Claim Missing Document
Check
Articles

Perspektif Nilai Kekeluargaan dalam Pengasuhan Alternatif pada Film 1 Kakak 7 Ponakan Fardana, Valdavi Rachma Otta; Amaliyah, Amaliyah; Dimisyqiyani, Erindah; Aji, Gagas Gayuh; Sinulingga, Rizky Amalia
Jurnal Pusat Studi Pendidikan Rakyat Volume 5 Nomor 4 November 2025 | In Press
Publisher : CV. PUSDIKRA MITRA JAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/jpspr.v5i4.2881

Abstract

Keluarga merupakan institusi sosial dasar yang berperan penting dalam membentuk nilai, norma, dan identitas individu. Nilai kekeluargaan, seperti tanggung jawab, kasih sayang, solidaritas, dan pengorbanan, menjadi pondasi utama dalam menjaga kesejahteraan anggota keluarga, khususnya anak-anak. Namun, tidak semua anak dapat tumbuh di bawah asuhan orang tua kandung, sehingga pengasuhan alternatif atau kinship care menjadi bentuk praktik yang sering ditemui, terutama dalam keluarga besar di Indonesia. Kondisi ini menuntut keterlibatan penuh dari anggota keluarga lain yang mengambil alih peran pengasuhan dengan menghadirkan dukungan emosional, sosial, maupun ekonomi. Media populer, khususnya film, dapat menjadi sarana representasi sosial yang memperlihatkan bagaimana praktik pengasuhan alternatif sekaligus nilai kekeluargaan dijalankan dalam keseharian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis representasi nilai kekeluargaan dalam pengasuhan alternatif melalui kajian terhadap film “1 Kakak 7 Ponakan”. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis isi, di mana data primer bersumber dari adegan-adegan film, sementara data sekunder diperoleh dari literatur relevan mengenai keluarga dan pengasuhan alternatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa film ini menekankan empat nilai kekeluargaan utama, yaitu tanggung jawab, kasih sayang dan kepedulian, pengorbanan, serta gotong royong dan solidaritas. Keempat nilai tersebut membentuk gambaran utuh tentang bagaimana keluarga besar menjaga keberlangsungan pengasuhan anak meski dalam keterbatasan. Temuan ini memperlihatkan bahwa film sebagai media populer bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana refleksi sosial yang menegaskan pentingnya nilai kekeluargaan bagi ketahanan keluarga dan keberlanjutan generasi.
Implementasi Kepemimpinan Adaptif dalam Mengatasi Krisis Lingkungan dan Sosial dari Film Moana Rahma, Dinda Aulia; Amaliyah, Amaliyah; Dimisyqiyani, Erindah; Aji, Gagas Gayuh
Jurnal Pusat Studi Pendidikan Rakyat Volume 5 Nomor 4 November 2025 | In Press
Publisher : CV. PUSDIKRA MITRA JAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/jpspr.v5i4.2882

Abstract

Krisis lingkungan dan sosial modern adalah masalah adaptif yang menuntut kepemimpinan baru. Hal ini secara langsung berhubungan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya point ke-6, yaitu perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh. Moana sebagai pemimpin, tidak hanya berurusan dengan masalah teknis, tetapi juga dengan masalah adaptif yang mendasari krisis tersebut. Kajian ini menganalisis bagaimana gaya kepemimpinan Moana berkontribusi dalam mengatasi krisis lingkungan yang ditandai dengan matinya sumber daya alam dan krisis sosial berupa hilangnya identitas budaya suku Motunui. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis naratif, data dikumpulkan melalui observasi mendalam terhadap adegan, dialog, dan simbolisme pada film. Hasilnya menunjukkan Moana berhasil mendiagnosa masalah adaptif, dan mengelola konflik dengan empati. Ini membuktikan film dapat menjadi alat yang efektif untuk mengajarkan bahwa kepemimpinan sejati adalah tentang memfasilitasi perubahan yang mendalam dan membangun komunitas yang tangguh. Dengan demikian, penelitian ini memberikan wawasan tentang bagaimana narasi populer dapat menginspirasi pendekatan kepemimpinan adaptif untuk mengatasi tantangan di dunia nyata.
Representasi Motivasi Intrinsik Perkembangan Karier pada Karakter Rara dalam “Film Imperfect” Ferdian, Fina Ayu; Amaliyah, Amaliyah; Sinulingga, Rizky Amalia; Dimisyqiyani, Erindah; Aji, Gagas Gayuh
Journal of Educational Research and Humaniora (JERH) Volume 3 Nomor 3 September 2025
Publisher : CV. Pusdikra Mitra Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/jerh.v3i3.2888

