semua dari keganasan pada anak. Diperkirakan 95% kasus terjadi anak berusia di bawah 5 tahun. Tujuan : untuk mengetahui karakteristik penderita retinoblastoma di RSUP Dr. Wahidin Sudirhusodo tahun 2019 – 2021. Metode yang digunakan pada penelitian deskriptif observasional menggunakan data sekunder yaitu rekam medis pasien retinoblastoma di RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar. Pasien retinoblastoma terbanyak pada rentang umur 2-5 tahun (63,3%), jenis kelamin perempuan dan laki – laki dalam jumlah yang sama (50%), letak tumor unilateral dextra (43,3%), klasifikasi IRSS IV (60,0%), gizi baik (43,3%), kemoterapi (70,0%), orang tua yang tidak bekerja (60,0%), gejala cat eye (36,7%), tidak ada riwayat keluarga (100%), prognosis baik (86,6%) Retinoblastoma merupakan keganasan yang sering didapatkan pada anak-anak, utamanya pada anak usia dibawah 5 tahun, dimana gejala paling umum terjadi yaitu cat eye. Terdapat beberapa macam terapi pada retinoblastoma, salah satu nya kemoterapi yang secara umum memberikan respon baik.
The Relationship Between Worm Infections and Selenium Intake In Children In The Working Area Of Tabaringan Health Center Makassar City Shafa Nathania Utami; Nurmadilla, Nesyana; Arlini Wello, Eny; Hadi, Santriani; Darma, Sidrah
JURNAL KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI (JKF) Vol. 6 No. 2 (2024): Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF)
Publisher : Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/jkf.v6i2.2023

Abstract

Background: Worm infection is one of the health problems in Indonesia. Worm infections can disrupt nutrient requirements, hinder growth, intellectual development, and affect the immune system, making the body susceptible to other diseases. Selenium is a micronutrient with great potential to influence the immune system. The mechanism of action of selenium includes antioxidant activity, protecting against oxidative damage, maintaining the integrity of the intestinal mucosa, and anti-apoptotic function in the large intestine. Selenium can enhance the host's immune response by increasing the activity of Alternative Activated Macrophages (AAM), which are the main macrophages in fighting intestinal parasitic worms.  Research Objective: To determine the relationship between worm infections and selenium intake. Research Method: Analytical research using a cross-sectional approach. Sampling was done using total sampling technique on elementary school children in the Tabaringan Health Center working area in Makassar City, aged 7-9 years.  Research Results: The frequency distribution of positive worm infections was 22.2%, equivalent to 8 samples, and negative worm infections were 77.8%, equivalent to 28 samples. Adequacy of selenium intake in the samples showed 16.7% inadequacy, equivalent to 6 samples, and 83.3% adequacy, equivalent to 30 samples. The analysis of the relationship between worm infections and selenium intake yielded a P-value = 0.151. Conclusion: There is no relationship between worm infections and selenium intake in children in the Tabaringan Health Center working area in Makassar City.
Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Pengobatan Penderita Kusta Pada Puskesmas Di Makassar Abrar, Muhammad Edwin Raihan; Wahyu, Sri; Aulia, Nur; Vitayani, Sri; Hadi, Santriani
Borneo Journal of Medical Laboratory Technology Vol. 7 No. 2 (2025): Borneo Journal of Medical Laboratory Technology
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjmlt.v7i2.9274

