The availability of clean water is a fundamental community need, but ineffective management often hinders the sustainability of services. KP-SPAMS "Tirta Sari" in Kedungwringin Village faces challenges in financial literacy, non-transparent manual recording, and the absence of a technology-based water monitoring system. This community service project aimed to strengthen institutional capacity by enhancing financial literacy and transforming water service management through the use of mobile applications and monitoring sensors. Conducted in March 2025, the activity involved 30 participants, including KP-SPAMS administrators and members. It utilized methods such as initial observations, financial literacy training, the implementation of the PAMSIMAS Information System (SiPAM) mobile application, installation of water level sensors, mentoring, and evaluation, with active community and student participation. The results showed significant improvements in the administrators' ability to manage finances transparently, alongside an increased readiness to maintain sustainable water services. The pre-test and post-test evaluations revealed an improvement in participants' skills, with average scores rising from 45% to 85%. Additionally, the sensor implementation reduced the potential for water distribution disruptions by more than 70% within three months of testing. The community and administrators found the activity highly beneficial, gaining a better understanding of efficient financial management and technology for water supply monitoring. In conclusion, combining financial literacy with innovative technology greatly enhanced the efficiency, transparency, and sustainability of clean water management in Kedungwringin, contributing to improved community welfare.ABSTRAKKetersediaan air bersih merupakan kebutuhan fundamental masyarakat, namun pengelolaan yang tidak efektif seringkali menghambat keberlanjutan layanan. KP-SPAMS “Tirta Sari” Desa Kedungwringin menghadapi kendala dalam aspek literasi keuangan, pencatatan manual yang tidak transparan, serta ketiadaan sistem monitoring air berbasis teknologi. Pengabdian ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas kelembagaan melalui peningkatan literasi keuangan dan transformasi pengelolaan layanan air berbasis aplikasi digital dan sensor monitoring. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Maret 2025 di Desa Kedungwringin dengan melibatkan 30 peserta, yang terdiri dari pengurus dan anggota KP-SPAMS. Metode yang digunakan meliputi observasi awal, pelatihan literasi keuangan, implementasi aplikasi mobile Sistem Informasi PAMSIMAS (SiPAM), pemasangan sensor ketinggian air digital, serta pendampingan dan evaluasi dengan keterlibatan aktif masyarakat dan mahasiswa. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada kemampuan pengurus KP-SPAMS dalam melakukan pencatatan dan pelaporan keuangan secara transparan, serta meningkatnya kesiapan teknis dalam menjaga keberlanjutan layanan air. Peningkatan keterampilan peserta juga tercermin dari hasil evaluasi pre-test dan post-test, dengan skor rata-rata awal sebesar 45% yang meningkat menjadi 85% setelah pelatihan serta penerapan sensor monitoring berhasil mengurangi potensi gangguan distribusi air lebih dari 70% dalam tiga bulan pengujian. Berdasarkan hasil evaluasi, masyarakat dan pengurus merasa kegiatan ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan pemahaman mereka terhadap pengelolaan keuangan yang lebih efisien dan penggunaan teknologi digital untuk memantau pasokan air. Kesimpulannya, penguatan literasi keuangan yang dipadukan dengan inovasi teknologi berkontribusi langsung terhadap peningkatan efisiensi, transparansi, dan keberlanjutan pengelolaan layanan air bersih di Desa Kedungwringin, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.