Abstract

Intrinsic motivation plays an important role in encouraging individuals to grow both personally and professionally in order to achieve their desired careers. This study aims to explore the representation of intrinsic motivation as portrayed by the character Rara in the film 'Imperfect' in the process of career development and audience perception. Using a descriptive qualitative method, this research provides in-depth observations on how intrinsic motivation plays a crucial role in the formation of professional identity, resilience in facing external pressure, and success in developing an authentic career. The character Rara is depicted as an individual whose physical appearance does not meet beauty standards, who constantly faces discrimination, and struggles with low self-esteem. Rara's intrinsic motivation is evident in her career development, where the drive to change and improve her quality comes from internal needs. Her decision to change her appearance to attain a managerial position is based on a personal desire to prove her abilities and gain recognition for her competence as well as achieve self-growth. Intrinsic motivation can clash with workplace norms when personal values conflict with organizational expectations. Through the film, viewers are introduced to the importance of intrinsic motivation in shaping an authentic career journey and social criticism regarding beauty standards. This research shows that the role of visual media, such as film, plays a crucial role in shaping society's understanding of intrinsic motivation, providing an opportunity to educate viewers about the importance of intrinsic motivation in career development.
Representasi Kepemimpinan Keluarga oleh Tokoh Moko dalam Film Satu Kakak Tujuh Ponakan Humaira, Faizza; Amaliyah, Amaliyah; Dimisyqiyani, Erindah; Amalia, Rizky
Journal of Educational Research and Humaniora (JERH) Volume 3 Nomor 3 September 2025
Publisher : CV. Pusdikra Mitra Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/jerh.v3i3.2890

Abstract

Leadership research is not only relevant within organizational contexts but also important to study within the family environment. The film 1 Kakak 7 Ponakan presents an interesting family leadership dynamic that can be analyzed, particularly through the role of Moko as a parental figure substitute. The purpose of this study is to explore how family leadership is represented by Moko and to examine its relevance to the transformational leadership approach. The method used is descriptive qualitative with a narrative approach, conducted through direct observation of key scenes depicting interactions between Moko and his seven nieces and nephews. The findings reveal that Moko prioritizes the family's interests above his own, even sacrificing his personal ambitions for the future of his nieces and nephews. He is also able to motivate, set an example, and foster a sense of togetherness through strong emotional bonds. Moko’s leadership reflects transformational aspects such as sacrifice, shared vision, and the development of collective awareness within the family. These findings contribute significantly to leadership studies by demonstrating that transformational leadership values are not only relevant in organizations but can also be applied in everyday family life.
Interpretasi Strategi Manajemen Diri dalam kesuksesan Merry Riana (Studi Kualitatif dalam Film Mimpi Sejuta Dolar) Calista, Ellysia Dea; Dimisyqiyani, Erindah; Amaliyah, Amaliyah; Sinulingga, Rizky Amalia; Aji, Gagas Gayuh
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 3 (2025): Desember
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kesuksesan sering dikaitkan dengan ketekunan dan kemampuan manajemen diri. Namun, tidak semua individu mampu menghadapi tantangan sosial, ekonomi, dan psikologis yang dapat menghambat pencapaian tujuan hidup. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis representasi strategi manajemen diri dalam film Mimpi Sejuta Dolar serta mengaitkannya dengan perspektif teoretis. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, penelitian ini menafsirkan adegan-adegan film yang merefleksikan lima komponen manajemen diri: pengetahuan diri, regulasi diri, perencanaan diri, motivasi diri, dan evaluasi diri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh utama, Merry Riana, secara konsisten menerapkan kelima komponen tersebut sehingga mampu menjaga fokus, ketangguhan, dan kemajuan meski menghadapi berbagai kesulitan. Studi ini menegaskan bahwa film dapat menjadi media pembelajaran non-formal yang relevan, sekaligus menyoroti pentingnya manajemen diri dalam kehidupan nyata. Penelitian selanjutnya dapat memperluas kajian dengan menganalisis representasi media lain untuk memperkaya pemahaman keterampilan manajemen diri abad ke-21.
Representasi Nilai Kepemimpinan dan Tanggung Jawab Pada Fi lm The Lion King Ameziziana, Ameziziana; Bilqis Kinanti, Amara; Dimisyqiyani, Erindah; Amaliyah, Amaliyah; Amalia Sinulingga, Rizky; Gayuh Aji , Gagas
IKRAITH-EKONOMIKA Vol. 9 No. 2 (2026): IKRAITH-EKONOMIKA Vol 9 No 2 Juli 2026
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37817/ikraith-ekonomika.v9i2.5317