Abstract

Kusta (Morbus Hansen) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae, menyerang kulit, saraf tepi, dan jaringan tubuh lainnya. Meskipun dapat diobati secara efektif, ketidakpatuhan dalam pengobatan menjadi hambatan utama dalam upaya eradikasi kusta. Ketidakpatuhan ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti efek samping obat, pengetahuan yang kurang, kurangnya dukungan keluarga, dan kesulitan akses layanan kesehatan. Di Sulawesi Selatan, prevalensi kusta masih tinggi, dan tingkat kepatuhan pengobatan di puskesmas belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor Penyebab ketidakpatuhan pengobatan pasien kusta di puskesmas kassi-kassi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan Cross-sectional study. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketidakpatuhan pengobatan pasien kusta di Puskesmas Kassi-Kassi dan Puskesmas Tamalate meliputi tingkat pengetahuan pasien, dukungan keluarga, dan ketersediaan obat. Sebaliknya, faktor tipe kusta, efek samping obat, dan kondisi ekonomi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap ketidakpatuhan pengobatan. Dari total 31 pasien yang diteliti, mayoritas pasien berjenis kelamin laki-laki (16 orang), berusia 26-50 tahun (13 orang), dan dengan tipe kusta Multi Basiler (MB) sebanyak 18 orang. Temuan ini menegaskan pentingnya edukasi yang memadai, penguatan dukungan keluarga, dan peningkatan ketersediaan obat untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan kusta.
Analisa Status Gizi Anak yang Mendapatkan Obat Cacing pada Puskesmas Pattingalloang Makassar Afriawan, Andi Farel; Hadi, Santriani; Hamzah, Pratiwi Nasir; Darma, Sidrah; Fattah, Nurfachanti
Borneo Journal of Medical Laboratory Technology Vol. 7 No. 2 (2025): Borneo Journal of Medical Laboratory Technology
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjmlt.v7i2.9483

Abstract

Indonesia masih menghadapi masalah kecacingan yang tinggi akibat iklim tropis, kelembapan udara, serta rendahnya tingkat kebersihan dan kesadaran masyarakat. Infeksi kecacingan yang ditularkan melalui tanah (Soil-Transmitted Helminth/STH) terutama menyerang anak usia sekolah, menyebabkan gangguan penyerapan gizi dan anemia yang berdampak pada pertumbuhan serta produktivitas. Pemberian obat cacing seperti albendazol atau mebendazol secara rutin setiap enam bulan menjadi strategi utama dalam pengendalian kecacingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status gizi anak sebelum pemberian obat cacing, mengetahui status gizi anak setelah pemberian obat cacing, serta untuk menganalisis perbandingan status gizi anak sebelum dan setelah pemberian obat cacing. Penelitian ini adalah deskriptif analitik yang dilakukan dengan pendekatan cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas anak memiliki status gizi normal (82%) sebelum pemberian obat, dengan distribusi lainnya meliputi risk of overweight (10%), overweight (4%), dan gizi kurang (4%). Setelah pemberian obat, terjadi penurunan anak dengan status gizi normal menjadi 78%, sementara kasus overweight meningkat menjadi 12% dan risk of overweight 10%. Pemberian obat cacing memberikan dampak signifikan terhadap status gizi anak dengan peningkatan rata-rata dari 3,14 menjadi 3,34 (didapatkan nilai P-value 0,04). Maka dapat disimpulkan bahwa Pemberian obat cacing secara rutin menunjukkan perubahan pada distribusi status gizi anak. Mayoritas tetap dalam kategori gizi normal, dengan beberapa pergeseran pada kategori overweight dan risk of overweight.
The Relationship Between White Blood Cell Count and Fever Duration in Typhoid Fever Patients at Ibn Sina Hospital, Makassar City, in 2023 Zulhijjah, A. Nurul Aimmah; Hadi, Santriani; Safei, Imran; Julyani, Sri; Kanang, Indah Lestari Daeng
Jurnal Kesehatan Vol 18, No 2 (2025): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jk.v18i2.8287

