Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengungkapan Love Languange Dalam Hubungan Romantis Putri Nainggolan; Qoni’ah Nur Wijayani
Khatulistiwa: Jurnal Pendidikan dan Sosial Humaniora Vol. 4 No. 1 (2024): Maret : Jurnal Pendidikan dan Sosial Humaniora
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/khatulistiwa.v4i1.2755

Abstract

Humans as social creatures interact to fulfill their needs in life. The need to be loved is one of the social needs that humans need. Therefore, humans always want to have a romantic relationship. A person can have a romantic relationship, which is also called dating. A boyfriend or girlfriend is an important need in a person's life because when they are with their partner a person is more courageous in expressing their ideas, thoughts, opinions, feelings and behavior, which makes it easier for them to be involved in the socialization process. Communication is the most important key in a relationship so that individuals understand each other and there are no misunderstandings between partners that result in the collapse of the relationship. Love language communication is the unique way each person expresses their affection in a relationship, which can be through words of affirmation, quality time, acts of service, receiving gifts, and physical touch. This theory was developed and introduced by Gary Chapman in 1992. This research employs a qualitative method, including interviews, document analysis, and field observations. The aim of this study is to discover the love languages of each individual in a relationship and how they express and communicate these love languages to their partners through everyday activities to satisfy their partners in maintaining a relationship. The research findings indicate that communication between couples in expressing their affection can vary, whether through verbal or non- verbal means, such as providing encouragement, spending quality time together, giving gifts, physical touch, and problem-solving using each partner's love language, discussing issues to find solutions to prevent prolonged conflicts.
MENGHADAPI FRIKSI BUDAYA: KOMUNIKASI MAHASISWA SUMATERA DALAM MEMBANGUN HUBUNGAN DENGAN MAHASISWA MADURA Putri Nainggolan
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 3 No. 6 (2025): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Juni
Publisher : PT. Media Akademik Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62281/v3i6.2225

Abstract

Penelitian ini membahas pengalaman komunikasi lintas budaya mahasiswa asal Sumatera yang menempuh pendidikan tinggi di Madura. Mahasiswa ini menghadapi berbagai bentuk friksi budaya, khususnya perbedaan bahasa, nilai, norma, dan gaya komunikasi. Dengan pendekatan studi kasus kualitatif, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam terhadap mahasiswa etnis Batak dan Karo yang telah menempuh studi di Madura setidaknya selama satu semester. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kendati terdapat kendala bahasa terutama ketidakmampuan memahami bahasa Madura, mahasiswa tetap mampu membangun hubungan sosial melalui strategi komunikasi yang adaptif, seperti menggunakan bahasa Indonesia, bersikap terbuka, dan aktif dalam kegiatan kampus. Penelitian ini juga menyoroti bahwa friksi budaya menjadi momen pembelajaran lintas budaya yang memperkuat kompetensi komunikasi antarpersonal dan memperluas kesadaran budaya. Selain itu, komunitas mahasiswa dan ruang sosial kampus memainkan peran penting dalam memfasilitasi integrasi dan menjadi sarana negosiasi identitas. Temuan ini dapat menjadi acuan bagi institusi pendidikan tinggi dalam mengembangkan lingkungan yang inklusif dan sensitif terhadap keberagaman budaya mahasiswa perantau. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap wacana kompetensi komunikasi antarbudaya dalam konteks lokal.
STRATEGI KRISIS KOMUNIKASI PT TELKOM INDONESIA DALAM MENANGANI GANGGUAN LAYANAN INDIHOME TERHADAP PELANGGAN DI MEDIA SOSIAL Moh Khibrah Aufa Firdausi; Laura Mandalahi; Dewi Solehatin; Putri Nainggolan; Raffi Dwi Nanda Hartoni
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 3 No. 6 (2025): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Juni
Publisher : PT. Media Akademik Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62281/v3i6.2381

Abstract

Krisis komunikasi merupakan situasi di mana organisasi menghadapi tekanan komunikasi secara mendadak akibat peristiwa yang mengancam reputasi, kepercayaan publik, atau kelangsungan operasional perusahaan. Dalam konteks perusahaan penyedia layanan internet, seperti PT Telkom Indonesia melalui produk IndiHome, gangguan layanan yang meluas dapat memicu krisis komunikasi apabila tidak ditangani secara tepat dan cepat. Penelitian ini membahas strategi krisis komunikasi yang diterapkan oleh PT Telkom Indonesia dalam merespons gangguan layanan IndiHome, khususnya melalui media sosial sebagai kanal utama komunikasi publik. Gangguan jaringan yang terjadi secara nasional sering kali menimbulkan reaksi negatif dari pelanggan, seperti meningkatnya keluhan dan sentimen negatif di berbagai platform digital. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana PT Telkom merespons situasi krisis, bentuk pesan yang disampaikan, kecepatan komunikasi, serta efektivitas strategi dalam meredam kepanikan publik dan menjaga reputasi perusahaan. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif, melalui analisis isi (content analysis) terhadap akun resmi IndiHome di Twitter dan Instagram selama periode gangguan layanan besar pada tahun tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun PT Telkom telah memiliki kerangka komunikasi krisis, masih terdapat kelemahan dalam hal transparansi informasi, keterlambatan respons, dan kurangnya keterlibatan langsung dengan pelanggan. Penelitian ini merekomendasikan penguatan sistem manajemen krisis berbasis digital dan peningkatan kapasitas tim media sosial dalam menghadapi situasi darurat.