Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Gambaran Pola Makan pada Balita Stunting Ilma, Hikmawati; Agrina, Agrina; Sabrian, Febriana
Indonesian Research Journal on Education Vol. 4 No. 4 (2024): irje 2024
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/irje.v4i4.1720

Abstract

Stunting adalah suatu kondisi ketika Tinggi Badan (TB) anak lebih pendek dari rata-rata anak seusianya disebabkan oleh masalah asupan nutrisi dan pola makan yang tidak sesuai dalam waktu cukup lama. Stunting adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Panjang Badan atau Tinggi Badan menurut Umur (PB/U atau TB/U)  dalam standar antropometri penilaian status gizi anak. untuk mengetahui gambaran pola makan pada balita stunting. penelitian kuantitatif menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross-sectional dan menggunakan teknik pengambilan sampel total sampling berjumlah 59 ibu yang memiliki balita stunting di wilayah kerja Puskesmas Rejosari. Pengumpulan data menggunakan kuesioner pola makan kemudian dianalisis menggunakan analisis univariat. mayoritas balita stunting berusia 25-59 bulan (69,5%), berjenis kelamin laki-laki (54,2%), TB sangat pendek (59,3%), BB sangat kurang (52,5%), mayoritas usia ibu balita stunting 20-35 tahun (74,6%), bekerja sebagai IRT (86,4%), berpendidikan terakhir SMA/sederajat (64,4%). Hasil penilaian pola makan balita stunting menunjukkan sudah dalam kategori tepat (79.7%) dengan pemberian jenis makanan dalam kategori tepat (67,8%), jumlah makanan dalam kategori tepat (69,5%), dan jadwal makan dalam kategori tepat (76,3%). Pola makan balita di wilayah kerja Puskesmas Rejosari termasuk dalam golongan tepat. Pola pemberian makan yang sudah tepat namun balita masih mengalami stunting dapat saja terjadi karena riwayat pola makan tidak tepat terdahulu sehingga asupan nutrisi pola makan yang tepat sekarang belum mampu sepenuhnya menunjang pertumbuhan balita stunting. Keterbatasan ekonomi, konsumsi vitamin dan mineral masih menjadi faktor penghambat dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi balita stunting.
Senam Tera Sebagai Terapi Fisik Untuk Lansia Dengan Asam Urat di Panti Sosial Dianti, Puteri; Aziz, Ari Rahmat; Arneliwati; Tesa, Auliana; Imam N, Dimas; Nurhidayah; Purwanti, Sri Agustin; Alhisyam, Adany Sulthan; Sarifah, Khofifah Dwi; Riasti, Rini; Hanifa, Ummu; Ilma, Hikmawati; Nadila, Roja; Biisnilla, Ella
Jurnal Masyarakat Madani Indonesia Vol. 5 No. 1 (2026): Februari (In Progress)
Publisher : Alesha Media Digital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59025/d68bn485

Abstract

Asam urat merupakan salah satu masalah kesehatan yang seringkali dialami lansia akibat penurunan fungsi ginjal. Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan kesehatan lansia melalui senam tera sebagai intervensi nonfarmakologis pada lansia dengan asam urat. Mitra pengabdian adalah Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Husnul Khotimah Pekanbaru. Metode pengabdian meliputi tahap persiapan, edukasi mengenai asam urat dan senam tera, demonstrasi gerakan, praktik senam bersama selama ±20 menit, serta evaluasi melalui observasi langsung dan laporan verbal lansia mengenai kondisi nyeri dan kebugaran. Kegiatan diikuti oleh 10 orang lansia sebagai peserta. Hasil evaluasi menunjukkan adanya penurunan keluhan nyeri pada 60% peserta, penigkatan kebugaran sebanyak 80%, peningkatan kenyamanan pada 70% peserta, dan 90% peserta menyatakan antusias untuk melanjutkan senam tera secara rutin. Evaluasi juga memperlihatkan adanya perubahan tingkat nyeri dari kategori sedang menjadi ringan dan tidak nyeri. Senam tera terbukti memberikan manfaat bagi lansia dengan urat, serta berpotensi menjadi strategi nonfarmakologis yang berkelanjutan untuk pengendalian gejala asam urat di lingkungan panti sosial.