Abstract

Pendahuluan: Demam tifoid merupakan penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella Typhi, di mana endotoksin yang dihasilkan oleh bakteri tersebut dapat memengaruhi jumlah leukosit dan durasi demam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jumlah leukosit dengan durasi demam pada pasien demam tifoid di Rumah Sakit Umum Ibnu Sina, Makassar, tahun 2023. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan potong lintang dan pendekatan retrospektif. Data diperoleh dari 506 rekam medis pasien demam tifoid dengan menggunakan teknik total sampling. Analisis data menggunakan uji Chi-Square dengan uji Fisher Exact sebagai alternatif dan uji Spearman Rho. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas subjek berjenis kelamin perempuan (54,9%) dengan kelompok usia terbanyak adalah 11–20 tahun (32%). Sebagian besar memiliki jumlah leukosit normal (62,3%) dan mengalami demam akut (86%). Uji Spearman Rho menunjukkan hubungan yang signifikan secara statistik antara jumlah leukosit dan durasi demam (p= 0,049) dengan kekuatan korelasi negatif yang sangat lemah (r = -0,098). Kesimpulan: Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara jumlah leukosit dan durasi demam pada pasien demam tifoid di Rumah Sakit Umum Ibnu Sina Kota Makassar tahun 2023, dengan korelasi terbalik yang sangat lemah.     Introduction: Typhoid fever is a systemic infectious disease caused by Salmonella Typhi, where the endotoxin produced by the bacteria can affect leukocyte counts and fever duration. This study aimed to determine the relationship between leukocyte counts and fever duration in typhoid fever patients at Ibnu Sina General Hospital, Makassar, in 2023. Method: This study is an analytical observational study with a cross-sectional design and a retrospective approach. Data were obtained from 506 medical records of typhoid fever patients using total sampling technique. Data analysis used the Chi-Square test with the Fisher Exact test as an alternative and the Spearman Rho test. Results: The results showed that the majority of subjects were female (54.9%) with the most common age group being 11–20 years (32%). Most had normal leukocyte counts (62.3%) and experienced acute fever (86%). The Spearman Rho test indicated a statistically significant relationship between leukocyte count and fever duration (p= 0.049) with a very weak negative correlation strength (r = -0.098). Conclusion: Therefore, it can be concluded that there is a statistically significant relationship between leukocyte count and fever duration in typhoid fever patients at Ibnu Sina General Hospital in Makassar City in 2023, with a very weak inverse correlation.
Literature Review: The Effect of Extra Virgin Olive Oil (Olea europaea L.) on Pseudomonas aeruginosa Bacteria Domu, Anugrah Julistiar Aksan; Syamsu, Rachmat Faisal; Karim, Marzelina; Hadi, Santriani; Arfah, Arni Isnaini
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 11 No. 3 (2025)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/htj.v11i3.1722

Abstract

Background: Olive oil, especially Extra Virgin Olive Oil (EVOO), which contains polyphenols and phytochemical compounds such as flavonoids and oleuropein, has long been utilized to enhance human health and exhibits potential antibacterial activity against Pseudomonas aeruginosa, an opportunistic pathogenic bacterium often responsible for severe infections and resistance to various antibiotics. Objective: To investigate the antibacterial properties of extra virgin olive oil (Olea europaea L.) against Pseudomonas aeruginosa. Method: A literature review study obtained from the internet, including theses, journals, textbooks, and e-books. The databases used were Google Scholar, Elsevier, ScienceDirect, and PubMed NCBI. Results: Extra Virgin Olive Oil (EVOO) demonstrates antibacterial activity against Pseudomonas aeruginosa based on findings from 10 journals. Bioactive compounds such as polyphenols, oleuropein, and hydroxytyrosol are effective against Pseudomonas aeruginosa through mechanisms that include inhibiting quorum sensing, damaging the cell wall, increasing membrane permeability, and inhibiting biofilm formation and virulence factors. Olive leaf extract and combinations with nanoparticles further enhance antibacterial effectiveness against resistant strains, making EVOO a potential natural antibacterial agent. Conclusion: Olive oil, particularly Extra Virgin Olive Oil (EVOO), contains bioactive compounds such as oleacein, oleocanthal, polyphenols, flavonoids, oleuropein, and hydroxytyrosol, which exhibit significant antibacterial activity against Pseudomonas aeruginosa.
Hubungan penyakit kecacingan dengan prestasi belajar pada anak sekolah dasar Magfirah, Innaia; Hadi, Santriani; Nurhikmawati, Nurhikmawati; Rasfayanah, Rasfayanah; Samosir, Abdi Dwiyanto Putra
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 6 (2025): Volume 19 Nomor 6
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i6.746