Abstract

ABSTRAK Saat ini, penggunaan teknologi digital membuka banyak peluang dalam membentuk karakter dan membangun kepemimpinan, terutama melalui platform belajar online dan media sosial yang mendorong partisipasi generasi muda. Namun, pengembangan ini sering kali hanya fokus pada aspek teknis dan kecepatan dalam menyampaikan informasi, sehingga kurang memperhatikan pembentukan nilai moral, etika, dan tanggung jawab sebagai bagian penting dari kepemimpinan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana nilai-nilai kepemimpinan transformasional ditunjukkan oleh tokoh Simba dalam film The Lion King, sebagai upaya memahami bagaimana cerita populer bisa menjadi media untuk membangun kepemimpinan yang jujur dan bermoral. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan fokus pada empat aspek utama,yaitu pengaruh ideal, motivasi yang memotivasi, pengembangan intelektual, dan pertimbangan individual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan Simba dari sosok yang menghindari tanggung jawab menjadi seorang pemimpin yang berani dan adil memberikan contoh kuat tentang pentingnya kepemimpinan yang didasari nilai. Penelitian ini diharapkan bisa melengkapi pendekatan teknologi dalam pembentukan kepemimpinan dengan memperkuat aspek karakter dan moralitas. ABSTRACT Currently, the use of digital technology opens up many opportunities in shaping character and building leadership, especially through online learning platforms and social media that encourage youth participation. However, this development often focuses only on technical aspects and speed in delivering information, thus neglecting the formation of moral values, ethics, and responsibility as important parts of leadership. This study aims to analyze how transformational leadership values are demonstrated by the character Simba in the movie The Lion King, in an effort to understand how popular stories can be a medium for building honest and moral leadership. This study uses a descriptive qualitative method with a focus on four main aspects, namely idealinfluence, motivating motivation, intellectual development, and individual consideration. The results show that Simba's transformation from a figure who avoids responsibility to a brave and fair leader provides a strong example of the importance of values-based leadership. This research is expected to complement the technological approach to leadership development by strengthening character and morality aspects.
Implementasi Gaya Kepemimpinan Visioner Pada Film Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta Romadhoni Sasongko, Nandamar; Fikri, Muhammad; Dimisyqiyani, Erindah; Amaliyah, Amaliyah; Amalia Sinulingga, Rizky; Gayuh Aji , Gagas
IKRAITH-EKONOMIKA Vol. 9 No. 2 (2026): IKRAITH-EKONOMIKA Vol 9 No 2 Juli 2026
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37817/ikraith-ekonomika.v9i2.5332

