Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENERAPAN TERAPI BRANDT DAROFF DALAM MENURUNKAN  GEJALA PASIEN VERTIGO DI IGD RSUP TADJUDDIN CHALID MAKASSAR Atimah Atimah; Yusrah Taqiyah; Suci Hardiyanti Suharto; Hj. Sajekti Tjahjaningrum
Jurnal Intelek Dan Cendikiawan Nusantara Vol. 2 No. 5 (2025): Oktober - November 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu intervensi yang dapat diberikan kepada pasien vertigo dengan gejala nyeri akut, mual muntah serta resiko jatuh yaitu dengan penerapan terapi Brandt Daroff. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan terapi Brandt-Daroff dalam mengurangi gejala vertigo pada pasien di IGD RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makassar. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, wawancara, dan observasi. Subjek dalam penelitian ini yaitu satu orang pender vertigo di IGD RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makassar. Instrumen yang digunakan yaitu  SOP terapi Brandt Daroff yang diberikan sebanyak 3 x 8 jam  serta menggunakan kuesioner Numeric Rating Scale (NRS) untuk mengukur skala nyeri pasien sebelum dan sesudah intervensi serta menggunakan skala MORSE untuk menilai resiko jatuh pasien.  Studi kasus ini menunjukkan bahwa sebelum intervensi diberikan pasien mengalami gejala vertigo berupa nyeri, pusing, sakit kepala, mual muntah, serta mengalami gangguan keseimbangan dan setelah pemberian intervensi berupa terapi Brandt Daroff sebanyak 5 siklus selama 10 menit dalam 3 kali pemberian dalam periode waktu 8 jam didapatkan hasil bahwa pasien mengalami penurunan gejala vertigo yaitu tingkat nyeri pasien menurun, nausea menurun serta tingkat jatuh menurun. Disarankan agar penderita vertigo rutin melakukan terapi  Brandt Daroff sebagai bagian dari penanganan non-farmakologi untuk menurunkan gejala vertigo serta meningkatkan kualitas hidup. Penerapan terapi Brandt Daroff efektif dalam menurunkan gejala pada pasien vertigo.
Effektivitas Penerapan Teknik Pernapasan Pursed Lips Terhadap Peningkatan Saturasi Oksigen Di Ruang IGD RSUP DR. Tajuddin Chalid Makassar Ningsi Andriani Alimin; Ernasari; Suci Hardiyanti Suharto; Sajekti Tjahningrum
Paradigma: Jurnal Filsafat, Sains, Teknologi, dan Sosial Budaya Vol. 31 No. 2 (2025): Paradigma: Jurnal Filsafat, Sains, Teknologi, dan Sosial Budaya
Publisher : Universitas Insan Budi Utomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33503/paradigma.v30i3.2381

Abstract

Penyakit menular yang masih menjadi perhatian seluruh dunia sebagai penyakit infeksius teratas karena sekitar seperempat populasi dunia telah terinfeksi mycobacterium tuberculosis dan berisiko terinfeksi tuberculosis. Tuberculosis Paru (TB Paru) adalah suatu penyakit infeksi menular yang terjadi pada saluran pernafasan manusia bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis, dampak pada penderita seperti sesak nafas, kelemahan fisik, nyeri dada, menurunnya nafsu makan, batuk disertai sputum dan berat badan yang menurun. Salah satu terapi non farmakologis yang dapat dilakukan adalah teknik pursed lips breathing. pursed lips breathing merupakan teknik menarik nafas secara perlahan dan dikontrol dengan menghirup udara dari hidung lalu menghembuskannya dari mulut yang bertujuan untuk meningkatkan saturasi oksigen di dalam tubuh. Teknik pernafasan ini sangat mudah dilakukan sehari-hari karena tidak memerlukan alat bantu apa pun dan tidak ada efek negatif seperti memakai obat- obatan, durasi pemberian sebanyak 4-5 kali selama 5-10 menit. Untuk mengetahui Penerapan pemberian teknik pernapasan pursed lips terhadap peningkatan saturasi oksigen pada pasien tuberculosis paru di ruang instalasi gawat darurat RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makassar. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus deskriptif kualitatif dengan menggunakan instrumen berupa Standar Operasional Prosedur (SAP) teknik pernapasan pursed lips yang berfokus pada satu subjek utama yaitu Tn. S dengan masalah Keperawatan pola napas tidak efektif. Hasil Sebelum diberikan terapi non farmakologi terjadi peningkatan frekuensi pernapasan 35 x/menit dengan saturasi oksigen 87% dan Setelah diberikan asuhan keperawatan dengan intervensi Pemantauan respirasi berupa pemberian teknik pernapasan pursed lips selama 1 x 10 menit pada klien menunjukkan hasil frekuensi pernapasan menurun 32 x/menit dengan saturasi meningkat 93% dengan assessment teratasi sebagian dikarenakan sesaknya berkurang. Adapun beberapa diagnosa keperawatan lainnya yang ditemukan yaitu pola napas tidak efektif, bersihan jalan napas tidak efektif dan intoleransi aktivitas. Sehingga dapat disimpulkan teknik pernapasan pursed lips efektif untuk meningkatkan saturasi oksigen dalam tubuh.
Efektifitas Pemberian Aromaterapi Peppermint Terhadap Gejala Pada Pasien Infeksi Saluran Pernapasan Akut Di IGD RSUP Tadjuddin Chalid Wiwik Sri Pamularsih; Ernasari; Suci Hardiyanti Suharto; Sajekti Tjahningrum
Paradigma: Jurnal Filsafat, Sains, Teknologi, dan Sosial Budaya Vol. 31 No. 2 (2025): Paradigma: Jurnal Filsafat, Sains, Teknologi, dan Sosial Budaya
Publisher : Universitas Insan Budi Utomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33503/paradigma.v31i2.2382

