Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EMANSIPASI ATAU DINASTI? ANALISIS KRITIS PUAN MAHARANI DALAM POLITIK INDONESIA Ira Nurhidayah; Anita Louis Br Tumeang; Rizkyna Halyza; Oktunem Silitonga; Zuhra Al-Husna; Jonathan Marpaung; Ria Manurung; Silvia Annisa
Jurnal Intelek Dan Cendikiawan Nusantara Vol. 2 No. 4 (2025): AGUSTUS - SEPTEMBER 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fenomena politik Indonesia tidak bisa dilepaskan dari praktik dinasti politik yang masih mengakar kuat dan menempatkan keluarga elite sebagai aktor dominan dalam perebutan kekuasaan. Di sisi lain, meningkatnya keterlibatan perempuan dalam politik sering dipandang sebagai capaian emansipasi gender. Paradoks ini terlihat jelas pada sosok Puan Maharani, cucu Soekarno dan putri Megawati Soekarnoputri, yang berhasil menduduki posisi strategis sebagai Ketua DPR RI perempuan pertama. Artikel ini bertujuan menganalisis secara kritis apakah pencapaian politik Puan lebih merepresentasikan emansipasi perempuan atau reproduksi dinasti politik. Penelitian menggunakan metode studi literatur dengan pendekatan kualitatif deskriptif, berdasarkan sumber-sumber akademik terkini (2016–2025) terkait politik perempuan, dinasti politik, dan profil Puan Maharani. Analisis menunjukkan bahwa keberhasilan Puan dapat dipandang sebagai simbol emansipasi politik perempuan karena mampu menembus dominasi laki-laki di parlemen serta menginspirasi partisipasi politik perempuan lainnya. Namun, pencapaian tersebut juga tidak terlepas dari legitimasi genealogis sebagai bagian dari “Trah Soekarno” yang memberikan akses terhadap modal sosial, simbolik, dan politik. Kesimpulannya, Puan Maharani menjadi simbol ganda: di satu sisi inspirasi emansipasi perempuan, tetapi di sisi lain representasi kuatnya dinasti politik yang berpotensi membatasi demokrasi substantif dan akses politik bagi perempuan di luar lingkaran elite.
Sintesis Literatur: Peran Modal Sosial dalam Menjembatani Hubungan Ekonomi dan Budaya serta Memengaruhi Kesejahteraan Subjektif Masyarakat Nelayan Pesisir (Kajian pada Konteks Paluh Sibaji) Fatimah Az-Zahra; Bintang Caroline Ginting; Siti Anadea; Zuhra Al-Husna; Tengku Camelia Handriansyahri; Bisru Hafi
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 11 (2025): November 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini menyajikan tinjauan literatur yang komprehensif tentang kondisi sosial ekonomi serta praktik budaya yang ada dalam komunitas nelayan di Desa Pesisir Paluh Sibaji, Kabupaten Deli Serdang. Tujuan utamanya adalah untuk menganalisis interaksi antara pola kehidupan tradisional dan kearifan lokal dengan berbagai tantangan ekonomi, khususnya yang muncul akibat tekanan dari lingkungan luar. Dengan memanfaatkan kerangka teori Modal Sosial dan Kesejahteraan Subjektif, penelitian ini menggabungkan hasil dari berbagai sumber literatur ilmiah dan laporan sebelumnya. Hasil analisis menunjukkan bahwa para nelayan di Paluh Sibaji mengalami tingkat kerentanan ekonomi yang tinggi yang disebabkan oleh variasi pendapatan dan ketergantungan pada perantara (toke). Namun, kerentanan tersebut dapat dikurangi berkat kekuatan budaya mereka yang berperan sebagai cara beradaptasi. Hal ini terlihat melalui pengamalan Modal Sosial yang kokoh (seperti gotong royong dan sistem bagi hasil), serta penggunaan kearifan lokal yang praktis dalam menjaga ekosistem laut (contohnya pembentukan POKMASWAS dan larangan merusak). Kesimpulannya adalah bahwa ketahanan komunitas nelayan Paluh Sibaji tergantung pada penguatan jaringan sosial dan pelestarian nilai-nilai budaya yang sangat penting dalam mencapai kesejahteraan yang berkelanjutan.