Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Internalisasi Nilai-Nilai Karakter Religius Melalui Budaya Sekolah Untuk Meningkatkan Sikap Religius Peserta Didik : (Penelitian pada SMK Negeri 1 Cisarua dan SMK Bina Wisata Lembang Kabupaten Bandung Barat) Asep Kurnia; Supiana; Aan Hasanah; Setia Gumilar
PESHUM : Jurnal Pendidikan, Sosial dan Humaniora Vol. 4 No. 6: Oktober 2025
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/peshum.v4i6.12914

Abstract

Pelaksanaan nilai-nilai budaya terdapat banyak kelemahan dalam pemahaman dan pelaksanaan agama Islam di sekolah saat ini yang disebabkan lebih fokus pada aspek kognitif daripada pendidikan dan tumbuhnya kesadaran berkarakter religius, cenderung Mengabaikan aspek afektif atau softskill, yakni kemauan dan tekad mengamalkan nilai-nilai ajaran agama. sehingga terjadi kesenjangan antara pengetahuan dan pengamalan dalam kehidupan nilai-nilai keagamaan., terlebih di masa Pandemik Covid-19, ketika pelajar Indonesia mengalami penurunan pengetahuanatau penurunan akibat pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi Covid-19. Penurunan pengetahuan adalah kondisi saat peserta didik kehilangan pengetahuan dan keterampilan baik secara umum atau khusus, atau singkatnya peserta didik mengalami kemunduran secara akademis. Bentuk program pembentukan sikap religius peserta didik dengan program penguatan budaya sekolah di SMK Negeri 1 Cisarua dan SMK Bina Wisata Lembang Kabupaten Bandung Barat terdiri dari program-program untuk meningkatkan ibadah, prestasi dan kedisiplinan peserta didik; Proses pembentukan karakter religius siswa dengan penguatan budaya sekolah tersebut berlangsung melalui proses sosialisasi, pengajaran, keteladanan, pembiasaan, motivasi dan pelaksanaan tata tertib siswa sudah berjalan dengan baik; Keberhasilan pembentukan sikap religius peserta didik dengan penguatan budaya sekolah di kedua sekolah tersebut sangat efektif dalam membentuk sikap peserta didik yang taat beribadah, kompeten, memiliki budaya kerja yang baik, menunjukkan kedisiplinan dan taat aturan; Faktor-faktor yang membantu dan menghambat pembentukan sikap religius peserta didik dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Needs Analysis for Developing an Islamic Religious Education and Character Curriculum Incorporating Local Wisdom in West Java Senior High Schools Agus Ruswandi; Hasan Basri; Setia Gumilar; Mahmud Mahmud
International Journal Of Humanities Education and Social Sciences (IJHESS) Vol 5 No 3 (2025): IJHESS DECEMBER 2025
Publisher : CV. AFDIFAL MAJU BERKAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55227/ijhess.v5i3.1889

Abstract

This study aims to analyze the needs for developing the Merdeka Curriculum in the subject of Islamic Religious Education (PAI) and Character, based on local wisdom at the senior high school level, with a focus on the cultural context of West Java communities. The background of this research lies in the predominance of textual and normative approaches in PAI instruction, which have not fully accommodated local values such as religious traditions, regional languages, and living cultural practices within society. Using a mixed-methods approach with a concurrent triangulation design, data were collected through questionnaires and interviews involving 373 students and 191 PAI teachers from five public senior high schools in West Java. The findings indicate that more than 70% of respondents support the integration of local wisdom values into the PAI curriculum. The most prominent aspects include the need for contextual learning guidelines, the scarcity of locally relevant textbooks, and the importance of using regional languages in delivering religious materials. The study concludes that developing a PAI curriculum adaptive to local cultural contexts is not only crucial for enhancing the relevance of learning but also strategic in shaping an inclusive, moderate religious identity rooted in students’ social realities. The results of this needs analysis are expected to serve as both a conceptual and practical foundation for designing a PAI curriculum that is contextual and responsive to the dynamics of Indonesia’s multicultural society.