Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

BRAND HEXAGON MODEL: MENGANGKAT IDENTITAS LOKAL SEBAGAI BRAND VALUE DESA WISATA Asriandhini, Bunga; lestari, Umi
El-Hamra Vol. 6 No. 1 (2021): Jurnal el-Hamra
Publisher : Penerbit CV Tentrem Karya Nusa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Melung Tourism Village has natural, agricultural, social, and cultural potential which can be developed in support of the concept of sustainable tourism. One of the efforts is to explore the local potential that becomes the Melung Tourism Village, a uniqueness that is valueable in the minds of community. The Brand Hexagon Model is model formulated by Simon Anholt which aims to find brand values based on perceptions of the public/tourist. The research method uses descriptive qualititative research. This research found the brand values of Melung Tourism Village, robusta coffee, the beauty of its scenery, and the friendliness of local people who are still closely carriying out the tradition Key Words: Brand Value; Melung Tourism Village; Local Identity
BAHASA ISYARAT INDONESIA SEBAGAI KONSTRUKSI IDENTITAS DAN CITRA SOSIAL TULI DI PURWOKERTO Bunga Asriandhini; Chandra Hanifah Rahmawati
Jurnal Riset Komunikasi Vol 12, No 1 (2021)
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31506/jrk.v12i1.10059

Abstract

Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu di Purwokerto menyuarakan agar Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo) diresmikan sebagai isyarat resmi Tuli di Indonesia dalam rangka kritik terhadap pemenuhan hak kenyamanan berkspresi dan berkomunikasi disabilitas. Gerakan ini dilatarbelakangi sebuah harapan akan eksistensi Tuli di masyarakat. Beberpa kajian mengenai Bisindo menemukan bahwa Tuli lebih memilih menggunakan Bisindo karena isyarat tersebut lebih mudah dipraktikkan dan merupakan budaya Tuli. Budaya dapat berfungsi sebagai penciri/identitas dan bahasa adalah budaya. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan bagaimana peran isyarat Bisindo dalam mengonstruksi identitas dan citra sosial Tuli, maka permasalahan dikaji menggunakan pendekatan fenomenologi Sartre dengan teori interaksi simbolik Mead dengan konsep mind, self, dan society. Melalui pendekatan dan teori tersebut, ditemukan bahwa isyarat Bisindo berperan mengonstruksi identitas dan citra sosial Tuli melalui tiga cara, yaitu konstruksi melalui pengenalan diri Tuli melalui konsep mind, bagaimana Tuli memahami siapa dirinya melalui isyarat Bisindo. konstruksi ke dua melalui muatan nilai, prinsip, ideologi, norma, budaya yang terkandung dalam tujuan digunakannya isyarat Bisindo. Isyarat Bisindo berperan sebagai media komunikasi dalam mengonstruksi identitas diri dan citra sosial Tuli melalui interaksi dan perannya dalam masyarakat. Kata kunci: Bisindo, konstruksi identitas, konstruksi citra sosial, Tuli
Pelatihan Dasar Public Speaking Untuk Mengembangkan Keterampilan Penyampaian Informasi dan Kepercayaan Diri Bagi Siswa Tunarungu Bunga Asriandhini; Merliana Nur Khasidah; Pramudita Nugraha Adi Kristika
Jurnal Loyalitas Sosial: Journal of Community Service in Humanities and Social Sciences Jurnal Loyalitas Sosial Vol.2 No.2 September 2020
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/JLS.v2i2.p71-84

Abstract

Public Speaking adalah bagian dari soft skill yang mengajarkan mengenai keterampilan berbicara di depan umum.  Bagi siswa tunarungu yang memiliki cara khas dalam berkomunikasi, yaitu menggunakan bahasa isyarat, public speaking juga bermanfaat untuk meningkatkan kemampuannya menyampaikan pesan/informasi kepada orang lain baik di lingkungan komunitasnya maupun di lingkungan sosial terbuka ketika mereka terjun ke masyarakat bahkan dalam dunia kerja. Berbasis pada kebutuhan keterampilan penyampaian informasi siswa tunarungu yang disampaikan pihak SLB B Yakut Purwokerto, dosen dan mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto menyelanggarakan pelatihan dasar public speaking untuk siswa tunarungu.  Hasil evaluasi yang didapatkan, melalui pelatihan public speaking dengan metode story telling, siswa mengalami peningkatan dalam cara penyampaian informasi terlebih di depan audiens serta peningkatan rasa percaya diri. Siswa tunarungu perlu sering berlatih public speaking secara berkesinambungan agar keterampilan menyampaikan pesan meningkat juga terbiasa berkomunikasi di depan umum, sehingga pada muaranya akan membentuk konsep diri positif dan mendorong eksistensinya dalam masyarakat.
Pelatihan Public Speaking untuk Membangun Kepercayaan Diri dan Keterampilan Berbicara pada Anak-Anak di Sanggar Ar-Rosyid Purwokerto Prita S Nurcandrani; Bunga Asriandhini; Ade Tuti Turistiati
ABDI MOESTOPO: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 3, No 01 (2020): Januari 2020
Publisher : Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1624.962 KB) | DOI: 10.32509/am.v3i01.979