Abstract

AbstractLeadership is a factor that can determine the success of an organization in achieving its goals. This study aims to analyze the implementation of visionary leadership in the film Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta (2018), on Sultan Agung’s character as a historical leader with long-term vision, moral courage, and a deep commitment to Javanese cultural values. Using a descriptive qualitative approach, the research examines key scenes that depict Sultan Agung’s political strategies, inspirational communication, and personal sacrifices in resisting VOC colonialism. The film illustrates that visionary leadership is not solely about power, but also about shaping the people’s character through education and cultural preservation. Sultan Agung is portrayed as a religious, humanistic, and strategic leader who integrates local wisdom with sustainable development principles, aligning with SDG 16. This analysis affirms that film can serve as an effective educational medium to foster public understanding of leadership that is just, inclusive, and future-oriented. The representation of Sultan Agung also demonstrates how visionary leadership can build collective solidarity and historical awareness in the face of socio-political challenges. Thus, his character becomes a compelling reflection of leadership that remains relevant and inspirational within the contemporary Indonesian context. AbstrakKepemimpinan merupakan faktor yang dapat menentukan keberhasilan suatu organisasi dalam pencapaian tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi gaya kepemimpinan visioner dalam film Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta (2018), dengan fokus pada karakter Sultan Agung sebagai representasi pemimpin historis yang memiliki visi jangka panjang, keberanian moral, dan komitmen terhadap nilai-nilai budaya Jawa. Melalui pendekatan kualitatif deskriptif, penelitian ini mengkaji adegan-adegan kunci yang menampilkan strategi politik, komunikasi inspiratif, dan pengorbanan pribadi Sultan Agung dalam menghadapi kolonialisme VOC. Film ini menunjukkan bahwa kepemimpinan visioner tidak hanya berorientasi pada kekuasaan, tetapi juga pada pembangunan karakter rakyat melalui pendidikan dan pelestarian budaya. Sultan Agung digambarkan sebagai pemimpin religius, humanis, dan strategis yang mengintegrasikan nilai-nilai lokal dengan prinsip pembangunan berkelanjutan, selaras dengan tujuan SDG 16. Analisis ini menegaskan bahwa media film dapat menjadi sarana edukatif yang efektif dalam membentuk pemahaman publik tentang kepemimpinan yang adil, inklusif, dan berorientasi masa depan. Representasi Sultan Agung dalam film ini juga memper-lihatkan bagaimana kepemimpinan visioner mampu membangun solidaritas kolektif dan kesadaran historis dalam menghadapi tantangan sosial-politik. Dengan demikian, karakter Sultan Agung menjadi refleksi dari kepemimpinan yang relevan dan inspiratif bagi konteks Indonesia masa kini.
Representasi Gaya Kepemimpinan Transformasional Tokoh Naruto Uzumaki dalam Film Naruto Shippuden Ilham Rohmatulloh, Sendi; Fikri, Muhammad; Dimisyqiyani, Erindah; Amaliyah, Amaliyah; Rizky, Rizky; Aji , Gagas
IKRAITH-EKONOMIKA Vol. 9 No. 2 (2026): IKRAITH-EKONOMIKA Vol 9 No 2 Juli 2026
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37817/ikraith-ekonomika.v9i2.5333

Abstract

ABSTRAK Kepemimpinan transformasional penting dipahami karena mampu mendorong perubahan dan memberi inspirasi bagi pengikut, namun dalam representasi fiksi seperti anime Naruto Shippuden nilai kepemimpinan ini sering dianggap sekadar hiburan, bukan refleksi nyata dari teori kepemimpinan. Penelitian ini bertujuan mengkaji bagaimana Naruto Uzumaki menunjukkan kepemimpinan transformasional melalui dialog dan tindakannya, serta menghubungkannya dengan praktik kepemimpinan modern. Metode yang digunakan merupakan deskriptif kualitatif dengan kajian naratif pada adegan yang relevan, berfokus pada empat dimensi kepemimpinan transformasional yaitu pengaruh ideal, motivasi inspiratif, stimulasi intelektual, dan perhatian individual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Naruto mampu memengaruhi, menginspirasi, dan menumbuhkan keyakinan baik pada lawan maupun sekutunya, yang sejalan dengan teori kepemimpinan modern. Namun, kontradiksi muncul karena dalam dunia nyata penerapan kepemimpinan transformasional kerap terbentur birokrasi dan resistensi organisasi, hal yang jarang ditampilkan dalam narasi fiksi. Temuan ini menegaskan bahwa media populer dapat menjadi sumber refleksi kepemimpinan, dan penelitian selanjutnya dapat memperluas kajian pada karya fiksi lain untuk dibandingkan dengan praktik nyata. ABSTRACT Transformational leadership is important to understand because it can drive change and inspire followers; however, in fictional representations such as the anime Naruto Shippuden, this leadership value is often perceived merely as entertainment rather than a reflection of actual leadership theory. This study aims to examine how Naruto Uzumaki demonstrates transformational leadership through his dialogue and actions, and how it relates to modern leadership practices. The method employed is qualitative descriptive, with a narrative examination of relevant scenes, focusing on the four dimensions of transformational leadership: idealized influence, inspirationalmotivation, intellectual stimulation, and individualized consideration. The findings indicate that Naruto is able to influence, inspire, and foster confidence in both allies and opponents, aligning with modern leadership theory. Nevertheless, contradictions arise because in the real world, the implementation of transformational leadership often encounters bureaucratic obstacles and organizational resistance—challenges rarely depicted in fictional narratives. These findings emphasize that popular media can serve as a source of leadership reflection, and future research could expand the study to other fictional works for comparison with real-world practices.
Representasi Kepemimpinan Transformasional Pada Karakter Abah dalam Film Keluarga Cemara 1 Seisha Hariono, Emely; Indah Dwi Ariani, Novita; Dimisyqiyani, Erindah; Amaliyah, Amaliyah; Gayuh Aji, Gagas; Amalia Sinulingga, Rizky
IKRAITH-EKONOMIKA Vol. 9 No. 2 (2026): IKRAITH-EKONOMIKA Vol 9 No 2 Juli 2026
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37817/ikraith-ekonomika.v9i2.5391

