Dwi Ariani, Novita Indah
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Representasi Gaya Kepemimpinan Tokoh Raya Pada Film Raya And The Last Dragon Terhadap Perilaku Organisasi Di Era Modern Dwi Ariani, Novita Indah; Dimisyqiyani, Erindah; Amaliyah, Amaliyah; Sinulingga, Rizky Amalia; Aji, Gagas Gayuh
IKRAITH-EKONOMIKA Vol. 9 No. 1 (2026): IKRAITH-EKONOMIKA Vol 9 No 1 Maret 2026
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37817/ikraith-ekonomika.v9i1.5667

Abstract

Dalam konteks organisasi modern, kepemimpinan dianggap sebagai faktor strategisdalam menghadapi tantangan globalisasi, digitalisasi, dan perbedaan generasi. Studi inimenganalisis representasi gaya kepemimpinan Raya dalam film Raya and The LastDragon dan relevansinya dengan praktik kepemimpinan kontemporer. Menggunakanmetode kualitatif dan analisis konten, data utama diperoleh dari film animasi Disney(2021), yang menggambarkan dinamika kepemimpinan, kolaborasi, dan perilakuorganisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Raya mewakili keberanian dalampengambilan keputusan, konsistensi dalam mencapai tujuan, motivasi kelompok,apresiasi terhadap anggota lain, dan kemampuan belajar dari kesalahan. Temuan inisejalan dengan kebutuhan organisasi modern yang menekankan kepercayaan, empati, dankolaborasi lintas generasi. Implikasi penelitian ini bersifat teoretis, memperkaya studikepemimpinan dengan perspektif media populer, dan praktis, memberikan inspirasi bagiorganisasi untuk membangun budaya kerja yang adaptif, kolaboratif, dan inovatif. Studilebih lanjut direkomendasikan untuk membandingkan representasi kepemimpinan diberbagai media budaya guna menghasilkan pemahaman yang lebih komprehensif. In the context of modern organizations, leadership is considered a strategic factor infacing the challenges of globalization, digitalization, and generational differences. Thisstudy analyzes the representation of Raya's leadership style in the film Raya and The LastDragon and its relevance to contemporary leadership practices. Using qualitativemethods and content analysis, the main data was obtained from the Disney animated film(2021), which depicts the dynamics of leadership, collaboration, and organizationalbehavior. The results show that Raya represents courage in decision-making, consistencyin achieving goals, group motivation, appreciation for other members, and the ability tolearn from mistakes. These findings are in line with the needs of modern organizationsthat emphasize trust, empathy, and cross-generational collaboration. The implications ofthis research are theoretical, enriching leadership studies with a popular mediaperspective, and practical, providing inspiration for organizations to build an adaptive,collaborative, and innovative work culture. Further studies are recommended to comparerepresentations of leadership in various cultural media to produce a more comprehensiveunderstanding.
Representasi Kepemimpinan Manipulatif: Studi Kasus Jordan Belfort dalam Film The Wolf of Wall Street Anwar, Hidan Razan; Dwi Ariani, Novita Indah; Dimisyqiyani, Erindah; Amaliyah, Amaliyah; Sinulingga, Rizky Amalia; Aji, Gagas Gayuh
IKRAITH-EKONOMIKA Vol. 9 No. 1 (2026): IKRAITH-EKONOMIKA Vol 9 No 1 Maret 2026
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37817/ikraith-ekonomika.v9i1.5668