Abstract

Infeksi Saluran Pernapasan Akut adalah suatu penyakit infeksi pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus, bakteri atau kuman. ISPA diartikan sebagai suatu infeksi pada saluran pernafasan yang disebabkan karena terjadi nya penularan infeksius pada manusia ke manusia lainnya. Salah satu tindakan non-farmakologis yang dapat mengatasi ISPA adalah pemberian aromaterapi peppermint. Menthol sebagai bahan aktif utama yang terdapat dalam Peppermint yang dapat membantu melegakan hidung serta tenggorokan dan membuat napas menjadi lebih mudah. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui keefektifan pemberianaromaterapi peppermint untuk mengatasi masalah ISPA pada Tn. I Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makassar. Metode : Penelitian ini merupakan studi kasus, dilakukan pada pasien atas nama Tn. I berusia 42 tahun yang diberikan aromaterapi peppermint untuk mengatasi masalah ISPA, pemberian terapi ini dalam waktu dua hari bertuturt-turut selama 5 menit.Penelitian dilakukan pada bulan April 2025. Hasil : Hasil dalam penelitian ini sebelum diberikan aromaterapi peppermint pasien mengeluh batuk tidak efektif, pilek, sulit mengeluarkan sputum, suara napas tambahan ronkhi dan demam. Sesudah diberikan aromaterapi peppermint menunjukkan batuk efektif meningkat, pilek menurun, sudah dapat mengeluarkan sputum dengan baik, suara napas tambahan menurun, dan demam menurun. Rekomendasi : Dari hasil analisa inovasi tindakan keperawatan yang didapatkan pada penelitian ini bahwa penggunaan Aromaterapi Peppermint sebagai upaya peningkatan bersihan jalan napas pada pasien imfeksi saluran pernapasan akut ini efektif untuk dilakukan. Kesimpulan: dari penelitian ini menunjukkan bahwa aromaterapi peppermint efektif dalam mengatasi masalah ISPA pada Tn.I di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makassar. Oleh karena itu, diharapkan aromaterapi peppermint dapat diterapkan untuk mengatasi masalah ISPA yang dimana sebagai salah satu terapi non farmakologis.
Penerapan Water Tepid Sponge Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pasien Kejang Demam Di IGD RSUP Tadjuddin Chalid Andi Besse Ulfiah; Yusrah Taqiah; Suci Hardiyanti Suharto; Nur Wahyuni Munir
Paradigma: Jurnal Filsafat, Sains, Teknologi, dan Sosial Budaya Vol. 31 No. 2 (2025): Paradigma: Jurnal Filsafat, Sains, Teknologi, dan Sosial Budaya
Publisher : Universitas Insan Budi Utomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33503/paradigma.v31i2.2396

