Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pemanfaatan Aktivator Sari Buah Lontar (Borassus flabellifer L) untuk Produksi Pupuk Organik Padat Nurjannah; Ifa, La; Arief, Thahirah; Fadilla, Annisa; Ashar, Nurul Azifah Fauziah
Journal of Chemical Process Engineering Vol. 9 No. 1 (2024): Journal of Chemical Process Engineering
Publisher : Fakultas Teknologi Industri - Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jcpe.v9i1.653

Abstract

Siwalan atau dikenal juga dengan nama Lontar (Borassus flabellifer Linn) merupakan salah satu jenis palem yang serbaguna. Untuk meningkatkan kepraktisan pemanfaatan nira, peneliti harus fokus pada pengembangan teknologi pengolahan nira. Hal ini akan memungkinkan transformasi bahan tambahan ini menjadi produk pupuk yang bernilai ekonomis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan nilai kandungan unsur hara makro (N, P, K, C dan pH) pada pupuk organik padat dengan menggunakan aktivator sari lontar dan Effective Microorganisme 4 (EM4). Penelitian ini dimulai dengan pembuatan pupuk organik melalui proses fermentasi limbah organik pada berbagai variasi volume sari lontar dan EM4. Hasil fermentasi kemudian dikeringkan dan dihaluskan. Selanjutnya dilakukan uji kandungan unsur hara makro (N, P, K, C dan pH). Hasil uji kandungan kandungan N, P dan K terhadap pupuk organik padat yang menggunakan aktivator sari lontar dan EM4 dilihat dari nilai yang mendekati persyaratan teknis minimal pupuk organik (Peraturan Mentan, No.70/Permentan/SR.140/10/2011) adalah EM4 dengan jumlah 100 ml sebesar 3,89%. Sedangkan kandungan C dan pH dalam pupuk organik padat yang menggunakan aktivator sari lontar dan EM4 telah memenuhi persyaratan teknis minimal pupuk organik.
Pelatihan Pembuatan Sabun Cair Untuk Anak Down Syndrome Pada (KOADS) Komunitas Orangtua Anak Down Syndrome Fitra Jaya; Munira; Hamid, Syarwan; Thahirah Arief
KATALIS : Jurnal Inovasi Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2025): KATALIS : Jurnal Inovasi Pengabdian Masyarakat
Publisher : Candela Edutech Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63288/jipm.v1i2.6

Abstract

Komunitas Orang Tua Anak Down Syndrome (KOADS) telah lama menjalankan berbagai kegiatan mandiri dalam upaya memenuhi kebutuhan dasar dan sekunder anak-anak berkebutuhan khusus. Namun, masih terdapat kendala dalam pengembangan inovasi sederhana yang dapat menunjang kemandirian ekonomi komunitas. Merespons tantangan tersebut, tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) berinisiatif mengaplikasikan hasil penelitian menjadi produk unggulan komunitas, dengan melibatkan KOADS sebagai mitra utama. Kegiatan ini berfokus pada pelatihan keterampilan membuat sabun cair berbahan dasar minyak jelantah yang telah melalui proses penjernihan. Pelaksanaan Pelatihan dimulai tanggal: 22 April 2025 bertempat diJalan Bonto Mangape No. 3, Makassar, yang diikuti oleh Anak-anak KOADS dan para orang tua pendamping. Materi dan rangkaian kegiatan dimulai dengan pemaparan materi seputar jenis-jenis sabun cair dan manfaatnya, serta pemilihan bahan yang aman serta ramah lingkungan. Dilanjutkan dengan demonstrasi langsung proses penjernihan minyak bekas dan pembuatan sabun cair, yang dipandu oleh tim dosen Teknik Kimia FTI UMI. Pendampingan dilakukan secara aktif agar peserta memahami setiap tahapan dan mampu mengaplikasikannya secara mandiri kedepannya. Selain sesi teknis, peserta juga terlibat dalam diskusi strategi pemasaran produk rumah tangga, pemanfaatan media sosial, serta peluang kerja sama dengan pihak luar guna memperluas jangkauan usaha. Pelatihan ini memberikan dampak positif yang signifikan peningkatan keterampilan praktis anak-anak dan orang tua, tumbuhnya motivasi berwirausaha secara mandiri, terjalinnya ikatan sosial yang lebih erat dalam komunitas. Kegiatan ini membuktikan bahwa pemberdayaan komunitas melalui pelatihan berbasis keterampilan sederhana tidak hanya menghasilkan manfaat ekonomi, tetapi juga memperkuat solidaritas sosial dan meningkatkan rasa percaya diri anak-anak berkebutuhan khusus.
Eco-Cycle: Organic Waste Processing and Sustainable Energy Development through Collaborative Institutional Engagement Setyawati Yani; Rismawati Rasyid; Thahirah Arief; Astuti, Andi Rina Ayu; Muhammad Budi Adiputra Reski; Omar Hassouna
KATALIS : Jurnal Inovasi Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 3 (2025): KATALIS : Jurnal Inovasi Pengabdian Masyarakat
Publisher : Candela Edutech Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63288/jipm.v1i3.14

Abstract

Educational institutions generate substantial organic waste, contributing to environmental challenges such as overflowing landfills and methane emissions. Globally, food waste alone accounts for an estimated 8-10% of greenhouse gas emissions, and in Malaysia, nearly 45% of municipal solid waste is organic material. To address these issues, an international community engagement project was implemented as a collaboration between Universitas Muslim Indonesia (UMI) and a higher education institution in Malaysia. The project aimed to develop a sustainable campus waste-management model by converting organic waste into valuable resources (biogas for energy and compost for agriculture) while fostering cross-border academic cooperation. Due to logistical constraints, the program was conducted via virtual platforms, involving webinars, workshops, and digital campaigns that engaged over 60 participants (students, faculty, and staff) from both institutions. The project combined technical planning—such as proposing an anaerobic digestion system for biogas production—with a virtual community outreach approach to educate and involve stakeholders in organic waste management best practices. It serves as a replicable model for other institutions seeking to integrate community engagement with sustainability initiatives. The international collaboration not only advanced knowledge and awareness of organic waste management but also strengthened bilateral ties, demonstrating how virtual engagement can overcome geographical barriers to promote global sustainability goals. The outcomes suggest that with further support, this initiative can evolve into a fully operational waste-to-energy program, exemplifying how universities can act as living laboratories for circular economy practices.