Umam, Irsyadul
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

POLIGAMI DALAM AL-QUR’AN (STUDI ANALISIS PENDEKATAN MA’NA CUM MAGHZA SAHIRON SYAMSUDIN DALAM QS. AN-NISA’ [4]: 3) Alfaozi, Mahfud; Umam, Irsyadul
JIQSI : Jurnal Ilmu Al Qur'an dan Studi Islam Vol 1 No 1 (2023): Januari - Juni 2023
Publisher : STIQ Miftahul Huda Rawalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Poligami dalam al-Qur’an ataupun dunia islam adalah suatu hal yang selalu  menarik untuk diperbincangkan, dari dulu sampai sekarang topik permasalahan  mengenai poligami ini masih tetap menjadi hal yang selalu menjadi perdebatan  oleh sebagian mufassir baik itu klasik maupun kontemporer. Seperti halnya yang  dilakukan Sahiron Syamsuddin yang dalam menafsirkan poligami dengan salah  satu metode penafsiranya yaitu ma’na cum maghza ( pesan utama dan signifikasi),  dalam penafsirannya ini masih banyak pendapat dari banyak mufassir yang tidak  sependapat dengan penafsirannya, hal ini yang menjadi menarik untuk dikaji. Penelitian dengan judul “Poligami dalam Al-Qur’an (Studi Analisis Ma’na Cum  Maghza Sahiron Syamsuddin” memiliki rumusan masalah: bagaimana Poligami  Dalam Al-Qur’an dengan menggunakan pendekatan Ma’na Cum Maghza  Sahiron Syamsudin?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana  poligami dalam al-Qur’an dengan pandangan dari Ma’na Cum Maghza. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan metode  pengumpulan datanya melalui studi pustaka. Sumber data yang digunakan dalam  penelitian ini adalah sumber Primer yiatu surah An-Nisa’ ayat 3 dan Sekunder,  berupa karya-karya tertulis. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa poligami dalam al-Qur’an  surah an-Nisa’ (4): 3 dengan melalui studi analisis pendekatan ma’na cum maghza  dibagi menjadi 3 pembahasan, (1)makna historis, dimana poligami sudah ada  sejak zaman pra-islam atau sebelum Nabi lahir, (2)signifikasi fenomena historis,  poligami juga terjadi pada zaman Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya,  (3)signifikasi fenomena dinamis,sampai pada saat ini, pologami masih tetap ada,  tetapi dengan berbagai ketentuan hokum dan syarat tertentu dalam praktik  pelaksanaan poligami.   
Makna dan Maghza Ahlul Bait dalam Q.S Al-Ahzab Ayat 33 Pada Tafsir Al-Azhar Umam, Irsyadul; MAHFUD ALFAOZI
JIQSI : Jurnal Ilmu Al Qur'an dan Studi Islam Vol 2 No 2 (2024): Juli-Desember 2024
Publisher : STIQ Miftahul Huda Rawalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64341/jiqsi.v2i2.29

Abstract

Konsep Ahlul-Bait dalam Islam sering menjadi perdebatan, baik secara teologis maupun sosial, terutama terkait siapa yang termasuk di dalamnya dan bagaimana posisi mereka dalam masyarakat. Penelitian ini menganalisis penafsiran Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar mengenai Ahlul Bait dengan pendekatan ma’na cum maghza, yang menggabungkan makna tekstual (ma’na) dan pesan kontekstual (maghza). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hamka memahami Ahlul Bait tidak hanya sebagai keluarga biologis Nabi Muhammad SAW, tetapi juga mereka yang memiliki kedekatan spiritual dan keteladanan akhlak. Di sisi lain, fenomena tokoh seperti Habib Bahar bin Smith, yang mengklaim sebagai Ahlul Bait namun terlibat kontroversi—seperti kekerasan dan ujaran kebencian—menjadi benturan dengan konsep kesucian dan keteladanan yang melekat pada Ahlul Bait. Hamka menegaskan bahwa kemuliaan seseorang ditentukan oleh iman dan amal, bukan sekadar nasab. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemahaman Ahlul Bait harus mengedepankan nilai moral dan kontribusi sosial, bukan klaim identitas semata.
RESONANSI ‘URF DALAM TRADISI MERTI DUSUN NGASEM SEBAGAI WUJUD HARMONI NILAI LOKAL ISLAMI Rijal, Muhammad Lathifur; Habibah, Ummi; Hidayah, Icha Nur; Badriyah, Nurul; Umam, Irsyadul; Ahid, Muhammad; Salsabilla, Salwa; Ja’far, Muhammad Habib; Abdillah, Muhammad Rozikhan; Diansyah, Firda; Yunita, Vera Nurma; Putri, Nafista Day Amelia; Maula, Abiyyah Naufal; Sa’adah, Rohmatus; Saputra, Aldian Ahmad
SULUH: Jurnal Seni Desain Budaya Vol 8, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/jsuluh.v8i2.8872

Abstract

Tradisi Merti Dusun merupakan wujud konkret dari kesinambungan kearifan lokal yang berpadu dengan ajaran islam. Penelitian ini bertujuan mengungkap resonansi nilai ‘urf dalam tradisi merti dusun Ngasem serta bagaimana nilai tersebut berharmoni dengan prinsip islami. Penelitian menggunakan normatif empiris dengan teknik wawancara dan dokumentasi yang di fokuskan kepada tokoh masyarakat dan pelaku tradisi. Hasil penelitian menunjukan bahwa Merti Dusun Ngasem bukan hanya sekedar ritual kebudayaan, melainkan sarana intregasi antara adat dan syariat. Tradisi ini mempresentasikan nilai budaya, religius, moral, kerukunan, musyawarah, dan ekonomi secara simultan. Kehadiran unsur ‘urf dalam praktik tradisi terbukti selaras dengan prinsip syariat, selama tidak bertentangan dengan nash  dengan demikian Merti Dusun Ngasem menegakan identitas budaya mesyarakat sekaligus memperkokoh pondasi spritualnya. Harmonisasi antara adat dan syariat yang tercermin dalam tradisi terebut membuktikan bahwa keduanya dapat berjalan seiring, memperkuat ikatan sosial, serta memastikan keberlanjutan warisan budaya dalam bingkai religiusitas