Abstract

Kejang demam terjadi pada anak usia 6 bulan - 5 tahun akibat peningkatan suhu tubuh. Adapun salah satu satu tindakan nonfarmakologis lainya untuk menurunkan demam antara lain Water Tepid Sponge, Tehknik ini menggunakan kompres blok di beberapa tempat yang dimana memiliki pembulu darah besar yaitu di dahi, ketiak, leher, lipatan paha. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas penerapan water tepid sponge pada pasien anak dengan kejang demam di IGD. Pada tanggal 07 April 2025 di RSUP Tajuddin Chalid Makassar telah diberikan tindakan water tepid sponge pada An.M, diberikan tindakan 2 kali Sebelum terpasang infus yaitu pemberian pertama 18:00 dijeda 30 menit lanjut pemberian kedua dimana pemberian kedua ini belum terpasang infus pada jam 19:30 sebelum dilakukan tindakan water tepid sponge dilakukan pengukuran suhu tubuh dan setelah 15 menit diberikan terapi water tepid sponge dilakukan pengukuran suhu tubuh kembali terapi water tepid spongemenit pemberian terapi dengan menggunkan air panas dengan suhu air 38oC. Didapatkan suhu tubuh 39,9oC sebelum melakukan terapi ini, setelah pemberian terapi pertama suhu menjadi 38,9 oC, dan pemberian terapi kedua tanpa terpasang Infus terapi suhu tubuh menurun 37,9oC. Dapat disimpulkan bahwa terapi water tepid sponge efektif untuk menurunkan suhu tubuh pada pasien kejang demam.
Penerapan Kompres Hangat Abdomen Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Gastroenteritis Di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rsup Dr. Tajuddin Chalid Makassar Wa Ode Asfida; Yusrah Taqiah; Suci Hardiyanti Suharto; Hj. Sajekti Tjahningrum
Paradigma: Jurnal Filsafat, Sains, Teknologi, dan Sosial Budaya Vol. 31 No. 2 (2025): Paradigma: Jurnal Filsafat, Sains, Teknologi, dan Sosial Budaya
Publisher : Universitas Insan Budi Utomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33503/paradigma.v31i2.2494

Abstract

Gastroenteritis Akut (GEA) adalah radang lambung dan usus dengan gejala yang berlangsung kurang dari 14 hari, disertai diare,nyeri abdomen, mual, dan muntah. Dari keadaan di sekitar kita, gejala gastroenteritis seperti nyeri, mual muntah, diare. salah satu keluhan yang sering menyertai diare adalah nyeri perut. Metode penelitian ini adalah studi kasus dengan membuat kesimpulanberdasarkan pemberian tindakan kompres. hangat abdomen. Kompres hangat dilakukan lebih dari 15 – 20 menit. Setelah diberikanasuhan keperawatan dengan intervensi managemen nyeri yaitu pemberian terapi kompres hangat abdomen menunjukkan bahwaterjadi penurunan frekuensi Nyeri pada Tn. S yang awalnya skala nyeri 6/10 menurun menjadi 4/10. Penerapan ini bisa di rekomendasikan ke orang tua pasien maupun pasien yang memiliki riwayat gastroenteritis dengan menyiapkan air hangat. Setelahdiberikan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi, kondisi pasien membaik.
Efektifitas Teknik Relaksasi Benson Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi di Ruang IGD RSUP dr. Tajuddin Chalid Makassar Prami Rahmiadi; Ernasari; Suci Hardiyanti Suharto; Sajekti Tjahjaningrum
Paradigma: Jurnal Filsafat, Sains, Teknologi, dan Sosial Budaya Vol. 31 No. 2 (2025): Paradigma: Jurnal Filsafat, Sains, Teknologi, dan Sosial Budaya
Publisher : Universitas Insan Budi Utomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33503/paradigma.v31i2.2548

Abstract

Hipertensi menjadi salah satu penyebab masalah pada kesehatan yang cukup berbahaya, karena hipertensi merupakan faktor resiko utama terjadinya penyakit kardiovaskuler seperti gagal jantung, stroke, penyakit jantung iskemik, serangan jantung menjadi dua penyebab kematian utama di dunia, Hipertensi yaitu tekanan darah tinggi bersifat abnormal atau tidak biasa, secara umum seseorang mengalami hipertensi apabila tekanan darah lebih dari 140 mmHg sistolik dan lebih dari 90 mmHg diastolik. Sаlаh sаtu terаpi non fаrmаkoterapi yаng digunаkаn untuk pаsien hipertensi yaitu terаpi relаksаsi benson, teknik relаksаsi benson аdаlаh relаksаsi yаng melibаtkаn teknik pernаpаsаn dаlаm yаng efektif dаn kаtа-kаtа аtаu ungkаpаn yаng diyаkini oleh seseorаng dаpаt mengurаngi bebаn аtаu meningkаtkаn kesehаtаn. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas terapi benson adalah untuk menurunkan ketegangan pada otot yang bisa memperbaiki denyut nadi, tekanan darah, serta pernafasan. Metode penelitian ini Penerapan teknik relaksasi benson pada Ny.M dilakukan 2 kali dilakukan 10-15 menit terapi ini menggunakan kepercayaan yang dianut oleh pasien di RSUP Tajuddin Chalid Makassar. Hasil Asuhan Keperawatan ini Didapatkan tekanan darah sebelum dilakukan teknik relaksasi benson 160/100 mmHg dan setelah dilakukan terapi benson selama 2 kali terdapat penurunan tekanan darah yaitu 130/90 mmHg. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Teknik Relaksasi Benson efektif untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.