Abstract

Kepemimpinan merupakan faktor penting bagi keberhasilan organisasi karena tanpa kepemimpinanyang baik, tujuan bersama sulit tercapai. Fenomena kepemimpinan manipulatif dalam film The Wolfof Wall Street memberikan gambaran bagaimana kekuasaan dapat disalahgunakan untukkepentingan pribadi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis representasi kepemimpinanmanipulatif Jordan Belfort serta relevansinya dengan teori kepemimpinan dan kekuasaan. Metodeyang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik analisis isi, melalui pengkajian adeganadegankunci film dan literatur pendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Belfortmenerapkan tiga bentuk utama manipulasi, yaitu bahasa persuasif, manipulasi emosional, daniming-iming finansial. Strategi tersebut menimbulkan dampak berbeda pada tiga level: karyawanyang termotivasi secara emosional namun tereksploitasi, investor yang mengalami kerugianfinansial, serta organisasi Stratton Oakmont yang runtuh akibat praktik ilegal. Analisis jugamenegaskan keterkaitan gaya kepemimpinan Belfort dengan teori power bases French & Raven,konsep kekuasaan Weber, dan perspektif Foucault mengenai kontrol. Temuan ini menunjukkanperlunya organisasi menghindari gaya kepemimpinan manipulatif demi menjaga reputasi dankeberlanjutan, serta mendorong penelitian lebih lanjut untuk membandingkan fenomena serupadalam film atau konteks nyata. Leadership is a crucial factor for organizational success, as without effective leadership, shared goals aredifficult to achieve. The phenomenon of manipulative leadership in The Wolf of Wall Street illustrates howpower can be misused for personal gain. This study aims to analyze the representation of Jordan Belfort’smanipulative leadership and its relevance to leadership and power theories. The research employs adescriptive qualitative method with content analysis, examining key scenes from the film alongside supportingliterature. The findings reveal that Belfort applied three main forms of manipulation: persuasive language,emotional manipulation, and financial incentives. These strategies had distinct impacts at three levels:employees who were emotionally driven yet exploited, investors who suffered financial losses, and theorganization Stratton Oakmont which collapsed due to illegal practices. The analysis further highlights theconnection between Belfort’s leadership style and French & Raven’s power bases, Weber’s concept ofauthority, and Foucault’s perspective on control. The study underscores the importance of avoidingmanipulative leadership to safeguard organizational reputation and sustainability, while suggesting furtherresearch to compare similar phenomena in other films or real contexts
Eksplorasi Strategi Manajemen Stres pada Tokoh Moko dalam Film 1 Kakak 7 Ponakan Ananda Lutfitami, Ratu Hemas Titalya; Dwi Ariani, Novita Indah; Dimisyqiyani, Erindah; Amaliyah, Amaliyah; Sinulingga, Rizky Amalia; Aji, Gagas Gayuh
IKRAITH-EKONOMIKA Vol. 9 No. 1 (2026): IKRAITH-EKONOMIKA Vol 9 No 1 Maret 2026
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37817/ikraith-ekonomika.v9i1.5669

