Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Makna Permainan Tradisional dalam Pembentukan Karakter Siswa melalui Pembelajaran PJOK di Sekolah Dasar Ayu Nazila
Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan (JKIP) Vol. 3 No. 3 (2025): Juli
Publisher : Perkumpulan Cendekia Muda Kreatif Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61116/jkip.v3i3.626

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menggali secara mendalam dan subjektif makna dan pengalaman bermain tradisional yang dialami siswa kelas rendah (Kelas I-III) di SDN 067255 Medan, serta bagaimana guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) secara sengaja memanfaatkan kegiatan tersebut untuk pembentukan karakter. Permainan tradisional, yang kini tergerus oleh permainan digital, menawarkan konteks unik untuk internalisasi nilai-nilai sosial dan moral. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain Fenomenologi Deskriptif untuk menangkap esensi pengalaman siswa. Partisipan penelitian meliputi siswa kelas rendah yang aktif bermain dan Guru PJOK yang secara rutin mengintegrasikan permainan tradisional (misalnya, Engklek, Galah Asin, Ular Naga). Data dikumpulkan melalui observasi partisipan tingkat intensif (saat bermain), wawancara naratif child-friendly dengan siswa, dan wawancara mendalam dengan Guru PJOK. Analisis data dilakukan melalui reduksi fenomenologis (Colaizzi, 1978) untuk merumuskan struktur esensial pengalaman. Hasil penelitian mengidentifikasi tiga esensi pengalaman siswa: (1) Kegembiraan Otonom (Joy of Autonomy) yang muncul dari kebebasan aturan; (2) Belajar Sosial Kolektif (negosiasi, kepemimpinan non-formal); dan (3) Frustrasi dan Resiliensi (mengatasi kekalahan dan kecurangan). Peran kunci Guru PJOK adalah sebagai "Fasilitator Karakter" yang melakukan refleksi dan diskusi setelah bermain (debriefing). Disimpulkan bahwa permainan tradisional dalam PJOK berhasil menanamkan karakter secara implisit dan spontan, jauh lebih efektif daripada metode instruksional formal.
Dampak Program Pembinaan Kepala Sekolah terhadap Peningkatan Kompetensi Kewirausahaan Ayu Nazila; Muhammad Ilyas
Jurnal Kepengawasan, Supervisi dan Manajerial (JKSM) Vol. 3 No. 2 (2025): Mei
Publisher : Perkumpulan Cendekia Muda Kreatif Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61116/jksm.v3i2.666

Abstract

Kompetensi kewirausahaan kepala sekolah merupakan elemen kunci dalam manajemen sekolah modern, terutama untuk pengelolaan sumber daya dan inovasi di era otonomi pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak program pembinaan pengawas sekolah terhadap peningkatan kompetensi kewirausahaan kepala sekolah di kluster SD Negeri 067255 Medan. Menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain quasi-experiment (pre-test dan post-test one-group design), penelitian melibatkan 15 kepala sekolah dasar dalam kluster yang menerima program pembinaan intensif selama tiga bulan oleh pengawas sekolah. Program pembinaan difokuskan pada tiga indikator kewirausahaan: inovasi pembelajaran, pengelolaan sumber daya non-budgeter, dan kemampuan networking. Data dikumpulkan melalui kuesioner skala Likert (pre-test dan post-test) yang mengukur tingkat kompetensi kewirausahaan kepala sekolah, didukung oleh wawancara mendalam dengan pengawas dan beberapa kepala sekolah. Hasil uji statistik dependent menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan pada skor rata-rata kompetensi kewirausahaan kepala sekolah setelah menerima program pembinaan (t = 6.78; p < 0.01). Peningkatan paling menonjol terjadi pada dimensi kemampuan networking dan inovasi pembelajaran. Wawancara kualitatif menegaskan bahwa program pembinaan berhasil karena relevansi materi, pendekatan coaching yang personal, dan komitmen pengawas dalam memfasilitasi praktik nyata. Penelitian ini merekomendasikan standarisasi program pembinaan kewirausahaan bagi kepala sekolah yang melibatkan pengawas sebagai coach dan mentor, serta integrasi indikator kewirausahaan ke dalam penilaian kinerja kepala sekolah untuk memperkuat budaya inovasi dan kemandirian sekolah dasar.