Abstract

Background: Intestinal parasitic infections caused by intestinal worms remain a significant health issue in Indonesia, particularly among elementary school-aged children. These infections can lead to anemia, malnutrition, and reduced concentration, which can negatively impact academic performance. South Sulawesi, especially the city of Makassar, has a relatively high incidence of intestinal parasitic infections. Children infected with worms often experience fatigue, difficulty concentrating, and a lack of enthusiasm for learning, which can lower their academic performance. Purpose: To determine the relationship between intestinal worms and academic achievement in elementary school children. Method: A quantitative cross-sectional study was conducted at Mallengkeri 2 public elementary school, South Sulawesi, from October to November 2024. The independent variable was worm infestation, while the dependent variable was academic achievement. Purposive sampling was used to select 50 participants who met the predetermined inclusion criteria. Subsequently, data were analyzed using univariate frequency distribution and bivariate chi-square tests. Results: The analysis yielded a p-value of 0.003 (<0.05), indicating a significant association between worm infestation and academic achievement. The odds ratio (OR) of 0.829 indicates that participants with worm infestation were less likely to achieve good academic achievement compared to those without. Conclusion: Children infected with intestinal worms tending to have poorer academic performance than children who are not infected. Prevention and treatment of intestinal worms need to be carried out to improve children's health and academic performance.   Keywords: Academic Achievement; Elementary Children; Intestinal Worms.   Pendahuluan: Kecacingan merupakan penyakit infeksi akibat cacing parasit usus yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, terutama pada anak-anak usia sekolah dasar. Infeksi ini dapat menyebabkan anemia, malnutrisi, serta penurunan daya konsentrasi yang berdampak pada prestasi belajar. Sulawesi Selatan, khususnya Kota Makassar, memiliki angka kejadian kecacingan yang cukup tinggi. Anak-anak yang terinfeksi cacing sering mengalami kelelahan, sulit berkonsentrasi, dan kurang bersemangat dalam belajar, sehingga dapat menurunkan hasil akademik mereka. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan penyakit kecacingan dengan prestasi belajar pada anak sekolah dasar. Metode: Penelitian kuantitatif dengan metode cross sectional, dilaksanakan di Sekolah Dasar Inpres Mallengkeri 2, Sulawesi Selatan pada bulan Oktober–November 2024. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kecacingan, sedangkan variabel dependen adalah prestasi belajar. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling didapatkan jumlah sampel sebanyak 50 partisipan sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditentukan. Selain itu, analisis data yang digunakan univariate dalam bentuk distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan chi square. Hasil: Berdasarkan analisis, diperoleh p-value sebesar 0.003 (<0.05), menunjukkan bahwa kecacingan memiliki hubungan signifikan dengan prestasi belajar. Odds Ratio (OR) sebesar 0.829 mengindikasikan bahwa partisipan yang mengalami kecacingan memiliki kemungkinan lebih kecil untuk meraih prestasi baik dibandingkan dengan mereka yang tidak terinfeksi. Simpulan: Anak yang terinfeksi kecacingan cenderung memiliki prestasi belajar yang lebih rendah dibandingkan dengan anak yang tidak terinfeksi. Pencegahan dan pengobatan kecacingan perlu dilakukan untuk meningkatkan kesehatan dan prestasi belajar anak.   Kata Kunci: Anak Sekolah Dasar; Kecacingan; Prestasi Belajar.
Efektivitas kalender elektronik google calendar dalam mengelola aktivitas kuliah kerja nyata Muchtar, Amrizal; Sitti Fahirah Arsal, Andi; Hadi, Santriani; Maulidhany Tahir, Akina; Sulfiani Herawaty, Andi; Husni Esa Darussalam, Andi
Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan Indonesia Vol. 11 No. 1 (2025): Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan Indonesia
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/1202525306

Abstract

Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah mata kuliah program studi strata satu yang dilaksanakan di luar kampus dengan tujuan sebagai wadah mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmunya di masyarakat. Di sini, mahasiswa akan memprogramkan banyak kegiatan untuk masyarakat selama 1-3 bulan. Tentunya dibutuhkan sebuah media kalender bersama yang bisa membantu penjadwalan kegiatan supaya pelaksanaan KKN bisa lebih efektif. Pada penelitian ini, diterapkan suatu kalender elektronik Google Calendar (GC) untuk membantu manajemen KKN. Adapun metodenya yaitu dengan mewajibkan mahasiswa mengikuti jadwal KKN sesuai yang sudah disepakati bersama lewat aplikasi yang bisa diinstal di ponsel. Setelah satu bulan, mereka diminta kesediaan mengisi kuesioner dan diwawancarai untuk mengetahui tingkat kepuasan mereka dalam memakai aplikasi GC. Hasil yang didapatkan adalah bahwa aplikasi GC ini efektif (91,9%) dan tingkat kepuasan responden mencapai 94,6%.