Abstract

Penelitian ini mengamati manajemen stres yang dialami oleh Moko dalam film “1 Kakak 7Ponakan”, yang merefleksikan beban peran ganda pada generasi sandwich. Tujuan penelitian adalahmengidentifikasi dan menganalisis strategi koping yang digunakan Moko untuk menghadapitanggung jawab merawat tujuh keponakan sambil menjalani peran sebagai mahasiswa dan pekerja.Metode yang dipakai adalah pendekatan kualitatif dengan observasi film berulang, dokumentasiadegan, dan analisis tematik berdasarkan teori problem focused dan emotion focused coping. Hasilmenunjukkan bahwa Moko menerapkan strategi koping, problem focused coping dan emotionfocused coping. Adegan-adegan konkret membatalkan pembelian laptop untuk biaya pengobatan,curhat kepada Maurin, dan menilai ulang keadaan mengilustrasikan adaptasi praktis dan emosionalyang mengurangi tekanan langsung dan membantu fungsi sehari-hari. Meskipun strategi koping initerlihat membantu dalam jangka pendek, beberapa situasi juga menunjukkan tanda-tanda kelelahan,gangguan, dan pengorbanan kebutuhan pribadi, yang menunjukkan bahwa efektivitasnya mungkinbersifat sementara dan berisiko menimbulkan dampak negatif jangka panjang. Temuan inimenegaskan peran dukungan sosial dan penataan prioritas dalam efektivitas koping. Implikasipenelitian menunjukkan bahwa analisis film dapat menjadi sumber pemahaman tentang manajemenstres dalam konteks keluarga besar dan relevan dengan tujuan kesehatan mental (SDGs 3). Untukpenelitian selanjutnya disarankan studi lapangan yang melibatkan responden nyata dan evaluasiintervensi jangka panjang untuk menguji efektivitas strategi koping yang teridentifikasi. This study examines the stress management experienced by Moko in the film "1 Kakak 7 Ponakan",which reflects the burden of a dual role on the sandwich generation. The research aims to identifyand analyze the coping strategies Moko uses to handle the responsibility of caring for seven niecesand nephews while juggling his roles as a student and an employee. The method used is a qualitativeapproach involving repeated film observation, scene documentation, and thematic analysis basedon the theory of problem focused and emotion focused coping. The results show that Moko appliesboth problem-focused coping and emotion focused coping strategies. Concrete scenes canceling alaptop purchase to cover medical bills, confiding in Maurin, and reassessing the situation illustratespractical and emotional adaptations that reduce immediate stress and aid daily functioning.Although these coping strategies appear helpful in the short term, some situations also show signsof burnout, distraction, and the sacrifice of personal needs, indicating that their effectiveness maybe temporary and risks causing negative long-term impacts. These findings confirm the role of socialsupport and priority setting in coping effectiveness. The research implications suggest that filmanalysis can be a source of understanding about stress management in the context of an extendedfamily and is relevant to mental health goals (SDGs 3). For further research, field studies involving real respondents and evaluations of long term interventions are recommended to test theeffectiveness of the identified coping strategies.
Interpretasi Gaya Kepemimpinan Transformasional Tokoh Utama Dalam Film Jumbo Anggraeni, Novi Dwi; Dwi Ariani, Novita Indah; Dimisyqiyani, Erindah; Amaliyah, Amaliyah; Sinulingga, Rizky Amalia; Aji, Gagas Gayuh
IKRAITH-EKONOMIKA Vol. 9 No. 1 (2026): IKRAITH-EKONOMIKA Vol 9 No 1 Maret 2026
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37817/ikraith-ekonomika.v9i1.5670

Abstract

Kepemimpinan transformasional dipandang mampu meningkatkan motivasi, kreativitas,dan memperkuat hubungan sosial. Film, sebagai bagian dari budaya populer, juga berperandalam merepresentasikan nilai kepemimpinan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.Namun, sebagian besar penelitian sebelumnya masih berfokus pada organisasi formal,sehingga belum banyak yang mengkaji representasi kepemimpinan dalam film lokal.Penelitian ini bertujuan menganalisis kepemimpinan transformasional yang ditampilkantokoh utama dalam film animasi Jumbo produksi Visinema. Metode yang digunakan adalahkualitatif deskriptif dengan pendekatan naratif melalui observasi film, dokumentasi dialog,dan telaah pustaka. Hasil menunjukkan tokoh Don menampilkan empat dimensikepemimpinan transformasional: pengaruh ideal, motivasi inspiratif, stimulasi intelektual,dan perhatian individual. Nilai-nilai tersebut dibentuk melalui pengalaman keluarga,konflik dengan sahabat, serta simbol budaya berupa warisan lagu. Penelitian inimemperluas literatur dengan menghubungkan teori kepemimpinan, komunikasi, danbudaya populer. Implikasinya, film dapat menjadi sarana pendidikan nilai kepemimpinansekaligus relevan dengan pencapaian SDG 16 mengenai perdamaian dan keadilan. Transformational leadership is considered capable of enhancing motivation, creativity, andstrengthening social relationships. Film, as part of popular culture, also plays a role in representingleadership values that resonate with everyday life. However, most previous studies have focused onformal organizational contexts, leaving limited exploration of leadership representation in localfilms. This study aims to analyze the transformational leadership displayed by the main characterin the animated film Jumbo produced by Visinema. The research employed a descriptive qualitativemethod with a narrative approach through film observation, dialogue documentation, and literaturereview. The findings reveal that Don, the protagonist, demonstrates four dimensions oftransformational leadership: idealized influence, inspirational motivation, intellectual stimulation,and individualized consideration. These values are shaped by family experiences, conflicts withfriends, and cultural symbols such as a song inherited from his parents. This study expands theliterature by linking leadership theory, communication, and popular culture. The implication is thatfilms can serve as a medium for leadership education while also aligning with the achievement ofSDG 16 on peace and justice.
Fenomena Kepemimpinan Tokoh Utama Perempuan Colored People dalam Film Hidden Figures Berdasarkan Contemporary Leadership Theory Yuniati, Anggita Dwi; Dwi Ariani, Novita Indah; Aji, Gagas Gayuh; Amaliyah, Amaliyah; Dimisyqiyani, Erindah; Sinulingga, Rizky Amalia
IKRAITH-EKONOMIKA Vol. 9 No. 1 (2026): IKRAITH-EKONOMIKA Vol 9 No 1 Maret 2026
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37817/ikraith-ekonomika.v9i1.5690

Abstract

Kepemimpinan perempuan dalam karya sastra maupun film menjadi isu penting karena masih seringterpinggirkan oleh dominasi laki-laki, sementara representasi perempuan dalam film dapat menjadisarana untuk menegaskan kesetaraan serta membuka ruang diskusi mengenai keberanian perempuandalam menghadapi diskriminasi berbasis gender maupun ras. Penelitian ini bertujuan untukmenganalisis tokoh Katherine Johnson dalam film Hidden Figures sebagai perwujudankepemimpinan perempuan kulit hitam yang mampu menembus batasan sosial dan profesionaldengan menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kritik sastra feminis, yang menempatkanKatherine dalam kerangka feminisme gelombang ketiga, yaitu feminisme yang menonjolkanketangguhan, keberanian, dan perjuangan perempuan di ruang publik. Hasil penelitian menunjukkanbahwa kepemimpinan Katherine tercermin dari tiga aspek utama, yaitu perannya dalam menghitunglintasan roket NASA secara akurat, usahanya memperoleh pengakuan di ruang rapat strategis yangsebelumnya tertutup bagi perempuan kulit hitam, serta konsistensinya dalam melawan diskriminasirasial dan gender. Temuan ini menegaskan bahwa film Hidden Figures menghadirkan representasikepemimpinan transformasional yang menekankan pada semangat kesetaraan, inspirasi, danperubahan sosial, sekaligus dapat menjadi inspirasi bagi pembahasan kepemimpinan perempuankontemporer serta memiliki relevansi dengan isu kesetaraan gender dalam kerangka SDGs.Penelitian selanjutnya dapat memperluas kajian dengan membandingkan representasikepemimpinan perempuan dalam film lain atau dalam konteks budaya yang berbeda, namunpenelitian ini memiliki keterbatasan karena hanya berfokus pada satu tokoh sehingga belummenggambarkan kompleksitas kepemimpinan perempuan secara menyeluruh. Women’s leadership in literature and film remains a crucial issue, as it is often overshadowed bymale dominance, despite the fact that female representation on screen can serve as an importantmedium to affirm equality and foster discussions on women’s courage in facing gender- and racebaseddiscrimination. This study aims to analyze the character of Katherine Johnson in the filmHidden Figures as a representation of Black women’s leadership that succeeds in transcending socialand professional barriers. The research employs a descriptive method with a feminist literarycriticism approach, situating Katherine within the framework of third-wave feminism, whichemphasizes resilience, courage, and women’s struggles in the public sphere. The findings revealthree main aspects of Katherine’s leadership: her accuracy in calculating NASA’s rocket trajectories,her efforts to gain recognition in strategic meeting rooms previously closed to Black women, andher persistence in resisting racial and gender discrimination. These findings highlight that Hidden Figures portrays transformational leadership that emphasizes equality, inspiration, and socialchange, while also serving as an inspiration for contemporary discussions of women’s leadershipand showing relevance to gender equality issues within the framework of the SDGs. Future researchmay broaden the scope by comparing women’s leadership representations in other films or culturalcontexts; however, this study remains limited by its focus on a single character, which does not fullycapture the complexity of women’s.