Abstract

Keterampilan public speaking atau berbicara di depan umum sangat bermanfaat bagi anak-anak dalam proses pengembangan diri. Namun, banyak anak merasa kurang bahkan tidak mampu berbicara di depan umum karena kurang percaya diri, tidak menguasai materi, atau tidak paham bagaimana melakukannya. Keterampilan public speaking pada anak harus dibina, dilatih dan dikembangkan secara terus-menerus. Kondisi tersebut menjadi dasar dilaksanakannya program Pengabdian Kepada Mayarakat (PKM) yang diikuti 15 siswa SD yang tergabung di Sanggar Ar-Rosyid Purwokerto. Program PKM dikemas dalam bentuk pelatihan dengan tujuan membangun kepercayaan diri berbicara di depan umum, memahami materi yang akan disampaikan, serta mampu mengaplikasikan teknik public speaking. Pelatihan dilakukan empat kali selama sebulan; dua kali dilakukan di kampus Universitas Amikom Purwokerto, selebihnya diselenggarakan di area publik terbuka, dan gedung Arsip Perpustakaan Daerah (Arspusda) Purwokerto. Selama pelatihan, peserta mendapatkan materi dasar dan teknik public speaking serta praktik langsung. Pelaksanaan dimulai dari tahap observasi awal, orientasi, pengenalan materi, praktek, dan diakhiri dengan evaluasi. Hasil dari pelatihan cukup baik, terbukti pada pertemuan keempat, peserta telah mencapai kemampuan public speaking yang memadai; kepercayaan diri meningkat, mampu membawakan materi dengan baik, serta dapat mengaplikasikan teknik-teknik public speaking.
EMOTIONAL SHOPPING SEBAGAI VARIABEL MEDIASI GAYA HIDUP DAN MOTIVASI BELANJA HEDONIS PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN IMPULSIF PRODUK 3SECOND Siti Barokah; Bunga Asriandhini; Muhammad Millenian Putera
JURNAL MANAJEMEN MAKER STIE SULTAN AGUNG Vol 7, No 2 (2021): Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37403/mjm.v7i2.360

Abstract

Tujuan dilakukannya penelitian ini, yaitu untuk mengetahui hubungan gaya hidup dan motivasi belanja hedonis pada pembelian impulsif khususnya pada produk fashion dengan Merek 3second baik secara langsung maupun melalui variabel mediasi emotional shopping. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Pengambilan data dilakukan secara online melalui media sosial WhatsApp, Facebook, Instagram, dan Twitter. Sedangkan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah SEM (Structural Equation Modelling). Hasil analisis menunjukkan bahwa gaya hidup dan motivasi belanja hedonis memiliki pengaruh yang signifikan pada emotional shopping, gaya hidup berbelanja tidak memiliki pengaruh pada pembelian impulsif, motivasi belanja hedonis dan emotional shopping memiliki pengaruh yang signifikan pada pembelian impulsif. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa emotional shopping tidak memiliki peran dalam memediasi hubungan gaya hidup dan motivasi belanja hedonis pada pembelian impulsif.Kata kunci: emotional shopping; lifestyle, motivasi belanja hedonis, keputusan pembelian impulsif
Aplikasi Penitikan Pohon Untuk Proses Pengelolaan Petai dan Pohon Organik Zanuar Rifai; Ika Romadoni Yunita; Fiby Nur Afiana; Ranggi Prahaingtyas Aji; Bunga Asriandhini
Indonesian Journal on Software Engineering (IJSE) Vol 8, No 2 (2022): IJSE 2022
Publisher : Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/ijse.v8i2.14119

Abstract

Sertifikasi organik memegang peranan yang sangat penting bagi penderes dan pelaku UMKM karena pelabelan organik pada produk yang telah diproduksi sesuai dengan standar sistem pertanian organik dan disertifikasi oleh lembaga sertifikasi organik yang telah diakreditasi. Aplikasi  ERP (enterprise resource planning), adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur, jasa maupun perdagangan yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan melalui ERP. Pemanfaatan aplikasi ERP untuk pelacakan data pohon, mengintegrasikan informasi yang ada untuk sertifikasi sangatlah penting dalam menjalankan proses bisnis. Penelitian ini bertujuan untuk membuat aplikasi mobile bagi internal control unit(ICS) yang akan digunakan dalam pendataan pohon dan petani. Penelitian ini menggunakan metode pengembangan system berupa prototype. Hasil penelitian ini adalah berupa aplikasi penitikan pohon dan pengelolaan petani, harapanya akan berdampak pada mempermudah sertifikasi pohon organik dan anorganik yang berkaitan dengan proses bisnis eksportir gula semut sebagai syarat regulasi mengenai standar pangan
Pelatihan Dasar Public Speaking Untuk Mengembangkan Keterampilan Penyampaian Informasi dan Kepercayaan Diri Bagi Siswa Tunarungu Asriandhini, Bunga; Khasidah, Merliana Nur; Adi Kristika, Pramudita Nugraha
Jurnal Loyalitas Sosial: Journal of Community Service in Humanities and Social Sciences Vol. 2 No. 2 (2020): Jurnal Loyalitas Sosial: Journal of Community Service in Humanities and Social
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/JLS.v2i2.p71-84

