Penelitian ini berjudul Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Rumah Tangga untuk Mendukung Pencegahan Stunting di Kelurahan Pijorkoling, Kota Padangsidimpuan. Latar belakang penelitian muncul dari tingginya prevalensi stunting di Padangsidimpuan yang mencapai 18,9% pada tahun 2024, serta rendahnya pendapatan dan literasi gizi masyarakat yang berdampak pada konsumsi pangan keluarga. Upaya pencegahan stunting tidak cukup dilakukan melalui intervensi kesehatan semata, tetapi juga memerlukan penguatan ekonomi rumah tangga berbasis potensi lokal. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberdayaan ekonomi kreatif rumah tangga terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga dan penurunan risiko stunting pada anak. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan Participatory Action Research (PAR). Subjek penelitian meliputi 30 rumah tangga berisiko stunting di Kelurahan Pijorkoling, kader posyandu, dan pelaku usaha mikro. Data diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah (focus group discussion), serta kuesioner pengetahuan gizi sebelum dan sesudah intervensi. Program intervensi terdiri atas pelatihan pengolahan pangan bergizi berbasis bahan lokal (pisang, singkong, ikan lele), pelatihan kewirausahaan sederhana, serta digitalisasi pemasaran produk rumah tangga. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan pengetahuan gizi keluarga sebesar 45%, diversifikasi konsumsi pangan meningkat 38%, dan rata-rata pendapatan rumah tangga bertambah 27% setelah pelatihan. Selain itu, terbentuk kelompok usaha “Pijorkoling Sehat dan Kreatif” yang mampu mengembangkan produk olahan pangan sehat dan berfungsi sebagai wadah pemberdayaan ekonomi keluarga. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pemberdayaan ekonomi kreatif rumah tangga berperan signifikan dalam mendukung ketahanan pangan, mengubah perilaku konsumsi masyarakat, serta mempercepat upaya pencegahan stunting di tingkat lokal. Kesimpulannya, intervensi berbasis ekonomi kreatif efektif untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesadaran gizi masyarakat. Pendekatan kolaboratif antara pemerintah, akademisi, dan komunitas lokal menjadi faktor penting keberhasilan program pemberdayaan ini. Model ini diharapkan dapat diimplementasikan secara lebih luas pada level kelurahan lain sebagai kontribusi nyata terhadap Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting 2025–2029