Kurangnya variasi proses pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan pada umumnya kurang mendorong siswa untuk berpikir kritis. Kemampuan ini dapat dimiliki oleh siswa jika salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu menetapkan strategi, dan taktik dapat diterapkan. Penerapan tersebut melalui model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang diduga dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kritis yaitu model Problem Based Learning. Hal tersebut dapat dilihat pada kelebihan model, salah satunya yaitu menjadikan siswa berpikir kritis. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian yaitu siswa kelas XII MIPA 1 SMAN 1 Mojokerto yang berjumlah 30 orang. Materi yang digunakan yaitu pengolahan makanan khas daerah yang dimodifikasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode non tes, dan tes. Instrumen yang digunakan yaitu non tes berupa lembar observasi siswa, dan tes berupa soal essay. Hasil observasi menunjukkan terdapat kenaikan jumlah rata-rata persentase yaitu sebesar 6,38 %. Rincian perolehan persentase yaitu 75,19 % pada siklus I, dan 81,57 % pada siklus II. Hasil tes menunjukkan bahwa peningkatan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis pada siklus I mendapatkan nilai sebesar 75,19%, sedangkan pada siklus II mendapatkan nilai rata-rata nilai 81,57%. Selisih dari diterapkannya model pembelajaran PBL kedua siklus pada kemampuan berpikir kritis yaitu sebesar 6,38 %. Terjadi peningkatan aktivitas siswa sesuai indikator model pembelajaran Problem Based Learning, dan kemampuan berpikir kritis siswa meningkat dari siklus I ke siklus II. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa upaya penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pengolahan makanan khas daerah yang dimodifikasi berpengaruh signifikan.