Auvia, Sirrul
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penguatan Kearifan Lokal (Local Wisdom) dan Watak Kewarganegaraan (Civic Disposition) Melalui Sabtu Budaya di SMP Negeri Se-Kota Mataram Sawaludin, Sawaludin; Zubair, Muh.; Tripayana, I Nengah Agus; Basariah, Basariah; Artina, Fitriah; Auvia, Sirrul; Khanim, Khairil
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 10 No. 4 (2025): November
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v10i4.4099

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi Sabtu Budaya dalam memperkuat kearifan lokal (local wisdom) dan membentuk watak kewarganegaraan (civic disposition) siswa SMP Negeri di Kota Mataram. Urgensi penelitian ini berangkat dari kebutuhan pendidikan di Indonesia untuk mengembangkan pembelajaran yang kontekstual, holistik, dan berakar pada nilai budaya lokal, sekaligus memperkuat karakter kebangsaan di tengah arus globalisasi dan perubahan sosial yang cepat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus (case study design). Data dikumpulkan melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam dengan guru, siswa, dan kepala sekolah, serta dokumentasi kegiatan Sabtu Budaya di beberapa sekolah negeri di Kota Mataram. Analisis data dilakukan dengan model interaktif Miles & Huberman melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, serta diuji keabsahannya menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sabtu Budaya berfungsi sebagai media pembelajaran kontekstual dan berbasis pengalaman (experiential learning) yang efektif dalam mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal Sasambo ke dalam pendidikan karakter dan kewarganegaraan. Kegiatan seperti begibung, pertunjukan seni, dan permainan tradisional menumbuhkan rasa kebanggaan budaya, kedisiplinan, tanggung jawab sosial, gotong royong, serta toleransi di kalangan siswa. Lebih jauh, praktik ini memperkuat civic disposition melalui keterlibatan aktif dan refleksi sosial budaya yang menumbuhkan sikap partisipatif, empati, dan kesadaran demokratis. Implementasi Sabtu Budaya juga memperlihatkan keterpaduan antara nilai lokal dan visi Global Citizenship Education, di mana siswa belajar menjadi warga global tanpa kehilangan akar budaya lokalnya. Meskipun dihadapkan pada keterbatasan fasilitas dan variasi dukungan kebijakan, kolaborasi antara sekolah, guru, orang tua, dan komunitas budaya mampu menjaga keberlanjutan program. Dengan demikian, Sabtu Budaya menjadi model pembelajaran transformatif yang tidak hanya melestarikan tradisi Sasambo, tetapi juga membentuk generasi muda yang kritis, kreatif, toleran, dan berkarakter Pancasila.
PEMBELAJARAN BERBASIS PANCASILA DALAM ETIKA TRANSAKSI DIGITAL: ANALISIS PEMANFAATAN PEMBAYARAN DIGITAL MAHASISWA Auvia, Sirrul; Amalia, Trisilia Deta; Karina; Abdillah, Aditya; Farenda, Baiq Nila; Febriana, Baiq Susanti; Herianto, Edy
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 9 No. 04 (2024): Volume 09 No. 04, Desember 2024.
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v9i04.20761

Abstract

This study explores the integration of Pancasila values in students' digital transaction ethics through the use of QRIS in the FKIP Universitas Mataram canteen. With a qualitative phenomenological approach, this study collected data through observation and in-depth interviews. The results show that the use of QRIS provides convenience, efficiency, and security in digital transactions. However, obstacles such as unstable internet networks and QR code damage still occur. This study confirms that learning based on Pancasila values, such as justice, mutual-cooperation, responsibility, and transparency, plays an important role in shaping students' transaction ethics. The integration of these values encourages students to transact wisely, prevent consumptive behavior, and build a sustainable and ethical digital ecosystem. Education plays a strategic role in ensuring that students are not only technologically proficient but also have high moral awareness and social responsibility. Thus, the implementation of QRIS in the campus environment is an effective means of instilling character based on Pancasila in the digital era. Keywords: Learning, Pancasila values, digital ethics.