Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pengaruh Komunikasi Politik Identitas Marga Batak Dalam Pemilihan Kepala Desa 2023 Saputra, Ronni; Muntasir, Muntasir; Mulyadi; Abu Bakar, Muhammad bin; Zulham
An-Nasyr Vol 12 No 1 (2025): An-Nasyr
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54621/jn.v12i1.1071

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menggambarkan pengaruh komunikasi politik identitas marga Batak dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di Desa Situnggaling, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo tahun 2023. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk memahami fenomena yang terjadi dalam masyarakat desa tersebut. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara, dokumentasi, dan observasi non-partisipan. Dengan teknik purposive sampling, penelitian ini memilih beberapa informan kunci, yaitu Kepala Desa, perangkat desa lainnya, para calon Kepala Desa, serta beberapa anggota masyarakat. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori politik identitas, dibantu dengan konsep komunikasi politik, marga Batak, serta dinamika Pilkades. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi politik identitas marga memiliki dampak yang signifikan, baik secara positif maupun negatif. Dampak positif terlihat dalam semakin kuatnya rasa persatuan dan integritas di kalangan anggota marga. Hal ini didorong oleh kesadaran kolektif yang dibangun melalui jaringan elit politik yang terorganisir dan sistematis. Dalam konteks ini, komunikasi politik membentuk ruang solidaritas kelompok yang memobilisasi kekuatan sosial untuk mendukung kandidat tertentu, menciptakan dinamika demokrasi yang paradoks. Solidaritas politik muncul dengan fokus utama pada kepentingan kelompok, bukan individu. Namun, dampak negatifnya, komunikasi politik identitas marga juga berpotensi menciptakan perpecahan sosial yang nyata di masyarakat. Polarisasi berdasarkan marga memperparah fragmentasi sosial, sementara dominasi marga tertentu dalam pemerintahan desa melahirkan praktik-praktik eksklusif, seperti nepotisme dan ketidakadilan dalam distribusi sumber daya. Situasi ini memperlihatkan keterbatasan dalam pemahaman politik yang lebih luas, di mana solidaritas politik lebih didorong oleh kepentingan kekuasaan semata. Konflik, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari perkembangan sosial, menjadi lebih kompleks dan memiliki karakteristik yang beragam dalam masyarakat. Penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi politik identitas, meskipun dapat memperkuat kesadaran kolektif dalam kelompok, juga membawa tantangan serius dalam menciptakan keharmonisan sosial yang inklusif di tingkat desa.