Abstract

Public Speaking adalah bagian dari soft skill yang mengajarkan mengenai keterampilan berbicara di depan umum.  Bagi siswa tunarungu yang memiliki cara khas dalam berkomunikasi, yaitu menggunakan bahasa isyarat, public speaking juga bermanfaat untuk meningkatkan kemampuannya menyampaikan pesan/informasi kepada orang lain baik di lingkungan komunitasnya maupun di lingkungan sosial terbuka ketika mereka terjun ke masyarakat bahkan dalam dunia kerja. Berbasis pada kebutuhan keterampilan penyampaian informasi siswa tunarungu yang disampaikan pihak SLB B Yakut Purwokerto, dosen dan mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto menyelanggarakan pelatihan dasar public speaking untuk siswa tunarungu.  Hasil evaluasi yang didapatkan, melalui pelatihan public speaking dengan metode story telling, siswa mengalami peningkatan dalam cara penyampaian informasi terlebih di depan audiens serta peningkatan rasa percaya diri. Siswa tunarungu perlu sering berlatih public speaking secara berkesinambungan agar keterampilan menyampaikan pesan meningkat juga terbiasa berkomunikasi di depan umum, sehingga pada muaranya akan membentuk konsep diri positif dan mendorong eksistensinya dalam masyarakat.
Pelatihan Komunikasi Naratif Untuk Mendukung Digital Village Branding Asriandhini, Bunga; Abdul Kafi Thosien, Muhammad
Artinara Vol 1 No 1 (2022): Jurnal Artinara Februari 2022
Publisher : Universitas Budi Luhur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36080/art.v1i01.38

Abstract

Kegiatan pengabdian berupa pelatihan komunikasi naratif ini bertujuan untuk mendukung pemerintah dalam mengembangkan desa wisata Melung.  Desa Wisata melung yang terletak di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas adalah salah satu desa yang berpotensi menjadi desa wisata yang maju.  Strateginya yang dapat dilakukan adalah dengan membangun identitas atau brandunik yang tidak dimiliki desa sekitarnya.  Peserta pelatihan adalah anggota karang taruna yang memiliki minat terhadap pembuatan konten kreatif.  Persoalannya adalah peserta belum mengetahui konsep branding.  Fasilitator mengadakan sharing knowledge tentang branding, promosi, dan berita, serta perbedaan dari ketiganya.  Branding memerlukan kekuatan narasi, maka fasilitator melanjutkan dengan pelatihan membuat narasi digital branding mengenai potensi unik Desa Wisata Melung.  Hasilnya peserta mengalami peningkatan pengetahuan, wawasan, dan keterampilan dalam membuat narasi digital village branding. 
BRAND HEXAGON MODEL: MENGANGKAT IDENTITAS LOKAL SEBAGAI BRAND VALUE DESA WISATA Asriandhini, Bunga; Lestari, Umi
Jurnal El-Hamra : Kependidikan dan Kemasyarakatan Vol. 6 No. 1 (2021): Jurnal El-Hamra : Kependidikan dan Kemasyarakatan
Publisher : CV. Amerta Media

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Melung Tourism Village has natural, agricultural, social, and cultural potential which can be developed in support of the concept of sustainable tourism. One of the efforts is to explore the local potential that becomes the Melung Tourism Village, a uniqueness that is valueable in the minds of community. The Brand Hexagon Model is model formulated by Simon Anholt which aims to find brand values based on perceptions of the public/tourist. The research method uses descriptive qualititative research. This research found the brand values of Melung Tourism Village, robusta coffee, the beauty of its scenery, and the friendliness of local people who are still closely carriying out the traditionKey Words: Brand Value; Melung Tourism Village; Local Identity
The Kontribusi Model Pentahelix dalam Penyebarluasan Informasi Desa Wisata Melung Kabupaten Banyumas Asriandhini, Bunga; Lestari, Annisa Try; Nurcandrani, Prita Suci; Sari, Rida Purnama; Wiguna, King Anugrah
Kinesik Vol. 11 No. 3 (2024): December
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/ejk.v11i3.1531

Abstract

The dissemination of information is crucial for the development of Melung Tourism Village. The current information regarding attractions, facilities, and services in Melung Tourism Village has not effectively reached the broader community. The Penta helix model represents the stakeholders responsible for this dissemination process. The Penta helix components in this study include the Government, Businesses, the Community, Academia, and the Media. This study aims to explore the contributions of these stakeholders to the information dissemination process in Melung Tourism Village. A qualitative research approach was adopted, utilizing Robert Edward Freeman's stakeholder theory to analyze the contributions of the Penta helix elements. Additionally, the interactional communication model was employed to identify the challenges faced by the Penta helix stakeholders in disseminating information about Melung Tourism Village. The findings indicate that the contributions of the Penta helix in disseminating information about Melung Tourism Village remain suboptimal, primarily due to challenges such as a lack of skilled human resources, unclear task distribution, and insufficient content updates.