Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Penerapan Blowing Balloon Therapy Terhadap Peningkatan Saturasi Oksigen Pada Pasien Tuberkulosis Paru Di Ruang IGD Cindy Berliana Diapaty Mayulu; Yusrah Taqiah; Nurwahidah Nurwahidah; Nur Wahyuni Munir
Jurnal Intelek Dan Cendikiawan Nusantara Vol. 2 No. 4 (2025): AGUSTUS - SEPTEMBER 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tuberkulosis (TB) Paru merupakan penyakit infeksi kronis yang berdampak pada fungsi pernapasan dan kualitas hidup pasien. Pasien TB sering mengalami masalah keperawatan seperti bersihan jalan napas tidak efektif, pola napas tidak efektif, serta gangguan pola tidur akibat gejala sesak napas, batuk produktif, dan penumpukan sekret. Intervensi nonfarmakologis seperti blowing balloon menjadi alternatif penting dalam meningkatkan saturasi oksigen dan membantu proses pemulihan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat penerapan blowing balloon therapy terhadap perubahan saturasi oksigen pada pasien Tuberkulosis di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD). Metode penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus berbasis asuhan keperawatan. Proses asuhan keperawatan dilakukan meliputi tahapan pengkajian, identifikasi diagnosa keperawatan prioritas, intervensi keperawatan (termasuk teknik blowing balloon selama 15-20 menit. Pengambilan data dilakukan secara observasional sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian setelah dilakukan intervensi keperawatan dengan fokus pada latihan blowing balloon , ditemukan adanya peningkatan saturasi oksigen dari 90% menjadi 100% dengan bantuan oksigen nasal kanula 4 L/menit. Selain itu, pasien mampu melakukan batuk efektif, produksi dahak berkurang, dan ada perbaikan pada frekuensi napas serta kenyamanan pernapasan. Namun, gangguan pola tidur masih dialami oleh pasien akibat keluhan batuk dan sesak malam hari. Penerapan blowing balloon therapy dapat meningkatkan saturasi oksigen dan memperbaiki fungsi pernapasan pada pasien Tuberkulosis Paru.
Penerapan Water Tepid Sponge Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pasien Kejang Demam Di IGD RSUP Tadjuddin Chalid Andi Besse Ulfiah; Yusrah Taqiah; Suci Hardiyanti Suharto; Nur Wahyuni Munir
Paradigma: Jurnal Filsafat, Sains, Teknologi, dan Sosial Budaya Vol. 31 No. 2 (2025): Paradigma: Jurnal Filsafat, Sains, Teknologi, dan Sosial Budaya
Publisher : Universitas Insan Budi Utomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33503/paradigma.v31i2.2396

Abstract

Kejang demam terjadi pada anak usia 6 bulan - 5 tahun akibat peningkatan suhu tubuh. Adapun salah satu satu tindakan nonfarmakologis lainya untuk menurunkan demam antara lain Water Tepid Sponge, Tehknik ini menggunakan kompres blok di beberapa tempat yang dimana memiliki pembulu darah besar yaitu di dahi, ketiak, leher, lipatan paha. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas penerapan water tepid sponge pada pasien anak dengan kejang demam di IGD. Pada tanggal 07 April 2025 di RSUP Tajuddin Chalid Makassar telah diberikan tindakan water tepid sponge pada An.M, diberikan tindakan 2 kali Sebelum terpasang infus yaitu pemberian pertama 18:00 dijeda 30 menit lanjut pemberian kedua dimana pemberian kedua ini belum terpasang infus pada jam 19:30 sebelum dilakukan tindakan water tepid sponge dilakukan pengukuran suhu tubuh dan setelah 15 menit diberikan terapi water tepid sponge dilakukan pengukuran suhu tubuh kembali terapi water tepid spongemenit pemberian terapi dengan menggunkan air panas dengan suhu air 38oC. Didapatkan suhu tubuh 39,9oC sebelum melakukan terapi ini, setelah pemberian terapi pertama suhu menjadi 38,9 oC, dan pemberian terapi kedua tanpa terpasang Infus terapi suhu tubuh menurun 37,9oC. Dapat disimpulkan bahwa terapi water tepid sponge efektif untuk menurunkan suhu tubuh pada pasien kejang demam.
Penerapan Kompres Hangat Abdomen Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Gastroenteritis Di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rsup Dr. Tajuddin Chalid Makassar Wa Ode Asfida; Yusrah Taqiah; Suci Hardiyanti Suharto; Hj. Sajekti Tjahningrum
Paradigma: Jurnal Filsafat, Sains, Teknologi, dan Sosial Budaya Vol. 31 No. 2 (2025): Paradigma: Jurnal Filsafat, Sains, Teknologi, dan Sosial Budaya
Publisher : Universitas Insan Budi Utomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33503/paradigma.v31i2.2494

Abstract

Gastroenteritis Akut (GEA) adalah radang lambung dan usus dengan gejala yang berlangsung kurang dari 14 hari, disertai diare,nyeri abdomen, mual, dan muntah. Dari keadaan di sekitar kita, gejala gastroenteritis seperti nyeri, mual muntah, diare. salah satu keluhan yang sering menyertai diare adalah nyeri perut. Metode penelitian ini adalah studi kasus dengan membuat kesimpulanberdasarkan pemberian tindakan kompres. hangat abdomen. Kompres hangat dilakukan lebih dari 15 – 20 menit. Setelah diberikanasuhan keperawatan dengan intervensi managemen nyeri yaitu pemberian terapi kompres hangat abdomen menunjukkan bahwaterjadi penurunan frekuensi Nyeri pada Tn. S yang awalnya skala nyeri 6/10 menurun menjadi 4/10. Penerapan ini bisa di rekomendasikan ke orang tua pasien maupun pasien yang memiliki riwayat gastroenteritis dengan menyiapkan air hangat. Setelahdiberikan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi, kondisi pasien membaik.