Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analisis Faktor Risiko Analisis Paritas Terhadap Kejadian Stunting Usia 0-24 Bulan di Indonesia (Studi Data Sekunder Ssgi 2022) Aryawati, Wayan; Kesuma, Dyah Gaby; F, Christin Angelina; Sari, Fitri Eka; Muhani, Nova
Jurnal Ners Vol. 9 No. 4 (2025): OKTOBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i4.49513

Abstract

Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia, khususnya pada anak usia 0–24 bulan, dengan dampak meliputi keterlambatan pertumbuhan fisik, perkembangan kognitif, produktivitas masa depan, dan risiko penyakit kronis. Tujuan penelitian ini menganalisis hubungan antara paritas ibu dan faktor pelayanan kesehatan, seperti kunjungan antenatal care (ANC), ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI), serta akses layanan kesehatan, dengan kejadian stunting. Metode: Penelitian cross-sectional menggunakan data sekunder Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, melibatkan 124.250 anak usia 0–24 bulan, dianalisis dengan regresi logistik univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil: Prevalensi stunting sebesar 7,7%. Analisis bivariat menunjukkan hubungan signifikan antara stunting dengan paritas (p=0,000), ASI eksklusif (p=0,006), dan kunjungan ANC (p=0,000). Analisis multivariat mengonfirmasi paritas sebagai determinan signifikan stunting (p=0,000; OR=0,908; 95% CI: 0,871–0,946), terutama pada anak dari ibu multiparitas. Kesimpulan: Pencegahan stunting perlu fokus pada peningkatan cakupan dan kualitas ANC, akses layanan kesehatan, serta edukasi kesehatan reproduksi untuk ibu multigravida.
Analisis Faktor Risiko Antenatal Care Terhadap Stunting Usia 0-24 Bulan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022 Aryawati, Wayan; Indriani, Annisa; F, Christin Angelina; Sari, Fitri Eka; Muhani, Nova
Jurnal Ners Vol. 9 No. 4 (2025): OKTOBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i4.49514

Abstract

Stunting merupakan masalah gizi utama yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan. Pelayanan antenatal (ANC) menjadi strategi kunci pencegahan stunting, namun kepatuhan terhadap standar ANC masih rendah. Tujuan penelitian ini menganalisis hubungan kepatuhan ANC standar dengan kejadian stunting pada anak usia 0–24 bulan di Indonesia menggunakan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022. Metode: Studi potong lintang kuantitatif ini menggunakan data sekunder SSGI 2022 dengan populasi 334.878 individu dan sampel 118.736 anak usia 0–24 bulan. Data dianalisis dengan metode univariat, bivariat (Chi-Square), dan multivariat (regresi logistik biner). Hasil: Terdapat hubungan signifikan antara stunting dengan kunjungan ANC standar (p=0,000), paritas (p=0,000), ASI eksklusif (p=0,000), dan akses layanan kesehatan (p=0,000). Usia ibu saat hamil pertama (p=0,776) dan pemberian MP-ASI (p=0,349) tidak signifikan. Anak dari ibu tanpa ANC standar berisiko stunting 1,33 kali lebih tinggi. Kesimpulan: Ketidakpatuhan ANC meningkatkan risiko stunting. Penguatan layanan ANC dan edukasi kesehatan ibu hamil penting untuk menurunkan stunting.
Analisis Faktor Risiko Akses Pelayanan Kesehatan Anak Balita Terhadap Kejadian Stunting Usia 0–24 Bulan di Indonesia SSGI 2022 Aryawati, Wayan; F, Christin Angelina; Farahdisa, Ratih Mary; Muhan, Nova; Sari, Fitri Eka
Jurnal Ners Vol. 9 No. 4 (2025): OKTOBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i4.49654

Abstract

Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang signifikan di Indonesia, terutama pada anak usia 0–24 bulan, dengan dampak buruk terhadap pertumbuhan fisik, perkembangan kognitif, dan produktivitas jangka panjang. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan akses layanan kesehatan anak dengan kejadian stunting serta mengidentifikasi faktor dominan yang memengaruhinya. Menggunakan desain potong lintang, penelitian ini memanfaatkan data sekunder Survei Status Gizi Indonesia (SGII) 2022 dari 124.250 anak usia 0–24 bulan. Analisis data dilakukan dengan metode univariat, bivariat (uji chi-kuadrat), dan multivariat (regresi logistik berganda). Hasil bivariat menunjukkan hubungan signifikan antara stunting dengan akses layanan kesehatan (p=0,000; OR=0,880; 95% CI: 0,842–0,920), kunjungan antenatal care (ANC) (p=0,000; OR=1,215; 95% CI: 1,161–1,271), dan ASI eksklusif (p=0,000; OR=0,879; 95% CI: 0,842–0,918). Analisis multivariat mengungkapkan kunjungan ANC sebagai faktor paling dominan (p=0,000; OR=1,228; 95% CI: 1,174–1,285). Temuan ini menegaskan bahwa akses layanan kesehatan bersifat protektif, dengan kunjungan ANC memiliki pengaruh terkuat dalam mencegah stunting. Intervensi disarankan berfokus pada peningkatan cakupan dan kualitas ANC, perluasan akses layanan kesehatan primer, serta edukasi usia ideal kehamilan untuk menurunkan prevalensi stunting dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.
Pengaruh Hygiene dan Individu Terhadap Motivasi dan Dampaknya Pada Kinerja Dokter di Rumah Sakit Umum Daerah Ragab Begawe Caram Wibowo, Angga Wahyu Tri; Samino, Samino; Zuana, Eli; Riyanti, Riyanti; F, Christin Angelina
Jurnal Ners Vol. 9 No. 4 (2025): OKTOBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i4.49194

Abstract

Rendahnya pencapaian indikator kinerja rumah sakit, terutama dalam hal waktu tunggu pelayanan dan kepatuhan prosedural, yang mengindikasikan adanya permasalahan pada aspek motivasi dan lingkungan kerja tenaga medis yakni dokter. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh hygiene dan individu terhadap motivasi serta dampaknya pada kinerja dokter di Rumah Sakit. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 38 orang dengan teknik total sampling dengan Instrumen lembar kuesioner dengan skala Likert untuk mengukur variabel hygiene, individu, dan motivasi, serta data sekunder berupa hasil penilaian kinerja (OPPE). Analisis data dilakukan dengan uji jalur (path analysis). Hasil penelitian bahwa terdapat pengaruh signifikan hygiene dan individu terhadap motivasi kerja dokter. Motivasi juga berpengaruh positif terhadap kinerja, dan berperan sebagai variabel mediasi dalam hubungan antara hygiene dan individu terhadap kinerja. Faktor yang paling dominan memengaruhi kinerja dokter adalah motivasi. Peningkatan faktor-faktor motivasi internal dan eksternal perlu menjadi fokus dalam strategi manajemen SDM rumah sakit guna meningkatkan kualitas layanan medis secara menyeluruh.
Faktor Yang Berhubungan Dengan Penerimaan Masyarakat Terhadap Vaksinasi Covid-19 Dosis Ke-3 Di Wilayah Kerja Puskesmas Setia Mekar Kabupaten Bekasi Tahun 2023 Puspitasari, Frida; F, Christin Angelina; Perdana, Agung Aji
Jurnal Ners Vol. 8 No. 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v8i1.19184

Abstract

Indonesia masih dalam kondisi pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) pada saat ini. Upaya untuk menurunkan lonjakan kasus akibat Covid-19 selain menerapkan protokol kesehatan yaitu vaksinasi. Vaksinasi Covid-19 merupakan terobosan pemerintah untuk melawan dan menangani Covid-19 khususnya di Indonesia. Tujuan penelitian mengetahui faktor yang berhubungan dengan penerimaan masyarakat terhadap vaksinasi Covid-19 dosis ke-3 di Wilayah kerja puskesmas Setia mekar Kabupaten Bekasi Tahun 2023. Jenis penelitian kuantitatif dengan metode survei analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi berjumlah 467 jiwa dengan teknik non probability sampling dengan kuesioner. Analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa responden yang Meneriman vaksin covid-19 dosis 3 (90%), memiliki persepsi tinngi (70,9%)dan rendah (29,1%), keparahan tinggi (10,9%) dan rendah (89,1%), manfaat tinggi (65,6%) dan rendah (34,4%), hambatan tinggi (49,7) dan rendah (50,3%), isyarat bertindak tinggi (65,0%) dan rendah (35,0%), Terdapat hubungan antara Persepsi Kerentanan Tertular Covid-19 (p-value 0,000), Manfaat (p-value 0,000), Hambatan (p-value 0,02), Isyarta bertindak (p-value 0,000) dan tidak ada hubungan Keparahan (p-value 0,55) dengan persepsi kerentanan tertular covid-19 di puskesmas Setiamekar Kabupaten Bekasi. Varibel yang lebih dominan yaitu kerentanan tertular terhadap Covid-19 dosis ke-3 dengan nilai OR 7,4. Disarankan untuk menggencarkan web khusus vaksin yang mudah diakses, pusat bantuan vaksin yang siap sedia untuk mengedukasi masyarakat tentang vaksin. Kata Kunci: Covid-19, persepsi, keparahan, manfaat, kerentanan
Analisis Faktor Keterlekatan Kerja terhadap Kesiapan Penerapan Rekam Medis Elektronik di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Gewang, Annissa Achmadsyah; Farich, Achmad; F, Christin Angelina; Sudirahayu, Ika; Riyanti, Riyanti
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 12 (2024): Volume 4 Nomor 12 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i12.15576

Abstract

ABSTRACT The implementation of Electronic Medical Records (EMR) in hospitals is an essential element in Indonesia's healthcare strategy aimed at enhancing the efficiency and accuracy of healthcare services. With the deadline set by the Ministry of Health of the Republic of Indonesia, evaluating readiness and determinant factors becomes a necessity. Therefore, this research focuses on analyzing the factors of work engagement towards the readiness for implementing electronic medical records at Pertamina Bintang Amin Hospital in 2023. Research method used is quantitative with a cross-sectional design. A sample of 157 respondents, who are healthcare workers responsible for implementing EMR, was selected using proportional random sampling techniques. The dependent variable assessed is the readiness for EMR implementation, and the independent variables include work engagement dimensions: emotional engagement, intellectual engagement, physical engagement, and spiritual engagement. Research results showed that the independent variables related to EMR implementation readiness are emotional engagement (p-value 0,003), intellectual engagement (p-value 0,012), and physical engagement (p-value 0,011). The most dominant influencing factor is emotional engagement. These findings are expected to serve as a reference for the hospital to enhance employee work engagement, thus preparing them for EMR implementation effectively. Emphasis should be placed on a deep understanding of the electronic system, its benefits, and the necessary psychological support, so that staff can be more prepared and confident in using the new technology. This will help minimize obstacles and improve the efficiency of EMR implementation in the hospital. Keywords: Electronic Medical Record Implementation Readiness, Work Engagement, Hospital  ABSTRAK Penerapan Rekam Medis Elektronik (RME) di rumah sakit adalah elemen penting dalam strategi kesehatan Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi layanan kesehatan. Dengan tenggat waktu yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, evaluasi kesiapan dan faktor-faktor determinan menjadi suatu keharusan. Oleh karena itu, penelitian ini memfokuskan pada analisis faktor keterlekatan kerja terhadap kesiapan penerapan rekam medis elektronik di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Tahun 2024. Metode penelitian yang digunakan berupa kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Sampel yang diambil sebanyak 157 responden yang merupakan petugas kesehatan yang akan mengimplementasikan RME dengan teknik proportional random sampling. Variabel dependen yang dinilai yaitu kesiapan penerapan RME dan variabel independen berupa keterlekatan kerja; keterlekatan emosional, keterlekatan intelektual, keterlekatan fisik, dan keterlekatan spiritual. Hasil penelitian didapatkan variabel independen yang berhubungan dengan kesiapan penerapan RME adalah faktor keterlekatan emosional (p-value 0,003), keterlekatan intelektual (p-value 0,012), dan keterlekatan fisik (p-value 0,011). faktor paling dominan yang berpengaruh berupa keterlekatan emosional. Hasil ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi rumah sakit tersebut dalam meningkatkan keterlekatan kerja petugas agar siap dalam penerapan RME di rumah sakit. Fokus diberikan pada pemahaman mendalam tentang sistem elektronik, manfaatnya, serta dukungan psikologis yang diperlukan agar para petugas dapat lebih siap dan percaya diri dalam menggunakan teknologi baru tersebut sehingga meminimalkan hambatan dan meningkatkan efisiensi penerapan RME di rumah sakit. Kata Kunci: Kesiapan Penerapan Rekam Medis Elektronik, Keterlekatan Kerja, Rumah Sakit