Seorang perawat forensik yang baik harus memiliki pengetahuan tentang bedah mayat forensik. Mereka harus memiliki kemampuan yang baik agar bisa bersaing dengan perawat dari negara lain. Oleh karena itu, perawat-perawat ini harus pintar, bisa berkomunikasi dengan baik, dan memahami standar internasional. Mereka juga perlu terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman perawat forensik di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang dari segi fisik, psikologis, dan spiritual. Kami mewawancarai delapan perawat forensik untuk penelitian ini. Kami menggunakan metode wawancara dan diskusi kelompok sebagai cara untuk mengumpulkan data, lalu menganalisis hasilnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat forensik melakukan beberapa hal untuk menjaga kesehatan fisik mereka. Mereka rajin berolahraga, mengonsumsi vitamin, tidur cukup, menggunakan peralatan pelindung diri saat bekerja, dan berusaha menghindari stres. Mereka juga merasa bahagia dalam pekerjaan mereka, menjalani pemeriksaan medis rutin, menerapkan diet sehat, dan berhati-hati agar tidak terluka saat bekerja. Dari segi psikologis, perawat forensik membangun ketahanan emosional, memiliki kemampuan komunikasi yang efektif, bisa berempati dengan pasien, mencari dukungan psikologis, menjaga kesehatan mental, dan menjaga ketenangan diri. Mereka juga mengambil waktu liburan untuk bersantai. Dari segi spiritual, perawat forensik berdoa dan mencari ketenangan diri. Kesimpulannya, perawat forensik di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang telah melakukan banyak hal untuk menjaga diri mereka secara fisik, psikologis, dan spiritual agar bisa menjalankan tugas mereka secara profesional.