Abstract

ABSTRAK Kepemimpinan sering kali dikaitkan dengan organisasi dan institusi, tetapi juga muncul di dalam keluarga. Film Keluarga Cemara 1 menggambarkan Abah sebagai sosok ayah yang membimbing keluarganya melalui masa krisis setelah kehilangan stabilitas keuangan. Penelitian ini menganalisis bagaimana kepemimpinan Abah mencerminkan prinsip-prinsip kepemimpinan transformasional. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan pendekatan naratif, adegan-adegan dalam film diteliti untuk menginterpretasikan perilakuAbah berdasarkan empat dimensi inti dari kepemimpinan transformasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Abah mencerminkan integritas, memotivasi anak-anaknya dengan optimisme, mendorong tanggung jawab dan pemikiran kritis, serta memberikan perhatian individu untuk membangun kepercayaan. Karakteristik ini memungkinkan keluarga untuk menyesuaikan diri dan tetap bersatu dalam situasi sulit. Penelitian ini menyarankan bahwa film-film populer dapat berfungsi sebagai media pendidikan dengan menyajikan contoh konkret kepemimpinan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. ABSTRACT Leadership is often associated with organizations and institutions, yet it also emerges within families. The movie Keluarga Cemara 1 presents Abah as a father who guides his family through crisis after losing financial stability. This research examines how Abah’s leadership reflects the principles of transformational leadership. Applying a qualitative descriptive method with a narrative approach, film scenes were analyzed to interpret Abah’s behaviors based on four core dimensions of transformational leadership. The results indicate that Abah exemplifies integrity, inspires his children with optimism, encourages responsibility and critical thinking, and provides individual attention to build trust. These qualities enable the family to adapt and remain united in difficult situations. The study suggests that popular films can serve as educational media by portraying practical examplesof leadership that are relevant to everyday life.
Representasi Kepemimpinan Transformasional Perempuan dalam Film “Bila Esok Ibu Tiada” (2024): Pemaknaan Peran Ibu sebagai Pemimpn Keluarga Chandika Maharani, Vannesya; Bilqis kinanti, Amara; Dimisyqiyani, Erindah; Amaliyah, Amaliyah; Gayuh Aji, Gagas; Amaliya Sinulingga, Rizky
IKRAITH-EKONOMIKA Vol. 9 No. 2 (2026): IKRAITH-EKONOMIKA Vol 9 No 2 Juli 2026
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37817/ikraith-ekonomika.v9i2.5428

