Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Antibacterial Activity of Mangrove Leaves Extract (Rhizopora Apiculata) Against Salmonella typhi Growth Nurfadly, Nurfadly; Harahap, Sevani Ayu; Roslina, Ance; Sarirah, Munauwarus
Majalah Kedokteran Bandung Vol 57, No 3 (2025)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15395/mkb.v57.4092

Abstract

Mangrove leaves (Rhizopora apiculata) contain antibacterial chemical compounds with antibacterial properties against various pathogens. Salmonella typhi, the causative agent of thyphoid fever, triggers a systemic infectious disease that can lead to complications and deaths if not treated properly.  This study aimed to screen the phytochemical content of R. apiculata leaf extract, evaluate its antibacterial activity against S. typhi, and determine the optimal inhibitory concentration. Leaves were collected from the Sicanang mangrove forest in Belawan, North Sumatra, Indonesia, and extracted using the maceration method with 96% ethanol.  Antibacterial effectiveness was assessed using disc diffusion method by measuring the zone of inhibition after exposure to mangrove leaf extract at concentrations of 40%, 60%, 80%, and 100%, with chloramphenicol as a positive control, to determine the most effective concentration for inhibiting the growth of Salmonella typhi. The results of the study showed that there were differences in inhibition zones in each group. Mangrove leaves extract at a concentration of 100% is the most effective in inhibiting the growth of Salmonella typhi compared to 80%, 60%, and 40% concentrations.
Diabetes Melitus dalam Kehamilan : Diagnosis, Penatalaksanaan, dan Dampaknya terhadap Ibu dan Janin Harahap, Sevani Ayu; Harahap, Rudy Setiawan; Salsabilla, Natasya
JURNAL PANDU HUSADA Vol 7, No 1 (2026)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/jph.v7i1.26451

Abstract

Abstrak: Diabetes melitus dalam kehamilan merupakan salah satu komplikasi obstetri yang berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas maternal maupun perinatal. Prevalensi diabetes dalam kehamilan terus meningkat seiring dengan meningkatnya prevalensi obesitas, pola hidup sedentari, dan usia ibu yang semakin tua saat hamil. Artikel ini bertujuan memberikan tinjauan komprehensif mengenai klasifikasi, faktor risiko, patofisiologi, diagnosis, komplikasi, serta tata laksana diabetes dalam kehamilan. Metode penulisan menggunakan tinjauan pustaka dari berbagai jurnal internasional dan nasional. Hasil menunjukkan bahwa deteksi dini melalui skrining rutin, pengendalian glikemik yang optimal, dan tata laksana multidisipliner dapat menurunkan risiko komplikasi baik pada ibu maupun janin. Kesimpulan, diabetes dalam kehamilan membutuhkan perhatian khusus dan manajemen yang baik untuk meningkatkan outcome maternal dan perinatal.
Late Onset Pre-eklampsia Pada Multigravida Harahap, Rudy Setiawan; Salsabilla, Natasya; Harahap, Sevani Ayu
JURNAL PANDU HUSADA Vol 7, No 2 (2026): (On Progress)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/jph.v7i2.26463

Abstract

Abstrak: Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih menjadi salah satu yang tertinggi di Asia Tenggara, jauh di atas target Millenium Development Goal (MDG). Salah satu penyebab utama kematian ibu adalah preeklampsia, yang diperkirakan insidennya di Indonesia mencapai 5,3% per tahun. Preeklampsia merupakan kondisi kompleks yang ditandai dengan hipertensi dan proteinuria setelah usia kehamilan 20 minggu, dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius pada ibu dan janin, termasuk kerusakan organ dan gangguan pertumbuhan janin. Berdasarkan onsetnya, preeklampsia dibagi menjadi Preeklampsia Onset Dini (EO-PE) dan Preeklampsia Onset Lanjut (LO-PE). Laporan kasus ini membahas seorang pasien berusia 29 tahun hamil 35-36 minggu dengan riwayat preeklampsia yang datang dengan gejala preeklampsia berat. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan hasil penunjang, pasien didiagnosis menderita Preeklampsia Berat dan diberikan penanganan medis sesuai panduan, seperti pemberian MgSO4 dan antihipertensi. Meskipun etiologi preeklampsia belum sepenuhnya dipahami, diagnosis dini dan penanganan yang cepat sangat krusial. Literatur terbaru juga menekankan bahwa setiap kasus preeklampsia berpotensi berbahaya, sehingga klasifikasi 'ringan' tidak lagi digunakan. Edukasi pasien dan pemantauan ketat merupakan kunci untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas.