Pondok pesantren PPTQ Al-Islam didirikan pada tahun 2018, pada mulanya pesantren didirikan dalam bentuk sebuah rumah panggung yang terbuat dari bambu atau yang sering dikenal dengan sebutan “pampangâ€. Pondok pesantren ini saat ini mulai berfokus untuk pengembangan pondok pesantren berbasis life skill program yang bermuara ke pengembangan keterampilan kewirausahaan bagi santrinya. Namun seiring banyaknya santri yang lulus pondok ini memiliki kekurangan sumber daya dalam mengolah programnya.  Permasalahan lain juga terdapat pada rendahnya motivasi berwirausaha bagi oleh santri, oleh karena itu dalam pengabdian ini akan berfokus untuk meningkatkan motivasi berwirausaha bagi santri. Pengabdian ini dilaksanakan dengan metode KP3E (Koordinasi, Persiapan, Penyuluhan, Praktik Pengalaman, dan Evaluasi) yang dilakukan pada 5-7 Juli tahun 2024 di Tulungagung. Pengabdian ini berfokus untuk mengenalkan program entrepreneurial citizenship competencies, yaitu pembinaan kompetensi berwirausaha sosial dengan fokus untuk membuat badan usaha yang memanfaatkan potensi sumber daya dilingkungan pondok pesantren. Hasilnya santri yang mengikuti program ini memiliki minat berwirausaha yang kuat yaitu dari 60% menjadi 90%, sedangkan pengetahuan berwirausaha dasar mengalami peningkatan dari 56% menjadi 92%, keterampilan berwirausaha dasar juga meningkat dari 60% menjadi 88%.  Program ini juga mendapatkan feedback yang positif dari peserta kegiatan yaitu secara rerata 82% peserta merasa bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mereka. Hasil lain yang ditunjukkan dari pengabdian ini adalah terciptanya produk unggulan pondok berupa sambal ikan asap dengan branding IWASAKI “Iwak Sambel Segoro Kidul†dimana saat ini produk ini masih dalam tahapan uji ketahanan masa simpan sebelum dapat diproduksi dan diperjualbelikan.