Abstract

ABSTRAK Kepemimpinan transformasional biasanya dibicarakan dalam lingkungan organisasi dan dianggap mampu meningkatkan hasil kerja serta semangat para anggotanya. Meskipun begitu, penelitian tentang kepemimpinan transformasional dalam keluarga masih belum banyak, padahal keluarga adalah unit sosial yang paling kecil namun sangat penting dalam membentuk kepribadian dan nilai moral seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana nilai kepemimpinan transformasional terlihat dalam film Bila Esok Ibu Tiada (2024) melalui sosok Ibu Rahmi, yang berperan sebagai ibu dan sekaligus pemimpin keluarga. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan naratif, dengan menganalisis adegan dan dialog dalam film yang menunjukkan empat dimensi kepemimpinan transformasional, yaitu pengaruh ideal, motivasiinspiratif, stimulasi intelektual, serta pertimbangan individual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ibu Rahmi mampu mempertahankan keharmonisan keluarga dengan penuh empati, menjadi contoh moral yang baik, serta mendorong anak-anak untuk berpikir lebih jernih. Namun, tindakannya menyembunyikan penyakit anak juga menunjukkan adanya dilema antara perlindungan dan transparansi, sehingga kepemimpinan dalam keluarga tidak selalu sempurna. Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa film bisa menjadi alat pembelajaran tentang kepemimpinan yang penuh nilai moral, serta memberikan ruang untuk mempertimbangkan peran ganda perempuan sebagai ibu sekaligus pemimpin keluarga. ABSTRACT Transformational leadership is commonly discussed in organizational settings and is considered capable of improving work performance and the morale of its members. However, research on transformational leadership within the family is still limited, even though the family is the smallest social unit but is very important in shaping a person's personality and moral values. This study aims to analyze how transformational leadership values are seen in the film Bila Esok Ibu Tiada (2024) through the character of Ibu Rahmi, who plays the role of both mother and family leader. The method used is a descriptive qualitative method with a narrative approach, by analyzing scenes and dialogue in the film that demonstrate four dimensions of transformational leadership: idealized influence,inspirational motivation, intellectual stimulation, and individual consideration. The results show that Ibu Rahmi is able to maintain family harmony with empathy, serves as a good moral example, and encourages children to think more clearly. However, her actions in concealing her child's illness also demonstrate the dilemma between protection and transparency, so that family leadership is not always perfect. Thus, this study shows that film can be a learning tool about leadership full of moral values, and provides space to consider the dual role of women as mothers and family leaders.
Co-Authors Abdullah, Siti Intan Nurdiana Wong Ajeng Rachma Pertiwi, Ajeng Rachma Aji , Gagas Akbar Al Majid, Muhammad Kelvin Amalia, Nayla Lisda Amaliya Sinulingga, Rizky Amaliyah, Amaliyah Ameziziana, Ameziziana Ananda Lutfitami, Ratu Hemas Titalya Anatasya Permatha Bayu, Jezicka Anggraeni, Navelsa Anggraeni, Novi Dwi Angraeni, Navelsa Anwar, Hidan Razan Aqilah , Nawal Arlinda Dwi Ariyani, Diva Assita, Rodhatul Auliya, Sinta Rahmah Ayudia Arianti, Adhis Ayudya, Hasna Sima Bilqis Kinanti, Amara Calista, Ellysia Dea Chandika Maharani, Vannesya Chandra, Bintang Adi Claresta, Eilen Dewi, Indri Mustika Dwi Ariani, Novita Indah Eka Lestari Hafqi Putri Fahria Herlambang, Ivan Fardana, Valdavi Rachma Otta Ferdian, Fina Ayu Gagas Gayuh Aji, Gagas Gayuh Gayuh Aji , Gagas Gayuh Aji, Gagas Hardiansyah, Putri Herlambang, Iqbal Septiyan Putra Humaira, Faizza Husna, Nawra Aqila Ilham Rohmatulloh, Sendi Indah Dwi Ariani, Novita Inovasi, Gema Cahaya Kertahadi Kertahadi Kinanti, Amara Bilqis Marischa Resmana, Sheila Maysura, Suci Qaulan Muhammad Fikri Muhammad, Bagus Nurchidayah Mustika Dewi, Indri Nugroho, Dewa Rizky Nurcholis, Sony Wijaya Pamungkas Umagafi, Dimitri Putri Ramadhani, Dinar Rahma, Dinda Aulia Rahmadani, Putri Nia Rasyid As Syafi’i, Muhammad Fadhila Rintaati Putri, Allea Rizky Amalia Rizky Hidayatullah Al Huda, Muhammad Ainur Rizky Rizky, Rizky Rizqi Faradisa, Adinda Romadhoni Sasongko, Nandamar Sahlimar, Nadiya Sahwa Salman Alfarisi Seisha Hariono, Emely Sinulingga, Rizki Amalia Sinulingga, Rizky Amalia Sinungga, Rizki Amalia Suhadak Suhadak Triwastuti, Amaliyah Ria Ulfa, Dita Fachriza Wardani , Nazhifah Wardani, Nazhifah Wicaksono, Herlyanto Doni Wishelda Izdihar, Damara Yuniati, Anggita Dwi Zahra Hasoloan, Hanifah Az